China Resmi Luncurkan Kereta Api Laut Berkecepatan Tinggi

BEIJING - China meluncurkan jalur kereta api berkecepatan tinggi pertamanya yang akan melintasi beberapa teluk dan membentang di sepanjang pantai tenggara provinsi Fujian dekat Selat Taiwan.



Seperti dilansir dari Reuters, Jumat (29/9/2023), kereta berkecepatan tinggi tersebut berangkat dari Fuzhou, ibu kota Fujian, China Timur hari ini dan membuka jalur kereta api Fuzhou-Xiamen-Zhangzhou sepanjang 277 kilometer (km), Xinhua melaporkan.

Ini adalah rute lintas laut pertama China dengan kereta berkecepatan tinggi yang melewati jembatan yang membentang di tiga teluk pesisir dan mampu mencapai kecepatan maksimum hingga 350 km per jam (km/jam), kata media pemerintah, mengutip China State Railway Group Co Ltd, perusahaan yang mengoperasikan kereta api.

Waktu perjalanan dari pusat ekonomi, Fuzhou ke Xiamen yang merupakan tujuan wisata populer di negara tersebut akan memakan waktu kurang dari satu jam.

China Railway Siyuan Survey and Design Group Co Ltd adalah perusahaan yang merancang proyek kereta api.

Pada tahun 2022, China memiliki 42.000 km jalur kereta api berkecepatan tinggi yang beroperasi serta jalur kereta api kecepatan tinggi reguler yang beroperasi dengan kecepatan 350 km/jam mendekati 3.200 km pada bulan Juni 2022.

China baru-baru ini mengumumkan rincian rencananya untuk mengubah Fujian menjadi zona pembangunan terintegrasi dengan Taiwan, yang terletak di seberang provinsi tersebut.

Tiongkok berharap rute ini akan meningkatkan peluang investasi dan memudahkan perjalanan. Seorang pejabat pemerintah Tiongkok mengatakan jaringan transportasi multidimensi terintegrasi telah dibangun di Fujian yang "akan memungkinkan secara teknis untuk membangun rute transportasi berkecepatan tinggi yang menghubungkan provinsi tersebut dengan Taiwan," menurut media pemerintah.

Perkembangan lainnya, awal pekan ini Tiongkok meluncurkan jalur monorel komersial pertamanya di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei.

Monorel ini mencakup rute sepanjang 10,5 km yang sepenuhnya otomatis dan hanya memerlukan pengoperasian manusia dalam keadaan darurat, lapor China Daily.