Astronot NASA Termukan Gua Terdalam di Bulan
loading...
A
A
A
NEW YORK - Penemuan signifikan jaringan gua di bawah permukaan Bulan . Gua-gua ini dipercaya terbentuk akibat pendinginan lava dan memiliki potensi besar sebagai tempat perlindungan bagi para astronot di masa depan.
Penemuan ini didukung oleh data yang diperoleh dari Lunar Reconnaissance Orbiter milik NASA.
Gua ini hanyalah satu dari ratusan gua yang barangkali masih tersembunyi di "dunia bawah tanah yang belum ditemukan", imbuh para peneliti.
Banyak negara berlomba dengan waktu agar manusia bisa tinggal secara permanen di Bulan. Namun, untuk itu, mereka perlu melindungi astronot dari radiasi, suhu ekstrem, dan cuaca luar angkasa.
Helen Sharman, astronot Inggris pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa, mengatakan kepada BBC News bahwa gua yang baru ditemukan di bulan ini terlihat cocok untuk menjadi sebuah basis.
Sharman menduga manusia bisa tinggal di terowongan bulan dalam kurun waktu 20-30 tahun.
Akan tetapi, Sharman mengatakan gua ini begitu dalam sehingga astronot mungkin perlu menggunakan tali untuk turun dan menggunakan “jetpack atau lift” untuk keluar.
Lorenzo Bruzzone dan Leonardo Carrer dari Universitas Trento di Italia menemukan gua tersebut dengan menggunakan radar untuk menembus bukaan sebuah lubang di dataran berbatu yang disebut Mare Tranquillitatis.
Lubang ini terlihat dengan mata telanjang dari Bumi – sekaligus menjadi tempat pendaratan Apollo 11 pada tahun 1969.
Gua ini memiliki jendela langit di permukaan Bulan. Gua ini juga mengarah ke dinding vertikal dan menggantung. Bagian dasarnya miring dan diduga terbentang lebih jauh di bawah tanah.
Gua ini terbentuk jutaan atau miliaran tahun yang lalu ketika lava mengalir di Bulan sehingga menciptakan terowongan melalui batuan.
Profesor Carrer menyebut gua ini bisa dibandingkan dengan gua-gua vulkanik di Lanzarote, Spanyol. Para peneliti mengunjungi gua-gua di Eropa itu tersebut sebagai bagian dari studi mereka.
Penemuan ini didukung oleh data yang diperoleh dari Lunar Reconnaissance Orbiter milik NASA.
Gua ini hanyalah satu dari ratusan gua yang barangkali masih tersembunyi di "dunia bawah tanah yang belum ditemukan", imbuh para peneliti.
Banyak negara berlomba dengan waktu agar manusia bisa tinggal secara permanen di Bulan. Namun, untuk itu, mereka perlu melindungi astronot dari radiasi, suhu ekstrem, dan cuaca luar angkasa.
Helen Sharman, astronot Inggris pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa, mengatakan kepada BBC News bahwa gua yang baru ditemukan di bulan ini terlihat cocok untuk menjadi sebuah basis.
Sharman menduga manusia bisa tinggal di terowongan bulan dalam kurun waktu 20-30 tahun.
Akan tetapi, Sharman mengatakan gua ini begitu dalam sehingga astronot mungkin perlu menggunakan tali untuk turun dan menggunakan “jetpack atau lift” untuk keluar.
Lorenzo Bruzzone dan Leonardo Carrer dari Universitas Trento di Italia menemukan gua tersebut dengan menggunakan radar untuk menembus bukaan sebuah lubang di dataran berbatu yang disebut Mare Tranquillitatis.
Lubang ini terlihat dengan mata telanjang dari Bumi – sekaligus menjadi tempat pendaratan Apollo 11 pada tahun 1969.
Gua ini memiliki jendela langit di permukaan Bulan. Gua ini juga mengarah ke dinding vertikal dan menggantung. Bagian dasarnya miring dan diduga terbentang lebih jauh di bawah tanah.
Gua ini terbentuk jutaan atau miliaran tahun yang lalu ketika lava mengalir di Bulan sehingga menciptakan terowongan melalui batuan.
Profesor Carrer menyebut gua ini bisa dibandingkan dengan gua-gua vulkanik di Lanzarote, Spanyol. Para peneliti mengunjungi gua-gua di Eropa itu tersebut sebagai bagian dari studi mereka.
(wbs)