74 Ekor Badak Jawa yang Tersisa Rayakan Hari Badak Sedunia

Selasa, 22 September 2020 - 22:07 WIB
loading...
74 Ekor Badak Jawa yang Tersisa Rayakan  Hari Badak Sedunia
Sakah satu Badak Jawa yang tersisa di Ujung Kulon Banten. FOTO/ IST
A A A
BANTEN - Setiap tanggal 22 September merupakan peringatan World Rhino Day(WRD) atau Hari Badak Sedunia.

Tahun ini, Javan Rhino Expedition (JRE) bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ikut merayakannya.

Perayaan tersebut ditandakan dengan meluncurkan hasil karya ekspedisi yang juga bertepatan dengan setahun perjalanan kegiatan JRE yang menyoroti upaya konservasi badak Jawa.

Saat ini, ada lima jenis badak yang tersisa di dunia dan terancam punah. Dua dari kelima jenis badak tersebut berada di Indonesia, yaitu Badak Sumatera dan Badak Jawa.

Berbeda dengan Badak Sumatera yang kantong populasinya tersebar di beberapa provinsi yang ada di Pulau Sumatera dan Kalimantan, Badak Jawa hanya memiliki satu habitat di dunia, yaitu Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) setelah subspesiesnya dinyatakan punah di Vietnam pada tahun 2010.

“Ini adalah momentum peringatan akan upaya konservasi badak di dunia,” kata Kepala Balai TNUK, Anggodo.

Berdasarkan data TNUK, pada Agustus 2020 populasi Badak Jawa yang tersisa hanya 74 ekor saja. Berbagai macam ancaman mengintai badak maupun “rumah terakhirnya”.

Beberapa masalah yang teridentifikasi seperti ancaman bencana alam, distribusi pakan yang menurun, ancaman penyakit, dan menurunnya kualitas genetik dihadapi badak bercula satu ini.

Ekspedisi ini bertujuan untuk mendokumentasikan cerita tentang proses menemukan Badak Jawa di habitat terakhirnya, dan merekam sudut pandang inspiratif dunia konservasi, baik dari masyarakat ataupun lembaga ke dalam bentuk tulisan, foto, dan film dokumenter.

Karya yang lahir dari ekspedisi ini kemudian dapat digunakan untuk kegiatan kampanye dan penyadaran tentang konservasi Badak Jawa untuk masyarakat luas.

Anggodo melanjutkan, Badak Jawa hanya dapat ditemukan di Semenanjung Ujung Kulon dan untuk melihat langsung diperlukan izin khusus, sehingga tidak akan mengganggu perilaku dan habitatnya.

“Kami menyambut baik dan kami sangat mendukung kegiatan ekspedisi ini dan berharap bahwa kegiatan ini akan meningkatkan atensi masyarakat terhadap upaya konservasi Badak Jawa,“ imbuhnya.

Ekspedisi badak Jawa di dalam TNUK dimulai tepat pada Hari Badak Sedunia pada tanggal 22 September hingga 6 Oktober 2019, yang melibatkan tim gabungan dari JRE, petugas dari TNUK, dan masyarakat lokal.

Tim melakukan ekspedisi dengan menggunakan dua metode yaitu metode ranggon (rumah pohon) dan metode susur sungai dengan menggunakan perahu karet.

Ekspedisi kemudian dilanjutkan oleh tim JRE ke desa penyangga pada tanggal 27 Oktober – 1 November 2019 untuk mendokumentasikan masyarakat lokal desa penyangga TNUK sebagai upaya penggalian pandangan mereka terhadap konservasi badak Jawa. BACA JUGA - SUV Buatan China yang Bikin Produsen Otomotif Eropa dan Jepang Melongo

Koordinator tim ekspedisi JRE, David Herman Jaya, menyampaikan, dalam pelaksanaan Javan Rhino Expedition, tim JRE menghadapi tantangan untuk dapat merangkum cerita dan menuturkan kepada publik intisari dari sebuah perjalanan konservasi.

“Bukan hanya sekadar pengambilan visual, namun juga bersama para ahli masyarakat lokal, kami mencoba berdiskusi lebih jauh tentang hal baik apa yang perlu dan bisa menjadi masukan agar upaya pelestarian Badak Jawa terus berkembang kedepannya,” ungkapnya.

Kegiatan ekspedisi ini juga berfungsi sebagai alat penyadartahuan dan komunikasi kepada masyarakat luas terhadap pentingnya upaya konservasi Badak Jawa.

Tidak hanya memberikan gambaran akan gentingnya keberadaan Badak Jawa di habitat terakhirnya, namun juga memberikan wawasan terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan oleh para penggiat konservasi Badak Jawa baik dari kelembagaan maupun masyarakat lokal..BACA JUGA- Viral di TikTok, Polisi Magelang Buru Wanita Pamer Pantat saat Naik Skutik
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3077 seconds (0.1#10.140)