Saking Panasnya, Monyet-Monyet Mati Berjatuhan dari Pohon
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gelombang panas melanda berbagai negara di dunia. Dampaknya bukan hanya ke manusia tapi juga hewan di alam liar. Monyet-monyet howler yang terancam punah misalnya, berjatuhan mati dari pepohonan di hutan tropis tenggara Meksiko dalam beberapa pekan terakhir.
Hal ini dipicu melonjaknya suhu udara di sebagian besar wilayah negara tersebut. Di negara bagian Tabasco, di mana suhu diperkirakan akan melampaui 45 derajat Celcius pada pekan ini, media lokal melaporkan 85 kematian monyet howler. Sementara pihak berwenang setempat mengkonfirmasi tren tersebut tanpa memberikan jumlah korban jiwa yang pasti.
Dilansir dari Asia One, Senin (27/5/2025) dalam sebuah pernyataan akhir pekan lalu, badan Perlindungan Sipil Tabasco mengaitkan kematian tersebut dengan dehidrasi. Sumber dari badan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa kematian monyet telah dikonfirmasi di tiga kotamadya di negara bagian tersebut.
Di hutan luar Camalcalco, Tabasco, para relawan mengumpulkan bangkai monyet howler mantel (alouatta palliata) yang mati akibat suhu tinggi. Mereka kemudian menempatkan ember berisi air dan buah-buahan untuk mencoba mencegah lebih banyak kematian.
"Ini karena panasnya yang begitu kuat. Saya sudah lama mengunjungi negara bagian ini dan saya belum pernah merasakannya sepanas ini," kata Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, yang berasal dari Tabasco, ketika ditanya tentang kematian monyet tersebut.
"Jadi, ya, kita harus peduli pada hewan dan ya, kita akan melakukannya," katanya.
Kementerian Lingkungan Hidup Meksiko mengatakan dalam sebuah pernyataan sedang mengoordinasikan upaya untuk mengatasi kematian monyet tersebut. Mereka mengaitkan kematian tersebut dengan beberapa kemungkinan alasan, termasuk gelombang panas , dehidrasi, malnutrisi, atau penyemprotan tanaman dengan bahan kimia pertanian beracun.
Meksiko juga merupakan rumah bagi monyet howler Yucatan, yang karena deforestasi terdaftar sebagai terancam punah dalam Daftar Merah IUCN. Kementerian Kesehatan Meksiko melaporkan sebanyak 26 orang meninggal akibat faktor panas antara awal musim panas Meksiko pada 17 Maret dan 11 Mei 2024.
Hal ini dipicu melonjaknya suhu udara di sebagian besar wilayah negara tersebut. Di negara bagian Tabasco, di mana suhu diperkirakan akan melampaui 45 derajat Celcius pada pekan ini, media lokal melaporkan 85 kematian monyet howler. Sementara pihak berwenang setempat mengkonfirmasi tren tersebut tanpa memberikan jumlah korban jiwa yang pasti.
Dilansir dari Asia One, Senin (27/5/2025) dalam sebuah pernyataan akhir pekan lalu, badan Perlindungan Sipil Tabasco mengaitkan kematian tersebut dengan dehidrasi. Sumber dari badan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa kematian monyet telah dikonfirmasi di tiga kotamadya di negara bagian tersebut.
Di hutan luar Camalcalco, Tabasco, para relawan mengumpulkan bangkai monyet howler mantel (alouatta palliata) yang mati akibat suhu tinggi. Mereka kemudian menempatkan ember berisi air dan buah-buahan untuk mencoba mencegah lebih banyak kematian.
"Ini karena panasnya yang begitu kuat. Saya sudah lama mengunjungi negara bagian ini dan saya belum pernah merasakannya sepanas ini," kata Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, yang berasal dari Tabasco, ketika ditanya tentang kematian monyet tersebut.
"Jadi, ya, kita harus peduli pada hewan dan ya, kita akan melakukannya," katanya.
Kementerian Lingkungan Hidup Meksiko mengatakan dalam sebuah pernyataan sedang mengoordinasikan upaya untuk mengatasi kematian monyet tersebut. Mereka mengaitkan kematian tersebut dengan beberapa kemungkinan alasan, termasuk gelombang panas , dehidrasi, malnutrisi, atau penyemprotan tanaman dengan bahan kimia pertanian beracun.
Meksiko juga merupakan rumah bagi monyet howler Yucatan, yang karena deforestasi terdaftar sebagai terancam punah dalam Daftar Merah IUCN. Kementerian Kesehatan Meksiko melaporkan sebanyak 26 orang meninggal akibat faktor panas antara awal musim panas Meksiko pada 17 Maret dan 11 Mei 2024.
(msf)