Mengenal Pasukan Khusus Israel, Puluhan Anjing Oketz yang Jadi Korban Perang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasukan tentara Israel (IDF) memiliki pasukan khusus yang beranggotakan anjing. Lantaran terlibat dalam perang, puluhan anjing tempur menjadi korban.
Unit Oketz IDF biasanya mengirim seekor anjing tempur ke sebuah gedung tempat pejuang Hamas bersembunyi di kamp pengungsi Jabaliya di Gaza. Ketika anjing tersebut tidak kembali, IDF tidak bakal menyelamatkannya karena biasanya para anjing tempur dipastikan sudah mati. Bahkan di tubuhnya terpasang bahan peledak dari pasukan Hamas.
Dilansir dari Ynet, Jumat (7/6/2024) sejak 7 Oktober 2023, unit tersebut telah kehilangan sekitar 30 anjing tempur, namun diperkirakan akan terus bertambah.
Prosedur kerja unit tersebut diawali dengan menggunakan drone untuk memindai bangunan dan mencari titik anjing tempur Oketz IDF yang menghilang. Sebagian besar anjing tempur tersebut terlihat sudah tergeletak di trotoar sebelah gedung. Ketika tiba di tempat itu, tentara IDF mencurigai bahwa musuh telah membunuhnya secara diam-diam dan menyembunyikan bahan peledak di tubuhnya.
Tim pemindai pun mengidentifikasi sisa bahan peledak dari tubuh anjing tersebut. Bahan peledak dikeluarkan dan anjing tempur tadi dibawa untuk dikuburkan di pemakaman anjing di pangkalan Oketz.
Strategi ini bukan pertama kalinya. Pejuang Hamas memasang perangkap di tubuh anjing tempur agar tentara IDF mendekat. Beberapa unit melaporkan menemukan senjata AK-47 dipasang di atas granat tanpa pin. Jika IDF memindahkan atau mengangkat senjata tersebut, maka akan memicu ledakan granat yang langsung melukai atau membunuh tentara.
Selain 30 anjing tempur yang tewas, lebih dari selusin anjing terluka dan pensiun dari dinas. Dalam beberapa bulan terakhir, unit tersebut telah memperoleh lusinan anjing baru dari luar negeri untuk berbagai tugas. Kerja unit ini diperkirakan meningkat hampir tiga kali lipat dalam lima tahun ke depan.
“Kami sudah melihat situasi di utara setelah pengalaman yang didapat dengan anjing-anjing di Gaza. Unit ini unggul dalam banyak aspek pertempuran dengan anjing di Gaza, dan dengan pejuang yang beroperasi jauh di dalam wilayah musuh," kata seorang perwira senior dari unit kontraterorisme.
Anjing tempur Oketz juga berfungsi untuk tugas-tugas penting dalam mengidentifikasi korban dan bahan peledak. Inovasi dari pengembangan Oketz, IDF membeli beberapa set peralatan siaran langsung untuk anjing-anjing tempur tersebut. Perangkat tadi untuk menyiarkan operasi tersebut secara real-time.
“Kami juga menggunakan drone dan sarana lainnya, sehingga tidak pernah terjadi seekor anjing salah menandai atau gagal mendeteksi bahan peledak yang membahayakan tentara. Kami tidak membahayakan tentara dengan menyelamatkan tubuh anjing dan, jika itu terlalu berbahaya, kami terpaksa meninggalkan jenazah mereka di Gaza,” kata perwira senior tadi.
Oketz juga sedang mempersiapkan untuk memasukkan instruktur tempur wanita pertama kalinya dalam sejarah unit tersebut. Para prajurit ini akan bertugas setidaknya selama dua tahun delapan bulan, seperti rekan-rekan pria mereka.
IDF sedang memperbarui upaya kontraterorismenya dengan unit drone yang akan melatih tentara untuk mengenali aktivitas mencurigakan. Selain itu, unit kontraterorisme melatih pasukan cadangan untuk bertindak sebagai respons pertama kontra-terorisme jika terjadi invasi di sekitar Gaza dan Tepi Barat.
Semua pasukan cadangan yang dipilih untuk misi ini telah menyelesaikan tugas mereka di unit kontra-terorisme. Selain itu, pelatihan IDF untuk penembak jitu akan diperluas, melatih pasukan cadangan setelah melatih sekitar 20.000 prajurit cadangan sejak 7 Oktober 2023.
Israel sangat mengandalkan anjing dalam kampanye militernya untuk mengusir Hamas dan kelompok militan lainnya dari labirin terowongan dan bangunan yang hancur di Gaza. “Anjing-anjing melakukan pekerjaan yang luar biasa,” kata juru bicara utama militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dilansir dari New York Times, beberapa waktu lalu.
Namun, unit anjing juga mendapat kritik. Israel mengatakan anjing-anjingnya mendukung unit komando elit dan menyelamatkan nyawa tentara. Para kritikus mengatakan anjing-anjing digunakan secara tidak benar untuk menakut-nakuti orang.
Penggunaan anjing menjadi sorotan ketika Laksamana Hagari mengatakan bahwa IDF beberapa waktu lalu mengirim seekor anjing, yang dilengkapi dengan kamera video, ke dalam kompleks bangunan untuk membersihkan area tersebut. Anjing tersebut ditembak dan dibunuh, dan pertemuan hewan tersebut dengan militan direkam oleh kamera.
Kamera, yang kemudian ditemukan, juga merekam suara tiga sandera Israel yang diyakini telah melarikan diri setelah tentara membunuh para militan. Video tersebut menjadi bukti kunci kemudian, setelah para sandera secara keliru ditembak dan dibunuh oleh tentara Israel, karena menunjukkan bahwa militer Israel hampir menemukan sandera sebelum mereka terbunuh.
Dalam kasus lain, Hussam Abu Safiya, kepala departemen pediatrik rumah sakit Kamal Adwan di Gaza, menuduh militer Israel melepaskan anjing penyerang dalam serangan di rumah sakit tersebut dan menyerukan penyelidikan internasional.
Pada bulan September, sebelum perang di Gaza dimulai, surat kabar Israel Ha’aretz melaporkan tentang tentara yang menggeledah rumah warga Palestina di Tepi Barat menggunakan anjing untuk menakuti anggota keluarga perempuan. Itu adalah salah satu dari beberapa insiden yang melibatkan anjing militer yang menjadi berita utama di Israel selama bertahun-tahun.
Anjing telah lama berpartisipasi dalam konflik militer, sejak 600 SM. Pada tahun 1942, Amerika Serikat menciptakan unit anjing militer resmi pertama, dan pasukan khusus Amerika menggunakan anjing dalam serangan yang menewaskan pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden pada tahun 2011 dan Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin Negara Islam, pada tahun 2019.
Namun, praktik ini tetap kontroversial. Hewan-hewan ini tidak memiliki status hukum dan pada dasarnya dianggap sebagai peralatan atau teknologi dan tidak mendaftar secara sukarela. Seperti manusia, anjing dapat mengalami trauma akibat perang dan menanggung bekas luka psikologis dari pekerjaan mereka.
MG/Maulana Kusumadewa Iskandar
Unit Oketz IDF biasanya mengirim seekor anjing tempur ke sebuah gedung tempat pejuang Hamas bersembunyi di kamp pengungsi Jabaliya di Gaza. Ketika anjing tersebut tidak kembali, IDF tidak bakal menyelamatkannya karena biasanya para anjing tempur dipastikan sudah mati. Bahkan di tubuhnya terpasang bahan peledak dari pasukan Hamas.
Dilansir dari Ynet, Jumat (7/6/2024) sejak 7 Oktober 2023, unit tersebut telah kehilangan sekitar 30 anjing tempur, namun diperkirakan akan terus bertambah.
Prosedur kerja unit tersebut diawali dengan menggunakan drone untuk memindai bangunan dan mencari titik anjing tempur Oketz IDF yang menghilang. Sebagian besar anjing tempur tersebut terlihat sudah tergeletak di trotoar sebelah gedung. Ketika tiba di tempat itu, tentara IDF mencurigai bahwa musuh telah membunuhnya secara diam-diam dan menyembunyikan bahan peledak di tubuhnya.
Tim pemindai pun mengidentifikasi sisa bahan peledak dari tubuh anjing tersebut. Bahan peledak dikeluarkan dan anjing tempur tadi dibawa untuk dikuburkan di pemakaman anjing di pangkalan Oketz.
Strategi ini bukan pertama kalinya. Pejuang Hamas memasang perangkap di tubuh anjing tempur agar tentara IDF mendekat. Beberapa unit melaporkan menemukan senjata AK-47 dipasang di atas granat tanpa pin. Jika IDF memindahkan atau mengangkat senjata tersebut, maka akan memicu ledakan granat yang langsung melukai atau membunuh tentara.
Selain 30 anjing tempur yang tewas, lebih dari selusin anjing terluka dan pensiun dari dinas. Dalam beberapa bulan terakhir, unit tersebut telah memperoleh lusinan anjing baru dari luar negeri untuk berbagai tugas. Kerja unit ini diperkirakan meningkat hampir tiga kali lipat dalam lima tahun ke depan.
“Kami sudah melihat situasi di utara setelah pengalaman yang didapat dengan anjing-anjing di Gaza. Unit ini unggul dalam banyak aspek pertempuran dengan anjing di Gaza, dan dengan pejuang yang beroperasi jauh di dalam wilayah musuh," kata seorang perwira senior dari unit kontraterorisme.
Anjing tempur Oketz juga berfungsi untuk tugas-tugas penting dalam mengidentifikasi korban dan bahan peledak. Inovasi dari pengembangan Oketz, IDF membeli beberapa set peralatan siaran langsung untuk anjing-anjing tempur tersebut. Perangkat tadi untuk menyiarkan operasi tersebut secara real-time.
“Kami juga menggunakan drone dan sarana lainnya, sehingga tidak pernah terjadi seekor anjing salah menandai atau gagal mendeteksi bahan peledak yang membahayakan tentara. Kami tidak membahayakan tentara dengan menyelamatkan tubuh anjing dan, jika itu terlalu berbahaya, kami terpaksa meninggalkan jenazah mereka di Gaza,” kata perwira senior tadi.
Oketz juga sedang mempersiapkan untuk memasukkan instruktur tempur wanita pertama kalinya dalam sejarah unit tersebut. Para prajurit ini akan bertugas setidaknya selama dua tahun delapan bulan, seperti rekan-rekan pria mereka.
IDF sedang memperbarui upaya kontraterorismenya dengan unit drone yang akan melatih tentara untuk mengenali aktivitas mencurigakan. Selain itu, unit kontraterorisme melatih pasukan cadangan untuk bertindak sebagai respons pertama kontra-terorisme jika terjadi invasi di sekitar Gaza dan Tepi Barat.
Semua pasukan cadangan yang dipilih untuk misi ini telah menyelesaikan tugas mereka di unit kontra-terorisme. Selain itu, pelatihan IDF untuk penembak jitu akan diperluas, melatih pasukan cadangan setelah melatih sekitar 20.000 prajurit cadangan sejak 7 Oktober 2023.
Kritik Penggunaan Anjing Tempur
Israel sangat mengandalkan anjing dalam kampanye militernya untuk mengusir Hamas dan kelompok militan lainnya dari labirin terowongan dan bangunan yang hancur di Gaza. “Anjing-anjing melakukan pekerjaan yang luar biasa,” kata juru bicara utama militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dilansir dari New York Times, beberapa waktu lalu.
Namun, unit anjing juga mendapat kritik. Israel mengatakan anjing-anjingnya mendukung unit komando elit dan menyelamatkan nyawa tentara. Para kritikus mengatakan anjing-anjing digunakan secara tidak benar untuk menakut-nakuti orang.
Penggunaan anjing menjadi sorotan ketika Laksamana Hagari mengatakan bahwa IDF beberapa waktu lalu mengirim seekor anjing, yang dilengkapi dengan kamera video, ke dalam kompleks bangunan untuk membersihkan area tersebut. Anjing tersebut ditembak dan dibunuh, dan pertemuan hewan tersebut dengan militan direkam oleh kamera.
Kamera, yang kemudian ditemukan, juga merekam suara tiga sandera Israel yang diyakini telah melarikan diri setelah tentara membunuh para militan. Video tersebut menjadi bukti kunci kemudian, setelah para sandera secara keliru ditembak dan dibunuh oleh tentara Israel, karena menunjukkan bahwa militer Israel hampir menemukan sandera sebelum mereka terbunuh.
Dalam kasus lain, Hussam Abu Safiya, kepala departemen pediatrik rumah sakit Kamal Adwan di Gaza, menuduh militer Israel melepaskan anjing penyerang dalam serangan di rumah sakit tersebut dan menyerukan penyelidikan internasional.
Pada bulan September, sebelum perang di Gaza dimulai, surat kabar Israel Ha’aretz melaporkan tentang tentara yang menggeledah rumah warga Palestina di Tepi Barat menggunakan anjing untuk menakuti anggota keluarga perempuan. Itu adalah salah satu dari beberapa insiden yang melibatkan anjing militer yang menjadi berita utama di Israel selama bertahun-tahun.
Anjing telah lama berpartisipasi dalam konflik militer, sejak 600 SM. Pada tahun 1942, Amerika Serikat menciptakan unit anjing militer resmi pertama, dan pasukan khusus Amerika menggunakan anjing dalam serangan yang menewaskan pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden pada tahun 2011 dan Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin Negara Islam, pada tahun 2019.
Namun, praktik ini tetap kontroversial. Hewan-hewan ini tidak memiliki status hukum dan pada dasarnya dianggap sebagai peralatan atau teknologi dan tidak mendaftar secara sukarela. Seperti manusia, anjing dapat mengalami trauma akibat perang dan menanggung bekas luka psikologis dari pekerjaan mereka.
MG/Maulana Kusumadewa Iskandar
(msf)