Fenomena Langka, Muncul Quasar Merah yang Lebih Besar dari Matahari

Sabtu, 30 September 2023 - 23:00 WIB
loading...
Fenomena Langka, Muncul...
Para astronom menemukan ribuan titik galaksi merah aktif berupa sinyal radio yang kuat. (Foto: Space.com)
A A A
JAKARTA - Para astronom menemukan ribuan titik galaksi merah aktif berupa sinyal radio yang kuat. Fenomena alam di inti galaksi ini tergolong langka karena biasanya quasar merah yang dipenuhi debu kosmik terbentuk dalam waktu lama.

Quasar merah dilansir dari berbagai sumber, mampu menghasilkan emisi radio yang lebih kuat dibandingkan quasar biru yang bebas debu. Fenomena ini, kata para ilmuwan, dapat mewakili generasi galaksi aktif yang lebih muda dengan lubang hitam supermasif.

Quasar ialah sebutan bagi wilayah pusat galaksi aktif yang kuat, dan digerakkan oleh lubang hitam supermasif berisi material dalam jumlah besar dengan ukuran miliaran juta kali lebih besar daripada matahari. Materi tersebut membentuk piringan gas di sekitar lubang hitam, yang dikenal sebagai piringan akresi, yang mencapai jutaan derajat dan melepaskan angin radiasi yang dahsyat.



Tampilan Quasar sangat terang sehingga jauh lebih terang daripada cahaya bintang kolektif galaksi induknya sehingga dapat dilihat di seluruh alam semesta.

“Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab seputar quasar merah, seperti apakah angin lubang hitam atau pancaran radio bertanggung jawab atas peningkatan emisi radio ini,” kata Victoria Fawcett, penulis utama studi baru tentang temuan ini dan astronom di Universitas Newcastle di New York. Inggris.

Namun, Fawcett yakin para astronom sudah hampir memahami sepenuhnya sifat keajaiban luar biasa ini. Kebanyakan quasar tampak berwarna biru, warna yang disebabkan oleh emisi optik dan ultraviolet dari piringan akresi panas. Namun, sebagian kecil malah tampak merah.

Untuk mencapai kesimpulan tentang quasar merah tersebut, Fawcett dan rekan peneliti mengambil sampel sekitar 35.000 quasar yang diamati oleh DESI, Instrumen Spektroskopi Energi Gelap di Teleskop Mayall di Observatorium Nasional Kitt Peak di Arizona.

Dari kumpulan ini, tim Fawcett menemukan 3.038 quasar merah. Mereka mereferensi silang dengan data astronomi radio dari Survei Langit Dua Meter (LoTSS) LOFAR (Low Frekuensi Array) untuk memastikan bahwa sebagian besar gelombang merah ini juga memancarkan gelombang radio dengan kuat.

Warna kemerahan quasar berasal dari debu yang menyerap panjang gelombang lebih pendek. Sedangkan quasar biru memungkinkan menyerap gelombang yang lebih panjang. Oleh karena itu, quasar merah harus ditutupi oleh debu kosmik dari butiran-butiran kecil yang berukuran mikron.



“Sungguh menarik melihat kualitas data DESI yang luar biasa dan menemukan ribuan quasar merah yang sebelumnya langka. Saya pikir ini adalah bukti terkuat sejauh ini bahwa quasar merah adalah elemen kunci dalam evolusi galaksi," kata Fawcett.

Quasar merah tampaknya memancar lebih kuat dalam gelombang radio dibandingkan quasar biru karena interaksi antara aliran radiasi yang keluar dari quasar dan tirai debu di sekitarnya. Saat arus keluar menghantam debu, mereka merangsang molekul-molekul di dalam debu untuk memicu emisi gelombang radio.

Seiring berjalannya waktu, aliran keluar tersebut didorong oleh energi lubang hitam supermasif yang akan menghancurkan lapisan debu dan meninggalkan quasar biru dengan emisi radio yang jauh lebih lemah. Fawcett menyebutnya sebagai fase 'ledakan'. Oleh karena itu, ketika para astronom melihat quasar merah, mereka melihat quasar yang lebih muda dibandingkan jika mereka melihat quasar biru.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2454 seconds (0.1#10.140)