Beda dengan WHO, FDA Resmi Setujui Remdesivir sebagai Obat Pertama COVID-19
loading...
A
A
A
Tetapi uji coba WHO belum ditinjau oleh rekan sejawat, dan telah menarik beberapa kritik dari para peneliti sejak diposting secara online.
"Uji coba WHO berlangsung di 405 rumah sakit berbeda di seluruh dunia, dan perawatan pasien mungkin berbeda di antara banyak lokasi," kata Dr. Peter Chin-Hong, pakar penyakit menular di University of California, San Francisco, kepada The Times.
Perbedaan dalam perawatan berpotensi mempengaruhi kelangsungan hidup pasien dan membuat efek remdesivir sulit untuk disingkirkan. Juga, beberapa peserta uji coba lebih sakit daripada yang lain di seluruh kelompok, sehingga sulit untuk mengetahui apakah obat tersebut bekerja lebih baik dalam satu kelompok di atas yang lain.
Selain itu, Gilead Sciences, perusahaan yang memproduksi Remdesivir, berpendapat penelitian WHO bisa jadi bias karena dokter dan pasien mengetahui obat mana yang digunakan, lapor Reuters. Dengan kata lain, uji coba tersebut tidak "dibutakan", yang akan dianggap sebagai standar emas untuk uji klinis.
Entah membantu atau tidak, Remdesivir memiliki label harga yang lumayan dibandingkan dengan perawatan yang lebih murah yang sedang diuji untuk COVID-19, seperti steroid deksametason. (Baca juga: Dugaan Ujaran Kebencian, Bareskrim Tangkap Gus Nur di Malang )
"Uji coba WHO berlangsung di 405 rumah sakit berbeda di seluruh dunia, dan perawatan pasien mungkin berbeda di antara banyak lokasi," kata Dr. Peter Chin-Hong, pakar penyakit menular di University of California, San Francisco, kepada The Times.
Perbedaan dalam perawatan berpotensi mempengaruhi kelangsungan hidup pasien dan membuat efek remdesivir sulit untuk disingkirkan. Juga, beberapa peserta uji coba lebih sakit daripada yang lain di seluruh kelompok, sehingga sulit untuk mengetahui apakah obat tersebut bekerja lebih baik dalam satu kelompok di atas yang lain.
Selain itu, Gilead Sciences, perusahaan yang memproduksi Remdesivir, berpendapat penelitian WHO bisa jadi bias karena dokter dan pasien mengetahui obat mana yang digunakan, lapor Reuters. Dengan kata lain, uji coba tersebut tidak "dibutakan", yang akan dianggap sebagai standar emas untuk uji klinis.
Entah membantu atau tidak, Remdesivir memiliki label harga yang lumayan dibandingkan dengan perawatan yang lebih murah yang sedang diuji untuk COVID-19, seperti steroid deksametason. (Baca juga: Dugaan Ujaran Kebencian, Bareskrim Tangkap Gus Nur di Malang )
(iqb)