Harta Karun Lithium Terbesar di AS Diperkirakan Bernilai Rp23.000 Triliun
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Penemuan harta karun sumber Lithium terbesar di supervolcano Kaldera McDermitt, Nevada-Oregon, Amerika Serikat (AS) yang diklaim sebagai terbesar di dunia. Bahkan nilainya diperkirakan mencapai USD1,5 triliun atau sekitar Rp23.036 triliun (Rp23,036 kuadriliun).
Ahli geologi telah menemukan apa yang mereka yakini sebagai deposit lithium terbesar di dunia di dalam gunung berapi purba di sepanjang perbatasan Nevada-Oregon di AS. Dikutip dari laman Daily Mail, Selasa (12/9/2023), tanah liat yang mengandung hingga 40 juta metrik ton logam mulia lithium telah diidentifikasi di Kaldera McDermitt.
Jumlah ini hampir dua kali lipat dari apa yang ditemukan di dataran garam Bolivia yang telah lama memegang rekor deposit lithium terbanyak. Pada tahun 2022, harga rata-rata lithium karbonat tingkat baterai adalah USD37.000 per metrik ton, yang berarti gunung berapi tersebut berpotensi memiliki nilai USD1,48 triliun.
Jumlah kandungan lithium di Kaldera McDermitt masih berdasarkan perkiraan karena belum ada pengeboran yang dilakukan. Namun, para ilmuwan telah menemukan konsentrasi lithium yang tinggi di kaldera itu sejak tahun 1970-an.
“Jika Anda mempercayai perkiraan mereka, ini adalah deposit litium yang sangat, sangat signifikan. Hal ini dapat mengubah dinamika litium secara global, dalam hal harga, keamanan pasokan, dan geopolitik,” kata Anouk Borst, seorang ahli geologi di KU Leuven University yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kepada Chemistry World.
Kaldera McDermitt diyakini terbentuk sekitar 19 juta tahun lalu, dan terakhir meletus 16 juta tahun lalu. Ahli geologi percaya letusan tersebut mendorong mineral dari dalam tanah ke permukaan, sehingga meninggalkan tanah liat smektit yang kaya lithium.
Lithium Americas Corporation yang berbasis di Kanada berencana untuk mulai menambang pada awal tahun 2026 dan berlangsung selama 40 tahun ke depan, kemudian menimbun kembali lubang tersebut. Namun, rencana tersebut mendapat kritik karena dampak pertambangan terhadap lingkungan dan klaim bahwa situs tersebut berada di tanah suci penduduk asli Amerika.
Logam Lithium merupakan komponen penting untuk bahan pembuat baterai yang menggerakkan segala hal, mulai dari smartphone hingga kendaraan listrik dan panel surya. China telah mendominasi pasar selama beberapa dekade karena 90% logam lithium ditambang dan disuling di negeri tirai bambu itu.
Ahli geologi telah menemukan apa yang mereka yakini sebagai deposit lithium terbesar di dunia di dalam gunung berapi purba di sepanjang perbatasan Nevada-Oregon di AS. Dikutip dari laman Daily Mail, Selasa (12/9/2023), tanah liat yang mengandung hingga 40 juta metrik ton logam mulia lithium telah diidentifikasi di Kaldera McDermitt.
Jumlah ini hampir dua kali lipat dari apa yang ditemukan di dataran garam Bolivia yang telah lama memegang rekor deposit lithium terbanyak. Pada tahun 2022, harga rata-rata lithium karbonat tingkat baterai adalah USD37.000 per metrik ton, yang berarti gunung berapi tersebut berpotensi memiliki nilai USD1,48 triliun.
Jumlah kandungan lithium di Kaldera McDermitt masih berdasarkan perkiraan karena belum ada pengeboran yang dilakukan. Namun, para ilmuwan telah menemukan konsentrasi lithium yang tinggi di kaldera itu sejak tahun 1970-an.
“Jika Anda mempercayai perkiraan mereka, ini adalah deposit litium yang sangat, sangat signifikan. Hal ini dapat mengubah dinamika litium secara global, dalam hal harga, keamanan pasokan, dan geopolitik,” kata Anouk Borst, seorang ahli geologi di KU Leuven University yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kepada Chemistry World.
Kaldera McDermitt diyakini terbentuk sekitar 19 juta tahun lalu, dan terakhir meletus 16 juta tahun lalu. Ahli geologi percaya letusan tersebut mendorong mineral dari dalam tanah ke permukaan, sehingga meninggalkan tanah liat smektit yang kaya lithium.
Lithium Americas Corporation yang berbasis di Kanada berencana untuk mulai menambang pada awal tahun 2026 dan berlangsung selama 40 tahun ke depan, kemudian menimbun kembali lubang tersebut. Namun, rencana tersebut mendapat kritik karena dampak pertambangan terhadap lingkungan dan klaim bahwa situs tersebut berada di tanah suci penduduk asli Amerika.
Logam Lithium merupakan komponen penting untuk bahan pembuat baterai yang menggerakkan segala hal, mulai dari smartphone hingga kendaraan listrik dan panel surya. China telah mendominasi pasar selama beberapa dekade karena 90% logam lithium ditambang dan disuling di negeri tirai bambu itu.
(wib)