Nitazene Narkoba Baru Buatan China yang Lebih Berbahaya dari Fentanil

Minggu, 01 Oktober 2023 - 19:41 WIB
loading...
Nitazene Narkoba Baru Buatan China yang Lebih Berbahaya dari Fentanil
Nitazene Narkoba Baru yang lebih berbahaya dari Fentanil. FOTO/ DAILY
A A A
LONDON - Jenis obat opioid atau sintetik yang dijuluki 'Frankenstein' yang diperkirakan 40 kali lebih berbahaya daripada fentanil mengkhawatirkan Inggris.


Disebut nitazene , obat tersebut diproduksi di laboratorium ilegal di China dan diselundupkan ke Inggris menggunakan jaringan kriminal.

Seperti dilansir dari Daily Mail, Minggu (1/10/2023), Narkoba sintetis yang dicampur dengan heroin karena harganya yang murah telah meningkatkan jumlah overdosis dan kematian dalam beberapa bulan terakhir.

Selain dicampur dengan obat lain, nitazene juga dijual dalam bentuk pil oksikodon atau bubuk Xanax, menurut beberapa badan amal anti-narkoba.

Para ahli mengatakan kepada MailOnline bahwa peningkatan penggunaan nitazene di Inggris 'sangat mengkhawatirkan' mengingat obat yang sangat adiktif ini ditemukan di banyak wilayah.

“Kebanyakan pecandu menyadari bahwa mereka menggunakan nitazene dibandingkan heroin ketika mereka sekarat dan itu sudah terlambat,” kata mereka.

Nitazene awalnya diproduksi sebagai obat penghilang rasa sakit oleh perusahaan farmasi Swiss Ciba pada tahun 1950an tetapi tidak pernah dipasarkan.

Namun zat ini baru muncul di kalangan pecandu di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir dan dijuluki opioid Frankenstein karena efeknya yang kuat.

Obat ini diyakini telah tiba di Inggris dua tahun lalu ketika Badan Kejahatan Nasional (National Crime Agency) pertama kali menemukannya di antara para pecandu yang menggunakan obat tersebut secara berlebihan.

Tersedia dalam bentuk bubuk, tablet, dan cair, nitazene disuntikkan, ditelan, diletakkan di bawah lidah, dihirup atau diisap menggunakan alat vape.

Obat tersebut menimbulkan rasa 'lalok', menghilangkan rasa sakit, membuat rileks dan tertidur. Namun, hal itu juga menyebabkan pengonsumsinya berkeringat, gatal dan mual.

Nitazene meniru efek obat alami seperti morfin dan sering dicampur untuk menghasilkan koktail yang mematikan.

Pengguna biasanya tidak tahu bahwa mereka menggunakan nitazene dan polisi menemukan bahwa beberapa pecandu yang mengira mereka menggunakan heroin sebenarnya menggunakan nitazene yang dicampur dengan parasetamol dan kafein.

Pada tahun 2021 saja, sebanyak 24 kematian dikaitkan dengan isotonitazene yang merupakan salah satu jenis nitazene di Inggris.

Klinik rehabilitasi menyatakan bahwa nitazene berasal dari laboratorium ilegal di China.

Para ahli mengatakan laboratorium ini mengobrak-abrik makalah penelitian dalam upaya awal untuk memproduksi obat sintetis dan secara tidak sengaja menemukan nitazene, yang lebih murah untuk diproduksi dibandingkan obat sintetis fentanil.

Fentanyl sendiri banyak disukai para bandar narkoba karena harganya yang lebih murah dibandingkan heroin.

Meningkatnya penggunaan nitazene di Inggris disebabkan oleh tindakan keras pemerintah Taliban terhadap tanaman opium di Afghanistan. Negara tersebut disebut-sebut merupakan pemasok utama heroin bagi Inggris.

Kelangkaan heroin memaksa kelompok kriminal mencari alternatif lain.

Sekitar 40 kematian terkait obat-obatan sintetis tercatat di Inggris dan Wales setiap minggunya, namun terjadi peningkatan overdosis dengan sejumlah kasus yang berakhir dengan kematian dalam beberapa waktu terakhir.

Namun, pihak berwenang tidak membagikan data tersebut.

Nitazene dikategorikan sebagai obat Kelas A di Inggris, sementara siapa pun yang memilikinya dapat dipenjara hingga tujuh tahun dan pengedarnya menghadapi hukuman penjara seumur hidup dan denda.

Polisi telah mengeluarkan peringatan tentang nitazene selama beberapa minggu terakhir dan menyatakan bahwa obat tersebut bisa berakibat fatal jika dikonsumsi dalam dosis yang sama dengan obat alami.

Seorang juru bicara pemerintah mengatakan: “Setiap kematian akibat overdosis obat adalah tragedi yang bisa dihindari. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk memerangi perdagangan dan penggunaan narkoba.

“Kami bekerja sama dengan mitra kami untuk memantau secara dekat situasi ini, mendeteksi dan memerangi jaringan pasokan narkoba. Kami juga memperingatkan masyarakat yang berisiko dan menyelamatkan nyawa mereka,” katanya.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1242 seconds (0.1#10.140)