Arkeolog Temukan Lempengan Batu Peta Harta Karun di Prancis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para arkeolog berhasil menemukan lempengan batu berusia 4 ribu tahun yang dianggap sebagai peta harta karun.
Lempengan batu yang disebut Saint-Belec itu ditemukan di sebuah makam dan dianggap sebagai peta tertua Eropa.
Kini potongan batu dengan tanda misterius itu terus diteliti untuk menemukan situs-situs kuno di sekitar barat laut Prancis. "Ini adalah peta harta karun. Menggunakan peta ini untuk menemukan situs arkeologi adalah pendekatan yang bagus. Kami tidak pernah bekerja seperti itu," kata Yvan Pailler, seorang profesor di Universitas Bretagne Barat (UBO) dikutip dari CBSNews, Kamis (19/10/2023).
Situs kuno lebih umumnya terungkap oleh peralatan radar canggih atau fotografi udara, atau secara kebetulan di kota-kota saat dasar bangunan baru sedang digali.
Namun kini tim arkeolog baru saja memulai pencarian harta karun menggunakan peta ini. Peta kuno menandai area sekitar 30 x 21 kilometer.
Kolega Pailler, Clement Nicolas dari lembaga penelitian CNRS, mengatakan diperlukan survei di seluruh wilayah dan membandingkan tanda pada lempeng. Pekerjaan itu bisa memakan waktu 15 tahun. "Simbol-simbol yang langsung masuk akal," ujarnya.
Nicolas dan Pailler adalah bagian dari tim yang menemukan kembali lempeng tersebut pada tahun 2014, awalnya ditemukan pada tahun 1900 oleh sejarawan lokal yang tidak mengerti signifikansinya.
Saat itu, diperlukan lebih dari selusin pekerja untuk memindahkan lempeng berbobot berat itu dari gundukan. Lempeng itu digunakan untuk membentuk dinding peti mati besar. Lempeng itu kemudian disimpan di koleksi museum Arkeologi Nasional sejak tahun 1924.
Sebuah wadah keramik pecah yang khas dari periode awal Zaman Perunggu juga ditemukan bersama dengan lempeng. Para ahli Prancis bersama tim lain mulai mencoba memecahkan misterinya. "Ada beberapa simbol yang diukir yang langsung masuk akal," kata Pailler.
Dalam guratan kasar dan garis lempeng, mereka bisa melihat sungai-sungai dan gunung-gunung Roudouallec, bagian dari wilayah Bretagne sekitar 500 kilometer di barat Paris. Para peneliti memindai lempeng dan membandingkannya dengan peta saat ini, menemukan sekitar 80 persen kesamaan. "Kita masih harus mengidentifikasi semua simbol geometris, legenda yang menyertainya," kata Nicolas.
Lempeng batu ini berlubang dengan cekungan kecil dan diyakini menunjukkan gundukan makam, tempat tinggal, atau endapan geologi. Menemukan maknanya bisa mengarah pada banyak temuan baru.
Tetapi pertama-tama, para arkeolog telah menghabiskan waktunya untuk menggali di lokasi tempat lempeng awalnya ditemukan, yang menurut Pailler merupakan salah satu situs makam Zaman Perunggu terbesar di Bretagne. "Kami mencoba memahami konteks penemuan ini lebih baik, untuk memiliki cara untuk menentukan usia lempeng," kata Pailler.
Galian terbaru telah menghasilkan sejumlah fragmen lempeng yang sebelumnya belum ditemukan. Potongan-potongan itu tampaknya telah patah dan digunakan sebagai dinding makam sebagai penanda dinamika kekuasaan yang berubah di pemukiman Zaman Perunggu . Area yang dicakup oleh peta harta karun ini mungkin sesuai dengan sebuah kerajaan kuno.
Lempengan batu yang disebut Saint-Belec itu ditemukan di sebuah makam dan dianggap sebagai peta tertua Eropa.
Kini potongan batu dengan tanda misterius itu terus diteliti untuk menemukan situs-situs kuno di sekitar barat laut Prancis. "Ini adalah peta harta karun. Menggunakan peta ini untuk menemukan situs arkeologi adalah pendekatan yang bagus. Kami tidak pernah bekerja seperti itu," kata Yvan Pailler, seorang profesor di Universitas Bretagne Barat (UBO) dikutip dari CBSNews, Kamis (19/10/2023).
Situs kuno lebih umumnya terungkap oleh peralatan radar canggih atau fotografi udara, atau secara kebetulan di kota-kota saat dasar bangunan baru sedang digali.
Namun kini tim arkeolog baru saja memulai pencarian harta karun menggunakan peta ini. Peta kuno menandai area sekitar 30 x 21 kilometer.
Kolega Pailler, Clement Nicolas dari lembaga penelitian CNRS, mengatakan diperlukan survei di seluruh wilayah dan membandingkan tanda pada lempeng. Pekerjaan itu bisa memakan waktu 15 tahun. "Simbol-simbol yang langsung masuk akal," ujarnya.
Nicolas dan Pailler adalah bagian dari tim yang menemukan kembali lempeng tersebut pada tahun 2014, awalnya ditemukan pada tahun 1900 oleh sejarawan lokal yang tidak mengerti signifikansinya.
Saat itu, diperlukan lebih dari selusin pekerja untuk memindahkan lempeng berbobot berat itu dari gundukan. Lempeng itu digunakan untuk membentuk dinding peti mati besar. Lempeng itu kemudian disimpan di koleksi museum Arkeologi Nasional sejak tahun 1924.
Sebuah wadah keramik pecah yang khas dari periode awal Zaman Perunggu juga ditemukan bersama dengan lempeng. Para ahli Prancis bersama tim lain mulai mencoba memecahkan misterinya. "Ada beberapa simbol yang diukir yang langsung masuk akal," kata Pailler.
Dalam guratan kasar dan garis lempeng, mereka bisa melihat sungai-sungai dan gunung-gunung Roudouallec, bagian dari wilayah Bretagne sekitar 500 kilometer di barat Paris. Para peneliti memindai lempeng dan membandingkannya dengan peta saat ini, menemukan sekitar 80 persen kesamaan. "Kita masih harus mengidentifikasi semua simbol geometris, legenda yang menyertainya," kata Nicolas.
Lempeng batu ini berlubang dengan cekungan kecil dan diyakini menunjukkan gundukan makam, tempat tinggal, atau endapan geologi. Menemukan maknanya bisa mengarah pada banyak temuan baru.
Tetapi pertama-tama, para arkeolog telah menghabiskan waktunya untuk menggali di lokasi tempat lempeng awalnya ditemukan, yang menurut Pailler merupakan salah satu situs makam Zaman Perunggu terbesar di Bretagne. "Kami mencoba memahami konteks penemuan ini lebih baik, untuk memiliki cara untuk menentukan usia lempeng," kata Pailler.
Galian terbaru telah menghasilkan sejumlah fragmen lempeng yang sebelumnya belum ditemukan. Potongan-potongan itu tampaknya telah patah dan digunakan sebagai dinding makam sebagai penanda dinamika kekuasaan yang berubah di pemukiman Zaman Perunggu . Area yang dicakup oleh peta harta karun ini mungkin sesuai dengan sebuah kerajaan kuno.
(msf)