Buru Harta Karun, Pensiunan Temukan Pedang Bernilai Ratusan Juta

Rabu, 05 Juni 2024 - 14:31 WIB
loading...
Buru Harta Karun, Pensiunan...
Pedang rapier Abad Perunggu Tengah sepanjang 60 sentimeter ini dihargai Rp315 juta. (Foto: Dorset Museum and Art Gallery)
A A A
JAKARTA - Seorang pensiunan yang berniat menggali harta karun justru menemukan artifak Zaman Perunggu . Penemuan artifak tidak disengaja ini berawal dari niatan John Belgrave, seorang pensiunan pada 2020 untuk berburu harta karun. Ia membayar USD25 atau sekitar Rp407 ribu untuk hadir di pertemuan pemburu harta karun.

“Jelas ada logam di sana tapi saya pikir itu hanya sebuah kaleng tua atau semacamnya. Saya menggali sekitar 20 sentimeter dan menemukan benda berbentuk aneh yang ditutupi tanah liat,” kata Belgrave dilansir The Guardian, Rabu (5/6/2024).

Dia ternyata menemukan pedang rapier Abad Perunggu Tengah sepanjang 60 sentimeter terbelah menjadi tiga bagian. Pedang ini terkubur di antara sisa-sisa benda milik seorang pengusaha kaya.

Kemudian dia melanjutkan perburuannya di area kelompoknya di kota Stalbridge, dekat Dorset, Inggris. Belgrave menemukan gagang pedang, lalu dua pecahan bilahnya, kapak, dan gelang. Pensiunan itu pun mengaku bingung ketika menemukan harta karun Zaman Perunggu yang diperkirakan bernilai USD21.500 atau Rp315 juta.



“British Museum percaya bahwa benda itu sengaja dipecah dan dikubur di dalam tanah sebagai bagian dari ritual penguburan dan persembahan,” kata Belgrave seraya menambahkan bahwa pecahan tersebut ditemukan di bagian tanah yang tidak pernah dibuka untuk para pemburu harta karun.

Dalam sebuah pernyataan kepada Business Insider, Museum dan Galeri Seni Dorset mengumumkan mereka telah membeli harta karun lain di area yang sama senilai 32.300 Poundsterling atau Rp672 juta.

Direktur Koleksi dan Presentasi Publik Museum Dorset Elizabeth Selby mengatakan harta karun itu sangat istimewa karena gagang pedang terbuat dari perunggu dan detil hiasan unik pada gelangnya. “Pada kenyataannya, tidak ada objek yang sebanding dengan pedang Rapier, jadi sangat penting bagi kami untuk memiliki pecahan ini,” katanya.



Selby menambahkan bahwa temuan tersebut menjelaskan bagaimana orang melakukan perjalanan, berinteraksi dan bertukar pikiran di benua tersebut pada abad-abad sebelum invasi Romawi. Salah satunya menunjukkan komunitas petani yang menghasilkan kekayaan cukup untuk bisa melakukan barter dan menukarkan barang-barang yang dibuat orang lain.

Museum berencana untuk memamerkan benda-benda tersebut dalam pameran harta karun khusus selama beberapa tahun kedepan. Mereka mengintegrasikannya ke dalam koleksi permanen.

MG/Muhammad Rauzan Ranupane Ramadan
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2337 seconds (0.1#10.140)