SpaceX Ciptakan Internet Satelit Starlink Berkecepatan Tinggi
loading...
A
A
A
Jakarta - Internet satelit Starlink SpaceX kemungkinan menghabiskan biaya sekitar 1 jutaan rupiah per bulan. Nominal tersebut merupakan tarif yang kompetitif mengingat koneksi broadband satelit yang lamban dan terkadang mahal tersedia untuk orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan di Amerika Serikat.
Meskipun tarif bulanannya sendiri tampaknya masuk akal, pengaturan koneksi juga akan membutuhkan bundel perangkat keras "Starlink Kit" yang mencakup terminal, router WiFi, dan tripod pemasangan. Seluruh perangkat keras ini akan dikenakan biaya tambahan sekitar 7 juta rupiah.
Baca juga : Dominasi Kereta Berkecepatan Tinggi Antara China dan Jepang
Untuk mengambil bagian dalam uji beta Starlink, pengguna awal harus mengunduh aplikasi Starlink. Aplikasi ini dilaporkan telah tersedia untuk Android dan iOS.
Menurut tangkapan layar email terbitan CNBC, tes beta secara gamblang disebut sebagai "Better than Nothing Beta" yang akan menyediakan koneksi internet sesuai dengan kebutuhan. Perkiraan kebutuhan berada pada kisaran antara 50 dan 150 megabit per detik dan menggunakan standar latensi rendah 20 hingga 40 milidetik.
Karyawan SpaceX Elon Musk telah menguji Starlink selama berbulan-bulan melalui tes beta internal. Puas dengan kinerja awal, SpaceX kemudian mengajukan permintaan ke Komisi Komunikasi Federal pada bulan Juli lalu. Mereka meminta untuk meningkatkan jumlah terminal pengguna resmi dari 1 juta menjadi 5 juta karena permintaan yang luar biasa.
Baca juga : Tesla Dikabarkan Perluas Perangkat Lunak Self-Driving' dalam Dua Pekan
Merujuk dari laman Technology, beta diperkirakan akan menjangkau sekitar 700 ribu orang yang sepertinya berminat dalam penawaran Starlink. Layanan ini mengandalkan jaringan mikrosatelit orbit rendah Bumi yang terus berkembang.
Untuk mewujudkan Starlink, perusahaan telah meluncurkan hampir 900 satelit berkemampuan internet ke luar angkasa dan akan lebih banyak lagi yang menyusulnya. Kemampuan internet ini akan tumbuh menjadi jaringan besar yang mampu menyediakan jangkauan global dan diprediksi akan terwujud pada awal 2021.
Meskipun tarif bulanannya sendiri tampaknya masuk akal, pengaturan koneksi juga akan membutuhkan bundel perangkat keras "Starlink Kit" yang mencakup terminal, router WiFi, dan tripod pemasangan. Seluruh perangkat keras ini akan dikenakan biaya tambahan sekitar 7 juta rupiah.
Baca juga : Dominasi Kereta Berkecepatan Tinggi Antara China dan Jepang
Untuk mengambil bagian dalam uji beta Starlink, pengguna awal harus mengunduh aplikasi Starlink. Aplikasi ini dilaporkan telah tersedia untuk Android dan iOS.
Menurut tangkapan layar email terbitan CNBC, tes beta secara gamblang disebut sebagai "Better than Nothing Beta" yang akan menyediakan koneksi internet sesuai dengan kebutuhan. Perkiraan kebutuhan berada pada kisaran antara 50 dan 150 megabit per detik dan menggunakan standar latensi rendah 20 hingga 40 milidetik.
Karyawan SpaceX Elon Musk telah menguji Starlink selama berbulan-bulan melalui tes beta internal. Puas dengan kinerja awal, SpaceX kemudian mengajukan permintaan ke Komisi Komunikasi Federal pada bulan Juli lalu. Mereka meminta untuk meningkatkan jumlah terminal pengguna resmi dari 1 juta menjadi 5 juta karena permintaan yang luar biasa.
Baca juga : Tesla Dikabarkan Perluas Perangkat Lunak Self-Driving' dalam Dua Pekan
Merujuk dari laman Technology, beta diperkirakan akan menjangkau sekitar 700 ribu orang yang sepertinya berminat dalam penawaran Starlink. Layanan ini mengandalkan jaringan mikrosatelit orbit rendah Bumi yang terus berkembang.
Untuk mewujudkan Starlink, perusahaan telah meluncurkan hampir 900 satelit berkemampuan internet ke luar angkasa dan akan lebih banyak lagi yang menyusulnya. Kemampuan internet ini akan tumbuh menjadi jaringan besar yang mampu menyediakan jangkauan global dan diprediksi akan terwujud pada awal 2021.
(fan)