Perubahan Iklim Semakin Gawat, Ilmuwan Akan Sebar Besi di Samudra Pasifik
loading...
A
A
A
LONDON - Para ilmuwan berencana baru mengatasi perubahan iklim dengan mengisi Samudra Pasifik dengan besi.
Teknik ini dikenal sebagai pemupukan besi laut (OIF) dan dalam proses ini, besi berbentuk bubuk ditaburkan di permukaan laut untuk merangsang pertumbuhan tanaman laut ' fitoplankton'. Tanaman laut ini menyerap karbon dioksida dan memerangkapnya di laut.
Menurut model komputer, jika dua juta ton besi dilepaskan ke laut setiap tahun, proses tersebut akan menghilangkan sekitar 50 miliar ton karbon dioksida pada tahun 2100.
Sesuai rencana para peneliti, besi akan dilepaskan di area seluas 3.800 mil persegi di timur laut Pasifik pada tahun 2026.
Saat ini, para ilmuwan di lembaga nirlaba Exploring Ocean Iron Solutions (ExOIS) telah meneliti ide penyebaran besi sulfat di daerah-daerah yang kekurangan nutrisi.
Kelangkaan tinggi terjadi di Samudra Pasifik Timur Laut yang menyebar dari pantai barat Amerika Utara dan Selatan ke pantai timur Asia dan hingga ke Kutub Utara.
Menurut para ilmuwan, distribusi zat besi di area ini akan meningkatkan pertumbuhan fitoplankton dan mengurangi karbon dioksida dari atmosfer pada tahun-tahun mendatang.
Para peneliti telah menyarankan bahwa mendistribusikan besi sulfat di lautan akan membantu membatasi pemanasan global hingga 2,7 derajat Fahrenheit.
Para ahli telah memperingatkan bahwa zat besi dapat menyebabkan berkurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk kehidupan laut dan mematikan beberapa jaring makanan di laut.
Baca Juga
Teknik ini dikenal sebagai pemupukan besi laut (OIF) dan dalam proses ini, besi berbentuk bubuk ditaburkan di permukaan laut untuk merangsang pertumbuhan tanaman laut ' fitoplankton'. Tanaman laut ini menyerap karbon dioksida dan memerangkapnya di laut.
Menurut model komputer, jika dua juta ton besi dilepaskan ke laut setiap tahun, proses tersebut akan menghilangkan sekitar 50 miliar ton karbon dioksida pada tahun 2100.
Sesuai rencana para peneliti, besi akan dilepaskan di area seluas 3.800 mil persegi di timur laut Pasifik pada tahun 2026.
Saat ini, para ilmuwan di lembaga nirlaba Exploring Ocean Iron Solutions (ExOIS) telah meneliti ide penyebaran besi sulfat di daerah-daerah yang kekurangan nutrisi.
Kelangkaan tinggi terjadi di Samudra Pasifik Timur Laut yang menyebar dari pantai barat Amerika Utara dan Selatan ke pantai timur Asia dan hingga ke Kutub Utara.
Menurut para ilmuwan, distribusi zat besi di area ini akan meningkatkan pertumbuhan fitoplankton dan mengurangi karbon dioksida dari atmosfer pada tahun-tahun mendatang.
Para peneliti telah menyarankan bahwa mendistribusikan besi sulfat di lautan akan membantu membatasi pemanasan global hingga 2,7 derajat Fahrenheit.
Para ahli telah memperingatkan bahwa zat besi dapat menyebabkan berkurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk kehidupan laut dan mematikan beberapa jaring makanan di laut.