Benteng Kuno Berusia 4.000 Tahun Ditemukan di Arab Saudi

Sabtu, 13 Januari 2024 - 15:22 WIB
loading...
Benteng Kuno Berusia...
Bentangan dinding benteng yang tinggi dan panjang melingkupi oasis di Khaybar. (Foto: Royal Commission for Al-Ula)
A A A
JAKARTA - Para arkeolog menemukan benteng kuno berusia ribuan tahun di wilayah Khaybar, Arab Saudi, mencakup area seluas 1.100 hektare. Benteng ini merupakan salah satu dari dua benteng terbesar di wilayah kerajaan tersebut.

Benteng ini panjangnya sekitar 14,5 km dengan ketebalan dinding antara 1,5 hingga 2,4 meter, dan tinggi mencapai 5 meter. Para ahli dari Centre National de la Recherche Scientifique (CNRS) Prancis dan Komisi Arkeologi Arab Saudi, Royal Commission for Al-'Ula, menyimpulkan benteng ini berusia sekitar empat hingga lima ribu tahun.

Bentangan dinding benteng yang tinggi dan panjang melingkupi wilayah oasis. Yaitu, spot hijau di padang pasir yang memiliki sungai bawah tanah, sehingga tanahnya subur dengan banyak tanaman dan hewan. Di sini, para peneliti menemukan sisa-sisa sistem pengairan, seperti akuifer dan saluran, untuk menyirami tanaman.

Dari hasil pengujian penanggalan radiokarbon, para peneliti meyakini tembok permukiman ini dibangun sekitar tahun 2250 hingga 1950 SM. Sekarang, setelah 4 ribu tahun, hanya kurang dari separuh dari dinding-dinding tersebut dan 74 struktur pertahanan yang disebut bastion yang tersisa.



Dilansir dari Greek Reporter, pada Zaman Perunggu (sekitar 3300–1200 SM), banyak oasis berpagar ditemukan di barat laut Arab. Benteng-benteng pada masa ini sangat besar, bahkan seperti benteng raksasa di Eropa. "Tembok- tembok Khaybar kemungkinan dibangun oleh penduduk pribumi saat mereka menetap dan dengan jelas membatasi wilayah oasis mereka," tulis para peneliti.

Konstruksi masif ini, yang bertahan kuat selama berabad-abad, merupakan bagian yang sangat penting dari sejarah dan budaya Arab Utara.



Para peneliti menduga ada tiga alasan di balik pembangunan benteng di gurun ini. Pertama, tembok tersebut melindungi dari kelompok-kelompok gurun yang berpindah, yang merupakan bahaya nyata bagi komunitas yang sudah menetap di masa lampau.

Kedua, benteng-benteng membantu mengatasi masalah seperti erosi, salinisasi tanah, dan banjir tiba-tiba. Hal-hal ini dapat merusak tanah pertanian. Terakhir, tembok-tembok tersebut menyampaikan kekuatan kelompok tersebut karena menandai wilayah mereka. Ini merupakan tampilan fisik dari identitas sosial mereka.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2082 seconds (0.1#10.140)