Ilmuwan Inggris Ungkap Teori Tempat Berlian Muncul

Kamis, 24 Agustus 2023 - 21:35 WIB
loading...
Ilmuwan Inggris Ungkap...
Berlian terbentuk jauh di dalam kerak bumi, sekitar 93 mil atau 150 kilometer di bawah tanah dan terangkat ke permukaan dalam letusan yang disebut kimberlit. Foto/Learning Geology
A A A
LONDON - Para peneliti Inggris telah menemukan pola tempat berlian muncul ke permukaan Bumi akibat benua super yang terpecah. Biasanya pecahan benua super memicu letusan gunung berapi yang besar dan eksplosif.

Thomas Gernon, seorang profesor ilmu bumi dan iklim di University of Southampton di Inggris, menjelaskan bahwa berlian terbentuk jauh di dalam kerak bumi, sekitar 93 mil atau 150 kilometer di bawah tanah. Berlian terangkat ke permukaan dengan sangat cepat dalam letusan yang disebut kimberlit.

“Kimberlit ini bergerak dengan kecepatan antara 18 hingga 133 km/jam. Beberapa letusan mungkin telah menciptakan ledakan gas dan debu seperti Gunung Vesuvius,” kata Thomas Gernon, dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Kamis (24/8/2023).



Gernon menuturkan, kimberlit paling sering terjadi pada saat lempeng tektonik mengatur ulang diri mereka secara besar-besaran, seperti saat pecahnya superkontinen Pangaea. Anehnya, kimberlites sering meletus di tengah benua dan kerak bagian dalam yang tebal, keras, dan sulit untuk dihancurkan.

“Berlian telah berada di dasar benua selama ratusan juta atau bahkan miliaran tahun. Pasti ada rangsangan yang mendorong tiba-tiba, karena letusan ini sendiri sangat kuat, sangat eksplosif,” kata Gernon.
Ilmuwan Inggris Ungkap Teori Tempat Berlian Muncul


Gernon dan rekan-rekannya memulai dengan mencari korelasi antara usia kimberlit dan tingkat fragmentasi lempeng yang terjadi pada saat itu. Mereka menemukan bahwa selama 500 juta tahun terakhir, terdapat pola di mana lempeng-lempeng tersebut mulai terlepas, kemudian 22 juta hingga 30 juta tahun kemudian, puncak letusan kimberlite.

Pola ini juga berlaku selama 1 miliar tahun terakhir, tetapi dengan ketidakpastian yang lebih besar mengingat sulitnya menelusuri siklus geologi. Misalnya, para peneliti menemukan bahwa letusan kimberlite terjadi di tempat yang sekarang disebut Afrika dan Amerika Selatan, dimulai sekitar 25 juta tahun setelah pecahnya benua super selatan Gondwana, sekitar 180 juta tahun yang lalu.



Amerika Utara saat ini juga mengalami lonjakan kimberlit setelah Pangaea mulai retak sekitar 250 juta tahun yang lalu. Menariknya, letusan kimberlite ini tampaknya dimulai di tepi celah dan kemudian berjalan terus menuju pusat massa daratan.

Hal ini mengaduk batuan dengan banyak air dan karbon dioksida yang terperangkap di dalamnya, bersama dengan banyak mineral utama kimberlite, termasuk berlian. “Hasilnya seperti mengocok sebotol sampanye,” kata Gernon.

Temuan ini, lanjut Gernon, bisa berguna dalam mencari deposit berlian yang belum ditemukan. Mereka mungkin juga membantu menjelaskan mengapa ada jenis letusan gunung berapi lain yang terkadang terjadi lama setelah pecahnya benua super di wilayah yang seharusnya stabil.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2635 seconds (0.1#10.140)