Ilmuwan Selidiki Air Asing yang Aneh di Planet Uranus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para peneliti sedang menyelidiki kehadiran air asing di dalam interior Uranus dan berupa es yang aneh. Dalam sebuah studi baru, ilmuwan telah menemukan model komputer teoretis dan menggunakannya untuk mengintip ke dalam raksasa es Uranus dan Neptunus. (Baca juga: Vinales Kuasai Latihan Bebas Ketiga MotoGP Austria 2020)
Melalui alat ini, tim mempelajari konduktivitas termal dan listrik dari air yang tidak biasa di dalam planet tersebut. Dalam mensimulasikan proses fisik pada skala atom yang sangat kecil ini, para peneliti berharap model baru itu akan mengungkapkan informasi tentang struktur internal benda es, medan magnet, bagaimana mereka berevolusi, dan berapa umurnya.
Dalam mempelajari Uranus dan Neptunus dengan model ini, para peneliti, yang berasal dari Sekolah Internasional untuk Studi Lanjut (SISSA) di Trieste, Italia dan Universitas California di Los Angeles, AS, memperkirakan kedua planet kemungkinan besar terdiri dari air di beberapa planet dan Uranus bahkan mungkin memiliki inti beku, menurut pernyataan SISSA.
"Hidrogen dan oksigen adalah elemen paling umum di alam semesta, bersama dengan helium. Sangat mudah untuk menyimpulkan bahwa air adalah salah satu unsur utama dari banyak benda langit," kata para peneliti dalam pernyataan yang sama seperti disitas laman Space.com.
Tim mengamati tiga fase air berbeda yang mungkin ada di interior planet ini, yaitu es, cair, dan superionik (air superionik ada pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi). Namun, seperti yang dijelaskan para peneliti dalam pernyataan tersebut, air di (dan di dalam) planet asing jauh berbeda dengan air di Bumi.
"Dalam kondisi fisik yang eksotis seperti itu, kami tidak dapat memikirkan es seperti yang biasa kami lakukan," kata profesor SISSA dan rekan penulis studi, Federico Grasselli dan Stefano Baroni dalam pernyataan bersamanya.
Bahkan, beber mereka, air sebenarnya berbeda, lebih padat, dengan beberapa molekul terdisosiasi menjadi ion positif dan negatif sehingga membawa muatan listrik. "Air superionik terletak di antara fase cair dan padat," tambahnya.
Jadi, apa yang mereka temukan tentang air di dalam raksasa es ini? Para peneliti berhipotesis, Uranus mungkin sebenarnya memiliki inti yang membeku. Ini akan menjelaskan mengapa planet tidak terlalu bercahaya, karena inti yang membeku berarti sangat sedikit panas yang akan bergerak menuju permukaan planet.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa air superionik di Uranus dan Neptunus lebih konduktif secara elektrik daripada air di Bumi. Mereka berpendapat air superionik dapat menyusun sebagian besar lapisan dalam padat raksasa gas ini. Hasil tersebut memajukan pemahaman kita tentang bagaimana tepatnya dua benda itu disusun dan bagaimana mereka terbentuk, studi tersebut menyarankan.
"Konduksi termal dan listrik menentukan sejarah planet, bagaimana dan kapan terbentuk, bagaimana planet menjadi dingin. Oleh karena itu, sangat penting untuk menganalisisnya dengan alat yang sesuai, seperti yang kami kembangkan," kata keduanya lagi.
Melalui alat ini, tim mempelajari konduktivitas termal dan listrik dari air yang tidak biasa di dalam planet tersebut. Dalam mensimulasikan proses fisik pada skala atom yang sangat kecil ini, para peneliti berharap model baru itu akan mengungkapkan informasi tentang struktur internal benda es, medan magnet, bagaimana mereka berevolusi, dan berapa umurnya.
Dalam mempelajari Uranus dan Neptunus dengan model ini, para peneliti, yang berasal dari Sekolah Internasional untuk Studi Lanjut (SISSA) di Trieste, Italia dan Universitas California di Los Angeles, AS, memperkirakan kedua planet kemungkinan besar terdiri dari air di beberapa planet dan Uranus bahkan mungkin memiliki inti beku, menurut pernyataan SISSA.
"Hidrogen dan oksigen adalah elemen paling umum di alam semesta, bersama dengan helium. Sangat mudah untuk menyimpulkan bahwa air adalah salah satu unsur utama dari banyak benda langit," kata para peneliti dalam pernyataan yang sama seperti disitas laman Space.com.
Tim mengamati tiga fase air berbeda yang mungkin ada di interior planet ini, yaitu es, cair, dan superionik (air superionik ada pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi). Namun, seperti yang dijelaskan para peneliti dalam pernyataan tersebut, air di (dan di dalam) planet asing jauh berbeda dengan air di Bumi.
"Dalam kondisi fisik yang eksotis seperti itu, kami tidak dapat memikirkan es seperti yang biasa kami lakukan," kata profesor SISSA dan rekan penulis studi, Federico Grasselli dan Stefano Baroni dalam pernyataan bersamanya.
Bahkan, beber mereka, air sebenarnya berbeda, lebih padat, dengan beberapa molekul terdisosiasi menjadi ion positif dan negatif sehingga membawa muatan listrik. "Air superionik terletak di antara fase cair dan padat," tambahnya.
Jadi, apa yang mereka temukan tentang air di dalam raksasa es ini? Para peneliti berhipotesis, Uranus mungkin sebenarnya memiliki inti yang membeku. Ini akan menjelaskan mengapa planet tidak terlalu bercahaya, karena inti yang membeku berarti sangat sedikit panas yang akan bergerak menuju permukaan planet.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa air superionik di Uranus dan Neptunus lebih konduktif secara elektrik daripada air di Bumi. Mereka berpendapat air superionik dapat menyusun sebagian besar lapisan dalam padat raksasa gas ini. Hasil tersebut memajukan pemahaman kita tentang bagaimana tepatnya dua benda itu disusun dan bagaimana mereka terbentuk, studi tersebut menyarankan.
"Konduksi termal dan listrik menentukan sejarah planet, bagaimana dan kapan terbentuk, bagaimana planet menjadi dingin. Oleh karena itu, sangat penting untuk menganalisisnya dengan alat yang sesuai, seperti yang kami kembangkan," kata keduanya lagi.
(iqb)