Peneliti Korea Buat Biodiesel dari Kardus Bekas
loading...
A
A
A
Korea Selatan - Dr. Sun-Mi Lee dan timnya di Pusat Penelitian Energi Bersih Institut Sains dan Teknologi Korea (KIST) telah mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan mikroorganisme baru. Mikroorganisme ini mampu menghasilkan prekursor biodiesel dari biomassa lignoselulosa seperti produk sampingan pertanian yang dibuang, kertas bekas, dan kotak karton.
Sejauh ini, mikroorganisme telah menghasilkan produk sebanyak dua kali lipat dari apa yang diperoleh bakteri pendahulunya. Mereka menghasilkan senyawa prekursor biodiesel selama proses metabolisme gula yang terkandung dalam biomassa lignoselulosa yang diumpankannya.
Baca juga : Banyak yang Menanti, Honda S2000 Siap Dibangkitkan Kembali
Lee dan timnya melihat bahwa knalpot mobil berbahan bakar fosil terutama solar dikenal sebagai sumber utama debu halus dan gas rumah kaca. Untuk mencegah meningkatnya polusi tersebut, mereka ingin membuat biodiesel yang ramah lingkungan sebagai pengganti solar.
"Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif efektif yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan debu halus tanpa membatasi pengoperasian kendaraan berbahan bakar solar yang ada," kata Lee, dikutip dari Phys.
Pengolahan biodiesel saat ini masih mememiliki banyak keterbatasan terutama masalah ketersediaan bahan baku. Minyak sawit atau minyak kedelai masih tergolong minim sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan pengolahan biodiesel di seluruh dunia.
Ada upaya aktif dalam mengembangkan biofuel dengan mengkonversi biomassa lignoselulosa yang dihasilkan sebagai produk sampingan pertanian atau kehutanan. Biomassa lignoselulosa merupakan bahan baku yang ekonomis dan berkelanjutan yang dapat diubah menjadi bahan bakar mobil ramah lingkungan melalui metabolisme mikroba.
Tim peneliti Korea mengembangkan mikroorganisme baru yang dapat menghasilkan senyawa prekursor biodiesel. Prosesnya menggunakan metabolisme gula yang terkandung dalam biomassa lignoselulosa yang diumpankannya.
Baca juga : Jawab Kebutuhan Petualang, Scarlet Hadirkan Komponen Motor Off Road
"Kami mengembangkan teknologi inti yang dapat meningkatkan efisiensi ekonomi produksi biodiesel," tambahnya.
Sejauh ini, mikroorganisme telah menghasilkan produk sebanyak dua kali lipat dari apa yang diperoleh bakteri pendahulunya. Mereka menghasilkan senyawa prekursor biodiesel selama proses metabolisme gula yang terkandung dalam biomassa lignoselulosa yang diumpankannya.
Baca juga : Banyak yang Menanti, Honda S2000 Siap Dibangkitkan Kembali
Lee dan timnya melihat bahwa knalpot mobil berbahan bakar fosil terutama solar dikenal sebagai sumber utama debu halus dan gas rumah kaca. Untuk mencegah meningkatnya polusi tersebut, mereka ingin membuat biodiesel yang ramah lingkungan sebagai pengganti solar.
"Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif efektif yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan debu halus tanpa membatasi pengoperasian kendaraan berbahan bakar solar yang ada," kata Lee, dikutip dari Phys.
Pengolahan biodiesel saat ini masih mememiliki banyak keterbatasan terutama masalah ketersediaan bahan baku. Minyak sawit atau minyak kedelai masih tergolong minim sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan pengolahan biodiesel di seluruh dunia.
Ada upaya aktif dalam mengembangkan biofuel dengan mengkonversi biomassa lignoselulosa yang dihasilkan sebagai produk sampingan pertanian atau kehutanan. Biomassa lignoselulosa merupakan bahan baku yang ekonomis dan berkelanjutan yang dapat diubah menjadi bahan bakar mobil ramah lingkungan melalui metabolisme mikroba.
Tim peneliti Korea mengembangkan mikroorganisme baru yang dapat menghasilkan senyawa prekursor biodiesel. Prosesnya menggunakan metabolisme gula yang terkandung dalam biomassa lignoselulosa yang diumpankannya.
Baca juga : Jawab Kebutuhan Petualang, Scarlet Hadirkan Komponen Motor Off Road
"Kami mengembangkan teknologi inti yang dapat meningkatkan efisiensi ekonomi produksi biodiesel," tambahnya.