Tak Bisa Dibantah Barat, Ini Bukti Ilmuwan Islam Lebih Awal Hadirkan Teknologi Antariksa
loading...
A
A
A
KAIRO - Saat ini, China, Rusia, Eropa, dan Amerika Serikat berlomba-lomba memperkenalkan teknologi antariksanya. Padahal justru Al Biruni ilmuwan Islam yang pertama mengukur bulatnya Bumi.
Al Biruni telah mengukur diameter bumi lebih akurat dibandingkan siapa pun sebelum abad ke-17.
Ia membuat hipotesis tentang keberadaan Amerika Utara dan Selatan sebagai benua yang berpenghuni, dan menemukan sistem penghitungan tanggal pertama secara global.
Tak hanya sekedar teori, penemuan artefak di Turki pada tahun 1973 ini memang menarik dan membangkitkan spekulasi tentang kemajuan teknologi di masa lampau.
Patung batu berbentuk roket atau pesawat luar angkasa ini, yang berusia lebih dari 3.000 tahun, memicu pertanyaan tentang bagaimana mungkin orang-orang pada masa itu memiliki pengetahuan untuk membuat objek yang tampak begitu modern.
Meskipun para arkeolog belum dapat mencapai kesimpulan definitif tentang asal-usul dan makna artefak ini, beberapa teori menarik telah diajukan:
Beberapa orang percaya bahwa artefak ini merupakan bukti kunjungan makhluk luar angkasa ke Bumi di masa lampau.
Bentuknya yang menyerupai roket atau pesawat luar angkasa dan desainnya yang canggih untuk masanya dianggap sebagai indikasi teknologi yang jauh melampaui kemampuan manusia pada waktu itu.
Kemungkinan lain adalah bahwa patung ini memiliki makna simbolis atau religius bagi masyarakat yang membuatnya. Bentuknya yang menyerupai roket atau pesawat luar angkasa mungkin mewakili konsep penerbangan atau perjalanan ke alam baka.
Penting untuk diingat bahwa peradaban kuno di seluruh dunia memiliki tingkat kemajuan teknologi yang berbeda-beda.
Ada kemungkinan bahwa masyarakat yang menciptakan artefak ini memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tidak diketahui oleh orang lain pada masa itu, memungkinkan mereka untuk membuat objek yang tampak canggih bagi kita saat ini.
Penemuan artefak ini di Turki merupakan pengingat bahwa masih banyak yang belum kita ketahui tentang sejarah dan masa lampau umat manusia.
Penelitian dan analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami makna dan asal-usul artefak ini secara lebih mendalam.
Al Biruni telah mengukur diameter bumi lebih akurat dibandingkan siapa pun sebelum abad ke-17.
Ia membuat hipotesis tentang keberadaan Amerika Utara dan Selatan sebagai benua yang berpenghuni, dan menemukan sistem penghitungan tanggal pertama secara global.
Tak hanya sekedar teori, penemuan artefak di Turki pada tahun 1973 ini memang menarik dan membangkitkan spekulasi tentang kemajuan teknologi di masa lampau.
Patung batu berbentuk roket atau pesawat luar angkasa ini, yang berusia lebih dari 3.000 tahun, memicu pertanyaan tentang bagaimana mungkin orang-orang pada masa itu memiliki pengetahuan untuk membuat objek yang tampak begitu modern.
Meskipun para arkeolog belum dapat mencapai kesimpulan definitif tentang asal-usul dan makna artefak ini, beberapa teori menarik telah diajukan:
Beberapa orang percaya bahwa artefak ini merupakan bukti kunjungan makhluk luar angkasa ke Bumi di masa lampau.
Bentuknya yang menyerupai roket atau pesawat luar angkasa dan desainnya yang canggih untuk masanya dianggap sebagai indikasi teknologi yang jauh melampaui kemampuan manusia pada waktu itu.
Kemungkinan lain adalah bahwa patung ini memiliki makna simbolis atau religius bagi masyarakat yang membuatnya. Bentuknya yang menyerupai roket atau pesawat luar angkasa mungkin mewakili konsep penerbangan atau perjalanan ke alam baka.
Penting untuk diingat bahwa peradaban kuno di seluruh dunia memiliki tingkat kemajuan teknologi yang berbeda-beda.
Ada kemungkinan bahwa masyarakat yang menciptakan artefak ini memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tidak diketahui oleh orang lain pada masa itu, memungkinkan mereka untuk membuat objek yang tampak canggih bagi kita saat ini.
Penemuan artefak ini di Turki merupakan pengingat bahwa masih banyak yang belum kita ketahui tentang sejarah dan masa lampau umat manusia.
Penelitian dan analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami makna dan asal-usul artefak ini secara lebih mendalam.
(wbs)