3 Senjata Kimia yang Diduga Digunakan Ukraina dan Rusia

Jum'at, 11 Oktober 2024 - 22:05 WIB
loading...
A A A
Tentara Ukraina mengatakan gas tersebut telah digunakan untuk memaksa mereka keluar dari posisi yang terlindung dan masuk ke dalam tembakan musuh. "Rusia menggunakan bahan kimia non-mematikan seperti gas air mata untuk menyerang posisi kami," ujar Ihor Lutsenko, mantan anggota parlemen Ukraina yang kini bertugas di militer.

Unit militer Rusia di Ukraina telah memposting gambar granat K-51 yang biasanya digunakan untuk menahan gas CS. Ahli senjata kimia telah mengidentifikasi granat K-51 yang ditemukan di medan perang. Investigator open-source juga telah melaporkan bukti penggunaan granat gas CS.

3. DM105


Rusia menuduh Ukraina menggunakan senjata kimia Barat dengan kedok cangkang asap di wilayah Kursk. Senjata tersebut adalah amunisi cluster DM105 kaliber Nato yang mengandung aerosol klorin dan agen penyumbat di kota Sudzha dan menyebabkan puluhan korban luka.

Seorang juru bicara Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW), kelompok pengawas independen utama, mengatakan tidak ada pengajuan baru yang telah diterima dan mengutip pernyataan sebelumnya menyusul tuduhan AS.

"Baik Federasi Rusia maupun Ukraina telah saling menuduh dan melaporkan tuduhan penggunaan senjata kimia kepada Organisasi," bunyi pernyataan tersebut.

"Informasi yang diberikan kepada organisasi sejauh ini oleh kedua belah pihak, bersama dengan informasi yang tersedia untuk sekretariat, tidak cukup berdasar."

OPCW belum menerima permintaan untuk menyelidiki klaim senjata kimia dari pihak mana pun. "Kami akan terus memantau situasi dan mempertahankan kesiapan kami untuk dikerahkan," katanya.

Setiap penyelidikan kemungkinan akan menghadapi tantangan yang signifikan, menurut Dr Marc-Michael Blum, ahli senjata kimia independen dan mantan kepala laboratorium OPCW.

Tantangan yang dimaksud adalah dokumentasi lengkap, sampel senjata kimia, serta testimoni para korban. "Masalahnya adalah agen-agen ini tidak terlalu persisten di lingkungan, yang berarti perlu mengambil sampel relatif cepat. Dan semua itu di daerah di mana ada operasi tempur aktif yang sedang berlangsung," ujarnya.

Tuduhan Rusia terhadap cangkang DM105 yang dipasok NATO, kata Dr Blum, kemungkinan akan gagal dalam tes yang mendefinisikan senjata kimia yang dilarang, karena asap yang dihasilkan bukanlah fungsi utama. "Untuk menjadi senjata kimia, fungsi utama amunisi haruslah efek beracun. Hal ini tidak terjadi di sini," katanya.

Ancaman penggunaan senjata kimia di Ukraina terbatas karena kedua belah pihak telah menghancurkan bukti-bukti di bawah inspeksi yang diverifikasi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1660 seconds (0.1#10.140)