Canggih, India Gunakan Robot untuk Merawat Pasien

Sabtu, 05 Desember 2020 - 08:52 WIB
loading...
Canggih, India Gunakan Robot untuk Merawat Pasien
Berbagai rumah sakit di India telah menggunakan robot dalam merawat pasien. Tujuan mereka adalah mengurangi penyebaran Covid-19. Foto/AFP
A A A
BERBAGAI rumah sakit di India telah menggunakan robot dalam merawat pasien. Tujuan mereka adalah mengurangi penyebaran Covid-19, khususnya di area rumah sakit yang sangat rentan dengan penyebarannya.

Pandemi Covid-19 telah mendorong berbagai perusahaan di bidang robotika untuk membuat sebuah mesin yang dapat berinteraksi dengan manusia. Mesin itu akan menjalankan tugas di rumah sakit atau industri lainnya. (Baca: Lagi, Puluhan Aplikasi China Dilarang Beroperasi di India)

Salah satu perusahaan di India telah membuat robot yang dapat difungsikan di rumah sakit. Disebut dengan Mitra, robot ini menjadi sangat populer di rumah sakit India selama pandemi berlangsung.

Startup Bengaluru Invento Robotics, India, telah menciptakan Mitra dengan biaya sekitar USD13.600. Mitra memiliki tinggi sekitar 150cm dan teknologi pengenalan wajah dengan tablet yang dipasang di dada agar pasien dan orang yang mereka cintai dapat melihat satu sama lain.

Dalam pertemuan puncak internasional tahun 2017, Mitra menjadi berita utama karena menyambut Ivanka Trump untuk berinteraksi dengan Perdana Menteri India Narendra Modi. Sejak saat itu, Mitra semakin banyak digunakan di rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 .

"Mitra awalnya dimaksudkan untuk panti jompo tetapi diadaptasi selama pandemi untuk membantu dokter dan perawat dengan melakukan pembacaan penting, serta untuk membantu dalam konsultasi," kata Balaji Viswanathan, kepala eksekutif Invento Robotics, dikutip dari Theguardian. (Baca juga: Orang Buta di mata Imam Ahmad Bin Hanbal)

Perusahaan Invento Robotics telah mengekspor Mitra ke banyak negara, di antaranya Amerika Serikat dan Australia. Permintaan robot selama pandemi telah membuat industri India mengalami perkembangan yang sangat pesat meskipun di India hanya ada 3 robot untuk setiap 10.000 pekerja.

Berdasarkan laporan Federasi Robotika Internasional (IFR) tentang startup yang sukses dan berkembang pesat, India sekarang berada di antara 10 negara teratas untuk pemasangan robot tahunan di industri. Penjualan robot industri mereka mencapai rekor baru 4.771 pada 2018, naik 39% dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, menurut Business Standard harian, pasar robotika di India diharapkan tumbuh sebesar 20% antara tahun 2017 dan 2025. Pertumbuhan dapat diperoleh dari perhotelan hingga rumah sakit, serta berbagai sektor yang mengadopsi otomatisasi untuk mengurangi biaya, waktu, dan mencapai presisi, serta menyelamatkan nyawa dalam beberapa kasus.

Salah satu perusahaan rintisan bernama Genrobotics, dari negara bagian selatan Kerala, telah berkolaborasi dengan pihak berwenang setempat untuk menyesuaikan robot berbentuk laba-laba bernama Bandicoot. Robot ditugaskan untuk membersihkan selokan dan lubang got karena dikenal sebagai pekerjaan berbahaya dan tidak menyenangkan. (Baca juga: Masih rawan Covid-19, Belajar Tatap Muka Diminta Setelah Vaksinasi)

"Sejauh ini pembersihan selokan dilakukan secara manual oleh para pekerja. Padahal, penggunaan teknologi akan sangat membantu untuk memangkas waktu dan kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Kami menemukan pemulungan manual adalah masalah global dan tidak ada teknologi yang efisien untuk membersihkan lubang got," kata Rashid K, kepala Genrobotik.

Sekarang, lebih dari 11 negara bagian di India menggunakan robot pembersih selokan pertama di dunia. Selain efektivitas dan kecepatannya, robot juga bertugas melakukan hal-hal yang tidak bisa dikerjakan manusia atau yang membahayakan.

"Meskipun alat berat itu mahal, alat ini dapat mencegah hilangnya nyawa manusia dalam operasi berbahaya dan juga sangat mudah dioperasikan, membantu mencapai kedalaman yang lebih dalam daripada pemulungan manual," kata Babu K Y, Manajer Hand to Hand India, sebuah LSM yang terlibat dalam membawa Bandicoot ke Tamil Nadu.

India merupakan salah satu negara yang mengalami kekurangan alat pelindung diri (APD) selama pandemi. Banyak rumah sakit di India mengadopsi robot untuk mendisinfeksi lantai menggunakan radiasi ultraviolet sebagai bentuk pencegahan penularan Covid-19 . (Baca juga: Saat Pandemi, Cek kesehatan Bisa Dilakukan dari Rumah)

Robot disinfeksi juga dirasa belum sepenuhnya membantu permasalahan yang ada di rumah sakit. Pelayanan tenaga medis kepada pasien positif Covid-19 masih menjadi tantangan sehingga membutuhkan robot dalam merawat pasien, terutama operasi yang membutuhkan tingkat keamanan tinggi.

Dr Venkatesh Munikrishnan, seorang ahli bedah kolorektal di Rumah Sakit Apollo di Chennai, bekerja dengan sistem robotika jarak jauh. Ia menggunakan Da Vinci XI dari bedah intuitif. "Sistem ini membantu saya dalam melakukan operasi yang sulit dengan pembesaran 10 kali lebih banyak, dan tampilan 3D," ungkap Munikrishnan.

Teknologi fluoresensi 'Firefly' yang digunakan dengan robot Da Vinci menerangi suplai darah ke organ dan membantu Munikrishnan membedakan kanker dari jaringan sehat. Meskipun sistem ini sangat mahal dan harus diimpor, teknologi canggih ini memiliki keunggulan sangat berharga dalam operasi yang kompleks.

Rajeev Karwal dari Milagrow Human Tech juga telah melihat perusahaannya berkembang pesat. Perusahaannya mulai membuat robot untuk tempat tinggal, dari robot pembersih lantai hingga robot pembersih kolam renang, dan mengembangkan robot industri untuk industri perhotelan.

"Dengan munculnya pandemi, kami berfokus pada humanoid yang dapat digunakan untuk mendisinfeksi lantai rumah sakit, melakukan pemeriksaan suhu, melakukan putaran bangsal, dan mengatur panggilan telepon dengan dokter," kata Karwal. (Lihat videonya: Tips Menjaga Kebersihan Rumah dari Percikan Droplet dan Virus)

Meski sudah mengalami pertumbuhan dalam bidang teknologi, adopsi robot di India masih tergolong lambat karena berbagai alasan, terutama proses di perusahaan India belum sepenuhnya standar internasional. Selain itu, bea masuk yang tinggi untuk mengimpor teknologi.

Ada juga kekhawatiran yang meluas bahwa robot akan mengambil pekerjaan di suatu negara dengan angka pengangguran cukup tinggi. Kekhawatiran ini tampaknya cukup mendarah daging di semua negara.

"Meskipun humanoid diperkenalkan di rumah sakit India selama pandemi, dokter dan staf enggan menggunakan teknologi dan memantau robot. Ada juga masalah konektivitas Wi-Fi yang buruk di banyak tempat sehingga membuat orang kembali ke cara lama mereka," tambah Karwal. (Fandy)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3424 seconds (0.1#10.140)