Oasis Tembok Raksasa di Zaman Nabi Ibrahim Ditemukan di Arab Saudi
loading...
A
A
A
JADDAH - Sekelompok arkeolog dari Universitas Birmingham menemukan oasis bertembok besar berusia 4.000 tahun peninggalan Nabi Ibrahim AS di Gurun Arab Utara, Arab Saudi. Oasis ini terletak di kota Khaybar, yang merupakan salah satu oasis paling penting di wilayah tersebut selama Zaman Perunggu.
Oasis ini dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari batu dan tanah liat. Tembok ini memiliki panjang sekitar 14,5 kilometer dan lebar sekitar 3 meter. Tembok ini diperkirakan dibangun untuk melindungi oasis dari serangan musuh.
Di dalam tembok, para arkeolog menemukan sisa-sisa pemukiman yang pernah ada di oasis ini. Pemukiman ini terdiri dari rumah-rumah, tempat ibadah, dan fasilitas lainnya.
Para arkeolog juga menemukan bukti bahwa penduduk oasis ini terlibat dalam pertanian dan perdagangan.
Tim ilmuwan memperkirakan tembok pemukiman tersebut dibangun antara tahun 2250 dan 1950 SM, berdasarkan penanggalan radiokarbon dari sampel yang dikumpulkan selama penggalian.
Oasis di wilayah tersebut telah dihuni oleh populasi manusia selama 4.000-5.000 tahun. Oasis adalah sepetak kecil tumbuh-tumbuhan di padang pasir, dialiri oleh sumber air tawar seperti sungai bawah tanah dan permukaan air yang tinggi.
Kondisi ini membuat kawasan ini dapat menjadi tempat perlindungan yang subur, termasuk bagi kehidupan tumbuhan dan hewan. Akuifer dan saluran yang dibuat oleh manusia dapat membantu mengairi daerah tersebut sehingga cocok untuk pemukiman jangka panjang.
Sejumlah oasis yang dikelilingi benteng telah ditemukan di barat laut Arab sejak Zaman Perunggu (3300-1200 SM). Pemukiman berbenteng menjadi sangat besar pada periode Zaman Perunggu ini, termasuk "megafort" Eropa.
Gurun Arab adalah rumah bagi beberapa benteng tertua di dunia, termasuk benteng batu terbesar yang dikenal di dunia, Benteng Aleppo di Suriah yang telah dihuni selama 4.500 tahun. Benteng tertua di dunia terungkap akhir tahun lalu, berusia 8.000 tahun di Siberia.
Benteng Oasis Khaybar termasuk dalam jaringan oasis bertembok di wilayah tersebut. Mengapa dibangun dan sifat masyarakat yang membangunnya masih menjadi misteri.
Namun penemuan ini memberikan pencerahan baru mengenai pekerjaan manusia di wilayah barat laut Arab dan menambah detail pemahaman kita tentang kompleksitas sosial pada periode pra-Islam.
Penemuan oasis ini merupakan penemuan penting dalam sejarah Arab Saudi. Oasis ini memberikan wawasan baru tentang kehidupan di Gurun Arab selama Zaman Perunggu.
Penemuan oasis ini menunjukkan bahwa Gurun Arab bukanlah tempat yang tandus dan tidak dapat dihuni selama Zaman Perunggu. Sebaliknya, oasis-oasis di gurun ini merupakan tempat yang subur dan dinamis.
Sebelumnya, Tim arkeolog asal Inggris menemukan sebuah kompleks kuno yang mereka klaim sebagai wilayah paling potensial sebagai tempat kelahiran Nabi Ibrahim.
Kompleks yang diperkirakan berusia 4.000 tahun lalu itu terletak di dekat Kota zaman Sumerio Kuno bernama Ur di Irak, yang menurut Alkitab dinyatakan sebagai rumah Nabi Ibrahim.
Penggalian kamar-kamar pada bangunan tempo dulu itu digali berdasarkan teknologi modern dan pencitraan satelit. Ruang itu diyakini sebagai kompleks pemerintahan di kota paling awal dunia.
Oasis ini dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari batu dan tanah liat. Tembok ini memiliki panjang sekitar 14,5 kilometer dan lebar sekitar 3 meter. Tembok ini diperkirakan dibangun untuk melindungi oasis dari serangan musuh.
Di dalam tembok, para arkeolog menemukan sisa-sisa pemukiman yang pernah ada di oasis ini. Pemukiman ini terdiri dari rumah-rumah, tempat ibadah, dan fasilitas lainnya.
Para arkeolog juga menemukan bukti bahwa penduduk oasis ini terlibat dalam pertanian dan perdagangan.
Tim ilmuwan memperkirakan tembok pemukiman tersebut dibangun antara tahun 2250 dan 1950 SM, berdasarkan penanggalan radiokarbon dari sampel yang dikumpulkan selama penggalian.
Oasis di wilayah tersebut telah dihuni oleh populasi manusia selama 4.000-5.000 tahun. Oasis adalah sepetak kecil tumbuh-tumbuhan di padang pasir, dialiri oleh sumber air tawar seperti sungai bawah tanah dan permukaan air yang tinggi.
Kondisi ini membuat kawasan ini dapat menjadi tempat perlindungan yang subur, termasuk bagi kehidupan tumbuhan dan hewan. Akuifer dan saluran yang dibuat oleh manusia dapat membantu mengairi daerah tersebut sehingga cocok untuk pemukiman jangka panjang.
Sejumlah oasis yang dikelilingi benteng telah ditemukan di barat laut Arab sejak Zaman Perunggu (3300-1200 SM). Pemukiman berbenteng menjadi sangat besar pada periode Zaman Perunggu ini, termasuk "megafort" Eropa.
Gurun Arab adalah rumah bagi beberapa benteng tertua di dunia, termasuk benteng batu terbesar yang dikenal di dunia, Benteng Aleppo di Suriah yang telah dihuni selama 4.500 tahun. Benteng tertua di dunia terungkap akhir tahun lalu, berusia 8.000 tahun di Siberia.
Benteng Oasis Khaybar termasuk dalam jaringan oasis bertembok di wilayah tersebut. Mengapa dibangun dan sifat masyarakat yang membangunnya masih menjadi misteri.
Namun penemuan ini memberikan pencerahan baru mengenai pekerjaan manusia di wilayah barat laut Arab dan menambah detail pemahaman kita tentang kompleksitas sosial pada periode pra-Islam.
Penemuan oasis ini merupakan penemuan penting dalam sejarah Arab Saudi. Oasis ini memberikan wawasan baru tentang kehidupan di Gurun Arab selama Zaman Perunggu.
Penemuan oasis ini menunjukkan bahwa Gurun Arab bukanlah tempat yang tandus dan tidak dapat dihuni selama Zaman Perunggu. Sebaliknya, oasis-oasis di gurun ini merupakan tempat yang subur dan dinamis.
Sebelumnya, Tim arkeolog asal Inggris menemukan sebuah kompleks kuno yang mereka klaim sebagai wilayah paling potensial sebagai tempat kelahiran Nabi Ibrahim.
Kompleks yang diperkirakan berusia 4.000 tahun lalu itu terletak di dekat Kota zaman Sumerio Kuno bernama Ur di Irak, yang menurut Alkitab dinyatakan sebagai rumah Nabi Ibrahim.
Penggalian kamar-kamar pada bangunan tempo dulu itu digali berdasarkan teknologi modern dan pencitraan satelit. Ruang itu diyakini sebagai kompleks pemerintahan di kota paling awal dunia.
(wbs)