Asli Buatan Anak Bangsa, Vaksin Merah Putih Paling Cocok untuk Indonesia
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pengembangan Vaksin Merah Putih oleh anak bangsa dinilai sebagai vaksin yang cocok bagi rakyat Indonesia dalam memerangi COVID-19. Hal itu terungkap dalam Webinar Salam Berbagi yang diadakan pada 8 November kemarin. (Baca juga: Bulan Depan Unair Uji Coba Vaksin Merah Putih ke Hewan )
Webinar kali ini diikuti oleh Honesti Basyir (Direktur Utama PT Biofarma), Prof Kusnandi Rusmil (Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19), Prof Amin Soebandrio (Kepala Lembaga Eijkman), Indra Rudiansyah (Alumnus ITB di Oxford dari LPDP dan mengikuti riset vaksin COVID-19 di Oxford), L Rizka Andalucia (Direktur Registrasi Obat Badan POM), dan dimoderatori oleh Fenny Martha Dwivanny (Dosen SITH ITB dan Ketua KK Genetika dan Bioteknologi Molekuler).
Webinar Salam Berbagi kali ini dibuka oleh Prof I Gede Wenten, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB. Pada kesempatan itu dia berpendapat, tahun 2020 menjadi tahun yang berat dengan adanya pandemik. Tetapi Indonesia masih bisa bangkit dari kondisi ini dengan adanya Vaksin Merah Putih yang dikembangkan anak bangsa.
Dia menambahkan, vaksin ini diharapkan bisa segera menjadi salah satu solusi yang proses pengembangannya wajib didukung sepenuhnya. Vaksin Merah Putih merupakan vaksin karya anak bangsa yang dikembangkan oleh Lembaga Biomolekuler Eijkman dengan peneliti dari Eijkman, LIPI, UI, UGM, ITB, dan Unair.
Prof Amin Soebandrio menjelaskan, Vaksin Merah Putih ini dikembangkan dengan metode rekombinan. Vaksin ini menggunakan buatan anak bangsa dan murni menggunakan strain COVID-19 di Indonesia. Para penelitinya juga dari lokal sehingga diharapkan sangat tepat untuk rakyat Indonesia.
"Vaksin Merah Putih saat ini sudah pada tahap akan diuji pada hewan dan setelah itu baru uji klinis tiga kali," ujarnya.
Menurut Honesti Basyir, Vaksin Merah Pputih ini akan diberikan Lembaga Eijkman ke PT Biofarma untuk dilakukan uji klinis. PT Biofarma selaku holding farmasi di Indonesia berperan dalam penanganan COVID ini dengan melakukan proses menggunakan model quadriple helix.
Dia menambahkan, beberapa hal yang diperhatikan dalam produksi Vaksin Merah Putih ini ialah produksi vaksin harus efektif, cepat, aman, mandiri, dan halal.
Sementara itu, Rizka Andalucia, mengutarakan, BPOM selaku regulator dalam health security akan terus mengawasi produksi vaksin ini mulai dari pre hingga post-clinical. Setelah lulus uji klinis tiga, maka BPOM akan mengeluarkan izin untuk produksi massal Vaksin Merah Putih.
Indra Rudiansyah mengamini bahwa Vaksin Merah Putih merupakan vaksin pertama dengan seluruh prosesnya melibatkan orang Indonesia. Dengan demikian, vaksin ini sangat berperan penting dalam pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan di Tanah Air, di mana sebelumnya masih terasa kurang.
"Proses pengembangan vaksin merupakan proses yang rumit dan kompleks membutuhkan waktu umumnya 10-15 tahun. Namun karena situasi terdesak pandemik seperti ini, akhirnya proses ini (bisa) dipercepat," timpal Prof Kusnandi, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19.
Di akhir paparan dari seluruh narasumber, Prof Amin Soebandrio berpesan kepada masyarakat, sebelum vaksin ini bisa diproduksi massal, terlebih dulu mereka harus yakin 100% bahwa virus ini memang ada. Sehingga solusi vaksin karya anak bangsa ini dapat bermanfaat dan diterima di seluruh lapisan masyarakat.
Dia berharap, Webinar Salam Berbagi edisi spesial mengenai “Vaksin Merah Putih untuk Indonesia” ini membuat masyarat menjadi lebih mengetahui perkembangan dari produksi vaksin tersebut. "Semoga uji vaksin ini berjalan lancar hingga bisa diproduksi massal pada 2021 mendatang," harapnya.
Webinar Salam Berbagi episode 7 diikuti oleh 830 peserta. Penyelenggaraan Webinar Salam Berbagi yang dibantu oleh Tim Salam Ganesha ini akan dilangsungkan secara rutin dua pekan sekali setiap Sabtu pukul 14.00 WIB melalui platform online Zoom dan YouTube. (Baca juga: Ini Daftar 42 Perangkat Huawei yang Bisa Menjalankan Harmony OS )
Webinar kali ini diikuti oleh Honesti Basyir (Direktur Utama PT Biofarma), Prof Kusnandi Rusmil (Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19), Prof Amin Soebandrio (Kepala Lembaga Eijkman), Indra Rudiansyah (Alumnus ITB di Oxford dari LPDP dan mengikuti riset vaksin COVID-19 di Oxford), L Rizka Andalucia (Direktur Registrasi Obat Badan POM), dan dimoderatori oleh Fenny Martha Dwivanny (Dosen SITH ITB dan Ketua KK Genetika dan Bioteknologi Molekuler).
Webinar Salam Berbagi kali ini dibuka oleh Prof I Gede Wenten, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB. Pada kesempatan itu dia berpendapat, tahun 2020 menjadi tahun yang berat dengan adanya pandemik. Tetapi Indonesia masih bisa bangkit dari kondisi ini dengan adanya Vaksin Merah Putih yang dikembangkan anak bangsa.
Dia menambahkan, vaksin ini diharapkan bisa segera menjadi salah satu solusi yang proses pengembangannya wajib didukung sepenuhnya. Vaksin Merah Putih merupakan vaksin karya anak bangsa yang dikembangkan oleh Lembaga Biomolekuler Eijkman dengan peneliti dari Eijkman, LIPI, UI, UGM, ITB, dan Unair.
Prof Amin Soebandrio menjelaskan, Vaksin Merah Putih ini dikembangkan dengan metode rekombinan. Vaksin ini menggunakan buatan anak bangsa dan murni menggunakan strain COVID-19 di Indonesia. Para penelitinya juga dari lokal sehingga diharapkan sangat tepat untuk rakyat Indonesia.
"Vaksin Merah Putih saat ini sudah pada tahap akan diuji pada hewan dan setelah itu baru uji klinis tiga kali," ujarnya.
Menurut Honesti Basyir, Vaksin Merah Pputih ini akan diberikan Lembaga Eijkman ke PT Biofarma untuk dilakukan uji klinis. PT Biofarma selaku holding farmasi di Indonesia berperan dalam penanganan COVID ini dengan melakukan proses menggunakan model quadriple helix.
Dia menambahkan, beberapa hal yang diperhatikan dalam produksi Vaksin Merah Putih ini ialah produksi vaksin harus efektif, cepat, aman, mandiri, dan halal.
Sementara itu, Rizka Andalucia, mengutarakan, BPOM selaku regulator dalam health security akan terus mengawasi produksi vaksin ini mulai dari pre hingga post-clinical. Setelah lulus uji klinis tiga, maka BPOM akan mengeluarkan izin untuk produksi massal Vaksin Merah Putih.
Indra Rudiansyah mengamini bahwa Vaksin Merah Putih merupakan vaksin pertama dengan seluruh prosesnya melibatkan orang Indonesia. Dengan demikian, vaksin ini sangat berperan penting dalam pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan di Tanah Air, di mana sebelumnya masih terasa kurang.
"Proses pengembangan vaksin merupakan proses yang rumit dan kompleks membutuhkan waktu umumnya 10-15 tahun. Namun karena situasi terdesak pandemik seperti ini, akhirnya proses ini (bisa) dipercepat," timpal Prof Kusnandi, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19.
Di akhir paparan dari seluruh narasumber, Prof Amin Soebandrio berpesan kepada masyarakat, sebelum vaksin ini bisa diproduksi massal, terlebih dulu mereka harus yakin 100% bahwa virus ini memang ada. Sehingga solusi vaksin karya anak bangsa ini dapat bermanfaat dan diterima di seluruh lapisan masyarakat.
Dia berharap, Webinar Salam Berbagi edisi spesial mengenai “Vaksin Merah Putih untuk Indonesia” ini membuat masyarat menjadi lebih mengetahui perkembangan dari produksi vaksin tersebut. "Semoga uji vaksin ini berjalan lancar hingga bisa diproduksi massal pada 2021 mendatang," harapnya.
Webinar Salam Berbagi episode 7 diikuti oleh 830 peserta. Penyelenggaraan Webinar Salam Berbagi yang dibantu oleh Tim Salam Ganesha ini akan dilangsungkan secara rutin dua pekan sekali setiap Sabtu pukul 14.00 WIB melalui platform online Zoom dan YouTube. (Baca juga: Ini Daftar 42 Perangkat Huawei yang Bisa Menjalankan Harmony OS )
(iqb)