Spesifikasi Senapan AM-50 yang Dirakit Hamas di Terowongan Bawah Tanah Gaza

Sabtu, 23 Desember 2023 - 22:47 WIB
loading...
Spesifikasi Senapan AM-50 yang Dirakit Hamas di Terowongan Bawah Tanah Gaza
Senapan AM-50 Sayyad disinyalir diproduksi secara mandiri oleh para pejuang Hamas. (Foto: media sosial Rusia)
A A A
JAKARTA - Senapan AM-50 Sayyad buatan Iran disinyalir diproduksi secara mandiri oleh para pejuang Hamas di terowongan bawah tanah Gaza.

Para pejuang Hamas diketahui telah menggunakan AM-50 setidaknya sejak tahun 2010. Namun, keberhasilan mereka memproduksi senapan ini secara lokal, adalah hal baru. Hal itu berdasarkan sebuah video yang beredar luas.

Dari segi taktis, senapan ini memiliki laju tembak berkisar antara 3 dan 5 tembakan per menit. AM-50 juga dapat disesuaikan dengan berbagai peralatan optik, termasuk scope penglihatan malam dan kamera termal. Dengan berat sekitar 12 Kg dan panjang 1,5 meter, Sayyad dapat mengenai target pada jarak maksimum 1.500 meter. Senapan ini dirancang untuk amunisi 12,7 × 99 mm.

Dilansir dari Army Recognition, Sabtu (23/12/2023), senapan AM-50 Sayyad, yang kini berada di tangan Hamas, menandakan pergeseran substansial dalam lanskap persenjataan di Gaza.



Kemampuannya untuk menyerang target dari jarak jauh dan melumpuhkan kendaraan ringan membuatnya sangat efektif dalam peperangan perkotaan dan konflik asimetris.

Senjata ini dapat digunakan untuk menonaktifkan kolom kendaraan atau untuk serangan presisi. Produksi lokal senapan ini dalam jumlah yang signifikan lebih lanjut akan meningkatkan dampak strategisnya di medan pertempuran.

Namun, laporan oleh Conflict Armament Research menyoroti cacat produksi senapan ini di Iran. Tidak diketahui apakah masalah yang sama ada dalam versi yang diproduksi oleh Hamas.

Sejumlah pihak menuding kehadiran senapan ini adalah bagian dari kolaborasi berkelanjutan antara Hamas dan Iran sejak pemilihan Palestina pada Januari 2006. Sejak Januari 2006 dan setelah pemilihan Palestina, Iran berkomitmen mendukung pasukan keamanan pemerintah Hamas. Janji ini dibuat selama pertemuan antara Menteri Dalam Negeri Palestina Said Siyam, Presiden Iran Ahmadinejad, dan Pemimpin Tertinggi Khamenei.



Sunday Times melaporkan setelah penarikan Israel dari Jalur Gaza pada 2005, Hamas mengirim ratusan anggotanya ke Iran untuk pelatihan militer yang dipimpin oleh Pasukan Garda Revolusioner.

Pelatihan ini mencakup kursus taktik gerilya dan teknologi persenjataan . Anggota yang paling berhasil tinggal untuk pelatihan lanjutan dan kemudian kembali sebagai instruktur.

Sejak 2007, Hamas telah mulai mengorganisir kekuatan militer dan keamanannya dengan model Hezbollah, membentuk hierarki yang jelas, membagi tugas, mendirikan sistem pelatihan, membentuk kelompok penyelundupan senjata, mempersiapkan perangkat peledak, dan merencanakan serangan yang menargetkan militer Israel.
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3086 seconds (0.1#10.140)