Peneliti Indonesia Tak Khawatirkan Mutasi Virus Corona D614G

Jum'at, 04 September 2020 - 17:00 WIB
loading...
Peneliti Indonesia Tak...
Kinerja vaksin yang sedang dibangun di Indonesia tidak akan terpengaruh mutasi virus, selama vaksin ditujukan pada RBD yang merupakan bagian dari virus spike yang dijadikan target vaksin. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang PS Brodjonegoro , mengatakan, mutasi pada virus Corona tidak akan mengganggu upaya pengembangan vaksin yang saat ini tengah dilakukan. (Baca juga: Qualcomm Boyong Snapdragon Seri 4 untuk Ponsel 5G Murah)

Bambang juga mengimbau masyarakat agar tidak perlu panik berlebih terhadap mutasi, seperti D614G. “Namun harus tetap waspada penuh dan disiplin menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19,” saran Bambang.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio, membenarkan hal tersebut. Amin menjelaskan, mutasi virus ini tidak mengubah struktur maupun fungsi dari receptor-binding domain (RBD) yang bertugas menjangkiti bagian protein manusia.

Amin menambahkan, kinerja vaksin tidak akan terpengaruh, selama vaksin ditujukan pada RBD yang merupakan bagian dari virus spike yang dijadikan target vaksin. “Meskipun perubahan terjadi pada spike protein, namun pada lokasi yang berbeda. Sehingga RBD tidak terganggu, selama vaksin ini ditujukan ada RBD maka tidak akan mengganggu kinerja vaksin,” klaim Amin.

Amin mengklaim, Indonesia telah mengirim 24 sampel virus genom atau whole genom sequencing (WGS) SARS-CoV-2 ke lembaga global GISAID. Dari 24 sampel virus genom tersebut, sembilan di antaranya mengandung mutasi D614G.

Rinciannya, dua dari Surabaya, tiga dari Yogyakarta, dua dari Tangerang dan Jakarta, dan dua dari Bandung. Bahkan sebenarnya, sebelumnya ditemukan pertama kali di Jerman dan China pada Januari 2020.

Di sisi lain, Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi tentang COVID-19, Prof Ali Ghufron Mukti, mengatakan, belum ada bukti mutasi D614G lebih infeksius atau lebih berbahaya. “Yang perlu mendapat perhatian adalah mutasi L18F yang memiliki akses antibodi,” tandasnya. (Baca juga: Rekor Positif Covid-19 di Kota Bogor, Sehari Bertambah 30 Orang dan 2 Meninggal )
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0952 seconds (0.1#10.140)