Penjelajah Perseverance NASA Pecahkan Rekor Perjalanan Terlama di Mars
loading...
A
A
A
FLORIDA - Penjelajah Perseverance milik NASA memecahkan rekor perjalanan terlama di planet Mars secara autopilot. Penjelajah Perseverance menggunakan sistem navigasi otomatis, AutoNav, mampu bermanuver di wilayah berbahaya di planet Mars .
Autopilot penjelajah Perseverance memandu melewati batu-batu besar yang tidak terlihat oleh pesawat ruang angkasa yang mengorbit. Perjalanan yang mengesankan ini menghemat waktu berharga para ilmuwan selama berminggu penelitian.
Sistem navigasi terbukti luar biasa memandu penjelajah Perseverance secara aman di sekitar bebatuan yang tersembunyi. Pada akhir bulan Juni, Perseverance memasuki bidang batu besar bernama "Snowdrift Peak" dari timur.
Mula-mula penjelajah berhenti sejenak untuk memeriksa dua batu, kemudian dipandu sistem navigasi AutoNav, berjalan melewati medan berbatu. Saat rover tersebut keluar dari Snowdrift Peak pada akhir Juli, telah menempuh jarak 759 meter atau 0,8 kilometer.
“Jarak itu jauh lebih padat dari apa pun yang pernah ditemui Perseverance sebelumnya dan medan ini hanya dipenuhi bebatuan besar ini,” kata Del Sesto, wakil kepala perencana penjelajah Perseverance di Jet Propulsion Laboratory di California dikutip SINDOnews dari laman Space, Selasa (26/9/2023).
Jarak yang ditempuh penjelajah Perseverance sedikit lebih panjang dari jarak yang ditempuh sebelumnya sejauh 520 meter atau 0,5 kilometer di medan lurus. “Lebih banyak waktu mengemudi berarti lebih sedikit waktu untuk sains, jadi kami langsung terjun,” tambah Del Sesto.
Robot penjelajah NASA tetap terlindungi di medan asing dengan navigator otomatis sejak tahun 1997 ketika Sojourner, penjelajah Mars pertama milik badan antariksa tersebut, menghindari bebatuan berbahaya menggunakan navigator berbasis silikon. Namun memorinya sangat kecil sehingga penjelajah harus berhenti setiap 5,1 inci (13 sentimeter) untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.
Dengan perangkat lunak yang lebih baik, jarak tersebut meningkat seiring dengan setiap penerus yang mengunjungi Mars. Kini, Perseverance tidak perlu berhenti untuk memutuskan ke mana harus pergi selanjutnya, berkat kamera canggih dan komputer khusus untuk pemrosesan gambar, yang bersama-sama membantu AutoNav merencanakan rute secara real-time.
“Penjelajah kami adalah contoh sempurna dari pepatah lama ‘dua otak lebih baik dari satu’. Perseverance adalah penjelajah pertama yang memiliki dua otak komputer yang bekerja bersama, memungkinkannya mengambil keputusan dengan cepat,” kata Vandi Verma, kepala insinyur misi operasi robotik di JPL.
Otak yang terprogram tersebut juga telah membantu Perseverance mencetak rekor sebelumnya di Mars untuk perjalanan off-road sejauh 699,9 meter (0,6 kilometer) di Kawah Jezero. Ini merupakan perjalanan terpanjang tanpa dipandu manusia.
Awal bulan ini, Perseverance memulai kampanye sains keempatnya dengan menjelajahi wilayah dalam tepi barat Kawah Jezero, yang tampaknya kaya akan karbonat. Ini merupakan sebuah petunjuk menarik yang dapat menjelaskan lebih banyak tentang kehidupan mikroba purba yang mungkin ada di Mars.
“Medan baru ini pasti akan memberikan tantangan bagi kami dan AutoNav. Tetapi di situlah letak sainsnya,” kata Mark Maimone, wakil kepala tim operasi robotik di Perseverance.
Autopilot penjelajah Perseverance memandu melewati batu-batu besar yang tidak terlihat oleh pesawat ruang angkasa yang mengorbit. Perjalanan yang mengesankan ini menghemat waktu berharga para ilmuwan selama berminggu penelitian.
Sistem navigasi terbukti luar biasa memandu penjelajah Perseverance secara aman di sekitar bebatuan yang tersembunyi. Pada akhir bulan Juni, Perseverance memasuki bidang batu besar bernama "Snowdrift Peak" dari timur.
Mula-mula penjelajah berhenti sejenak untuk memeriksa dua batu, kemudian dipandu sistem navigasi AutoNav, berjalan melewati medan berbatu. Saat rover tersebut keluar dari Snowdrift Peak pada akhir Juli, telah menempuh jarak 759 meter atau 0,8 kilometer.
“Jarak itu jauh lebih padat dari apa pun yang pernah ditemui Perseverance sebelumnya dan medan ini hanya dipenuhi bebatuan besar ini,” kata Del Sesto, wakil kepala perencana penjelajah Perseverance di Jet Propulsion Laboratory di California dikutip SINDOnews dari laman Space, Selasa (26/9/2023).
Jarak yang ditempuh penjelajah Perseverance sedikit lebih panjang dari jarak yang ditempuh sebelumnya sejauh 520 meter atau 0,5 kilometer di medan lurus. “Lebih banyak waktu mengemudi berarti lebih sedikit waktu untuk sains, jadi kami langsung terjun,” tambah Del Sesto.
Robot penjelajah NASA tetap terlindungi di medan asing dengan navigator otomatis sejak tahun 1997 ketika Sojourner, penjelajah Mars pertama milik badan antariksa tersebut, menghindari bebatuan berbahaya menggunakan navigator berbasis silikon. Namun memorinya sangat kecil sehingga penjelajah harus berhenti setiap 5,1 inci (13 sentimeter) untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.
Dengan perangkat lunak yang lebih baik, jarak tersebut meningkat seiring dengan setiap penerus yang mengunjungi Mars. Kini, Perseverance tidak perlu berhenti untuk memutuskan ke mana harus pergi selanjutnya, berkat kamera canggih dan komputer khusus untuk pemrosesan gambar, yang bersama-sama membantu AutoNav merencanakan rute secara real-time.
“Penjelajah kami adalah contoh sempurna dari pepatah lama ‘dua otak lebih baik dari satu’. Perseverance adalah penjelajah pertama yang memiliki dua otak komputer yang bekerja bersama, memungkinkannya mengambil keputusan dengan cepat,” kata Vandi Verma, kepala insinyur misi operasi robotik di JPL.
Otak yang terprogram tersebut juga telah membantu Perseverance mencetak rekor sebelumnya di Mars untuk perjalanan off-road sejauh 699,9 meter (0,6 kilometer) di Kawah Jezero. Ini merupakan perjalanan terpanjang tanpa dipandu manusia.
Awal bulan ini, Perseverance memulai kampanye sains keempatnya dengan menjelajahi wilayah dalam tepi barat Kawah Jezero, yang tampaknya kaya akan karbonat. Ini merupakan sebuah petunjuk menarik yang dapat menjelaskan lebih banyak tentang kehidupan mikroba purba yang mungkin ada di Mars.
“Medan baru ini pasti akan memberikan tantangan bagi kami dan AutoNav. Tetapi di situlah letak sainsnya,” kata Mark Maimone, wakil kepala tim operasi robotik di Perseverance.
(wib)