China Luncurkan Sepasang Satelit Pemetaan Bumi, AS Curigai Digunakan untuk Militer
loading...
China sukses meluncurkan sepasang satelit pemetaan Bumi Tianhui-5 pada peluncuran ke-50 sepanjang tahun 2023. Foto/CASC/Space
A
A
A
BEIJING - China sukses meluncurkan sepasang satelit pemetaan Bumi Tianhui-5 pada peluncuran ke-50 sepanjang tahun 2023. China merahasiakan rincian tentang satelit yang disebutkan untuk umum kepentingan umum, sehingga AS mencurigai digunakan untuk militer.
Kedua satelit itu diluncurkan menggunakan roket Long March 6A dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan, Rabu 1 November 2023 pukul 06:50 waktu Beijing. China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) mengumumkan keberhasilan penempatan satelit di orbit dalam waktu satu jam setelah peluncuran.
“Satelit tersebut telah memasuki orbit yang telah ditetapkan. Satelit tersebut akan digunakan untuk pemetaan geografis, survei sumber daya lahan, eksperimen ilmiah, dan misi lainnya," lapor media pemerintah China Xinhua dikutip SINDOnews dari laman Space, Jumat (3/11/2023).
Namun peluncuran tersebut tampaknya membawa dua satelit. Skuadron Pertahanan Luar Angkasa ke-18 Angkatan Luar Angkasa AS, yang berfokus pada kesadaran domain luar angkasa, mendeteksi dan mengkatalogkan dua kemungkinan muatan di orbit yang sama. Keduanya dilacak pada orbit sinkron matahari pada ketinggian 378 mil atau sekitar 608 kilometer.
Kurangnya spesifikasi yang diberikan menunjukkan bahwa satelit-satelit tersebut setidaknya sebagian ditujukan untuk keperluan militer. Akademi Teknologi Penerbangan Luar Angkasa Shanghai (SAST), cabang utama CASC, menyediakan peluncur untuk misi tersebut dan mengembangkan satelit Tianhui-5.
Misi tersebut merupakan penerbangan keempat dari Long March 6A. Peluncur ini jauh lebih besar daripada Long March 6 dan merupakan tahap inti berbahan bakar cair pertama China yang dikombinasikan dengan penguat roket padat.
Peluncuran tersebut merupakan peluncuran orbit ke-50 China pada tahun 2023. China berencana untuk meluncurkan lebih dari 200 pesawat ruang angkasa dalam sekitar 70 peluncuran pada tahun 2023.
Kedua satelit itu diluncurkan menggunakan roket Long March 6A dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan, Rabu 1 November 2023 pukul 06:50 waktu Beijing. China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) mengumumkan keberhasilan penempatan satelit di orbit dalam waktu satu jam setelah peluncuran.
“Satelit tersebut telah memasuki orbit yang telah ditetapkan. Satelit tersebut akan digunakan untuk pemetaan geografis, survei sumber daya lahan, eksperimen ilmiah, dan misi lainnya," lapor media pemerintah China Xinhua dikutip SINDOnews dari laman Space, Jumat (3/11/2023).
Namun peluncuran tersebut tampaknya membawa dua satelit. Skuadron Pertahanan Luar Angkasa ke-18 Angkatan Luar Angkasa AS, yang berfokus pada kesadaran domain luar angkasa, mendeteksi dan mengkatalogkan dua kemungkinan muatan di orbit yang sama. Keduanya dilacak pada orbit sinkron matahari pada ketinggian 378 mil atau sekitar 608 kilometer.
Kurangnya spesifikasi yang diberikan menunjukkan bahwa satelit-satelit tersebut setidaknya sebagian ditujukan untuk keperluan militer. Akademi Teknologi Penerbangan Luar Angkasa Shanghai (SAST), cabang utama CASC, menyediakan peluncur untuk misi tersebut dan mengembangkan satelit Tianhui-5.
Misi tersebut merupakan penerbangan keempat dari Long March 6A. Peluncur ini jauh lebih besar daripada Long March 6 dan merupakan tahap inti berbahan bakar cair pertama China yang dikombinasikan dengan penguat roket padat.
Peluncuran tersebut merupakan peluncuran orbit ke-50 China pada tahun 2023. China berencana untuk meluncurkan lebih dari 200 pesawat ruang angkasa dalam sekitar 70 peluncuran pada tahun 2023.
(wib)
Explore More