Belajar dari Perang Ukraina, Militer AS Kembangkan Ghost-X

Rabu, 13 September 2023 - 20:41 WIB
loading...
Belajar dari Perang Ukraina, Militer AS Kembangkan Ghost-X
Sistem pesawat tanpa awak otonom Ghost-X diluncurkan pada 12 September 2023. (Foto: Anduril Industries)
A A A
JAKARTA - Militer Amerika Serikat tengah mengembangkan program Replicator untuk menyediakan ribuan sistem otonom berbiaya rendah.

Upaya tersebut dirancang untuk mencegah konflik dengan Tiongkok dan untuk memastikan AS memiliki keuntungan taktis jika konflik memang muncul. Inisiatif ini muncul setelah mempelajari perang Ukraina dan Rusia.

Sebagai awalan, sistem pesawat tanpa awak otonom Ghost-X diluncurkan pada 12 September 2023 oleh perusahaan teknologi AS, Anduril Industries. Versi terbaru dari sistem Ghost ini dapat membawa muatan lebih berat dan terbang dalam jangka waktu lebih lama.

“Sistem ini fleksibel, modular dan diciptakan khusus untuk pengintaian , keamanan dan perlindungan kekuatan,” kata Anduril Industries dalam sebuah pernyataan yang dirilis selama konferensi DSEI dikutip dari Defense News, Rabu (13/9/2023).

Desain ini didasarkan pada masukan dari Kementerian Pertahanan Inggris dan pelanggan Ghost lainnya, termasuk Angkatan Udara AS, Korps Marinir AS, dan Komando Operasi Khusus AS.

Baca Juga: China Luncurkan Pesawat Pengintai, Desainnya Mirip Pesawat Hawkeye AS

“Platform Ghost dirancang untuk beradaptasi dengan kebutuhan pengguna dengan desain yang fleksibel, dan Ghost-X mewujudkan misi tersebut melalui integrasi propulsi, muatan, dan perangkat lunak baru untuk lingkungan yang menantang di seluruh dunia,” kata Anduril.

Sistem propulsi varian X yang ditingkatkan memungkinkan pesawat membawa dua baterai, sehingga memperpanjang waktu penerbangan hingga 75 menit dan menggandakan kapasitas muatannya menjadi 9 kilogram (20 pon).

Sistem ini juga memiliki perangkat komunikasi jarak jauh opsional dan dapat dikonfigurasi untuk menerbangkan berbagai sensor dan muatan. Termasuk gimbal elektro-optik dan modul navigasi berbasis visi yang memungkinkannya terbang tanpa Sistem Satelit Navigasi Global atau GPS.

“Kemampuan baru ini berkontribusi pada sistem navigasi dan komunikasi berlapis yang diperkuat untuk memaksimalkan ketahanan dalam konektivitas rendah dan lingkungan yang sulit dijangkau,” kata perusahaan itu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1196 seconds (0.1#10.140)