Mengapa Kotoran Manusia Bau dan Terkadang Sangat Busuk? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Jum'at, 02 Februari 2024 - 10:43 WIB
loading...
Mengapa Kotoran Manusia Bau dan Terkadang Sangat Busuk? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Bau busuk pada kotoran manusia dipicu oleh Skatol alias 3-metilindol. (Foto: Live Science)
A A A
JAKARTA - Sejak dulu kala kotoran manusia bau busuk. Baik yang dihasilkan orang dewasa, anak-anak maupun bayi, semuanya sama. Ternyata ada penjelasan ilmiah di baliknya.

“Kotoran umumnya bau karena melepaskan produk sampingan dari pencernaan," kata Shelby Yaceczko, ahli diet klinis di UCLA Health dilansir Live Science, Jumat (2/2/2024).

Lebih detail, profesor klinis dan direktur dietetika di University of Georgia Emma Laing menyebut bau busuk pada kotoran manusia dipicu oleh Skatol alias 3-metilindol. Senyawa ini yang bertanggungjawab atas bau busuk dalam tinja.

Asal usul senyawa ini muncul saat bakteri mengurai asam amino L-triptofan dalam saluran pencernaan. Namun, uniknya senyawa yang sama dalam konsentrasi kecil memberikan bau yang harum pada bunga seperti melati, menurut American Chemical Society.



Ada lebih dari 10.000 spesies mikroba yang hidup di manusia dan lebih banyak sel bakteri daripada sel manusia. Mikroorganisme ini penting untuk pencernaan dan sebagian besar bertanggung jawab atas bau tinja. Berbagai bakteri mengeluarkan gas-gas berbeda tergantung pada jenis makanan dan zat yang mereka hancurkan. “Bakteri di saluran pencernaan dan mulut berkontribusi pada proses ini,” Laing menjelaskan.

Karena bakteri menguraikan apa yang dimakan manusia, faktor seperti pola makan, konsumsi alkohol, suplemen makanan, dan obat resep dapat memengaruhi bau tinja. Gula alkohol, seperti sorbitol, sering digunakan dalam permen dan dapat membuat bau tinja lebih busuk. Kemudian makanan yang mengandung sulfat seperti telur, brokoli, kubis, kembang kol, bawang, kacang-kacangan, dan daging dapat berkontribusi pada produksi gas belerang, yang berbau seperti telur busuk, selama pencernaan.

Makanan yang diproses dan bersifat manis dapat sulit dicerna, juga menyebabkan bakteri menghasilkan lebih banyak gas dan tinja yang lebih bau. “Dan mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar menghasilkan tinja yang berbau busuk karena merusak usus dan proses pencernaan,” kata Laing.



Singkat kata, perubahan atau memburuknya bau tinja , kemungkinan besar disebabkan oleh perubahan dalam pola makan atau konsumsi obat. Proses pencernaan akhirnya akan menyesuaikan diri, dan bau yang memburuk biasanya bersifat sementara.

Namun, bau yang sangat busuk, seperti bau busuk atau busuk yang tidak hilang, bisa menunjukkan masalah kesehatan serius. Penyakit malabsorpsi, seperti penyakit radang usus atau penyakit celiac, dapat mencegah tubuh mencerna dan menyerap nutrisi, yang dapat menyebabkan bau yang konsisten busuk. Infeksi virus atau bakteri di usus juga bisa menjadi penyebab.

“Dan gangguan motilitas, yang menyebabkan pengosongan saluran pencernaan lebih lambat dari biasanya, memberi waktu lebih lama pada tinja untuk difermentasi, sehingga meningkatkan bau,” kata Yaceczko.

Jika bau yang tidak biasa tetap berlanjut, terutama jika disertai gejala seperti diare, darah dalam tinja , nyeri perut, atau demam, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1909 seconds (0.1#10.140)