Pedang Oktagonal Ini Pancarkan Sinar Kehijauan, Ditemukan di Makam Kuno Zaman Perunggu
loading...
A
A
A
BERLIN - Penemuan pedang bergagang oktagonal atau segi delapan di makam zaman perunggu sekitar abad ke-14 SM mengejutkan para arkeolog Jerman . Sebab, pedang itu masih dalam kondisi utuh sehingga masih memancarkan sinar kehijauan.
Pedang berusia 3.000 tahun ini ditemukan dalam makam seorang pria, wanita dan anak di Kota Nordlingen di Bavaria. Tampaknya ketiga jenazah dimakamkan secara bersamaan dalam posisi berdampingan, tetapi belum diketahui apakan ketiga saling terkait.
Pedang itu memiliki gagang segi delapan berornamen yang dibuat dari perunggu yang memancarkan semburat kehijauan. Cahaya kehijauan muncul karena perunggu mengandung tembaga, logam yang teroksidasi saat terkena udara dan air.
Hanya pandai besi terampil yang bisa membuat pedang segi delapan. Pegangannya, yang memiliki dua paku keling, ditempatkan ke atas bilahnya dengan teknik yang dikenal sebagai overlay casting.
“Bilah pedang tidak memiliki bekas luka atau tanda-tanda keausan, menunjukkan penggunaannya untuk tujuan seremonial atau simbolis,” menurut keterangan Kantor Perlindungan Monumen Negara Bavaria dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Jumat (16/6/2023).
Meskipun pedang itu untuk kegiatan seremonial, namun dapat berfungsi sebagai senjata aktif karena ujung depan pedang sangat tajam untuk menebas lawan. Hanya ada dua wilayah di Jerman yang terkenal mampu membuat pedang octagonal, yaitu di Jerman selatan dan Jerman utara dekat Denmark.
“Pedang dan makam masih harus diperiksa agar para arkeolog dapat mengklasifikasikan temuan ini dengan lebih tepat. Tapi sudah bisa dikatakan: kondisinya luar biasa! Penemuan seperti ini sangat langka!,” kata Mathias Pfeil, kepala Kantor Perlindungan Monumen Negara Bavaria yang terlibat dalam konservasi pedang.
Pedang berusia 3.000 tahun ini ditemukan dalam makam seorang pria, wanita dan anak di Kota Nordlingen di Bavaria. Tampaknya ketiga jenazah dimakamkan secara bersamaan dalam posisi berdampingan, tetapi belum diketahui apakan ketiga saling terkait.
Pedang itu memiliki gagang segi delapan berornamen yang dibuat dari perunggu yang memancarkan semburat kehijauan. Cahaya kehijauan muncul karena perunggu mengandung tembaga, logam yang teroksidasi saat terkena udara dan air.
Hanya pandai besi terampil yang bisa membuat pedang segi delapan. Pegangannya, yang memiliki dua paku keling, ditempatkan ke atas bilahnya dengan teknik yang dikenal sebagai overlay casting.
“Bilah pedang tidak memiliki bekas luka atau tanda-tanda keausan, menunjukkan penggunaannya untuk tujuan seremonial atau simbolis,” menurut keterangan Kantor Perlindungan Monumen Negara Bavaria dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Jumat (16/6/2023).
Meskipun pedang itu untuk kegiatan seremonial, namun dapat berfungsi sebagai senjata aktif karena ujung depan pedang sangat tajam untuk menebas lawan. Hanya ada dua wilayah di Jerman yang terkenal mampu membuat pedang octagonal, yaitu di Jerman selatan dan Jerman utara dekat Denmark.
Baca Juga
“Pedang dan makam masih harus diperiksa agar para arkeolog dapat mengklasifikasikan temuan ini dengan lebih tepat. Tapi sudah bisa dikatakan: kondisinya luar biasa! Penemuan seperti ini sangat langka!,” kata Mathias Pfeil, kepala Kantor Perlindungan Monumen Negara Bavaria yang terlibat dalam konservasi pedang.
(wib)