NASA Dapat Jatah 10% Asteroid Ryugu Milik JAXA Jepang
loading...
A
A
A
TOKYO - Para ilmuwan berharap butiran gelap (material debu) dari Asteroid Ryugu akan meningkatkan pemahaman manusia tentang pembentukan tata surya. Ya, misi Jepang membawa kembali debu atau asteroid ke Bumi telah berhasil.
Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) mengkonfirmasi bahwa pada 14 Desember kapsul dari pesawat luar angkasa Hayabusa2, yang mendarat di gurun Australia pekan lalu, mengandung butiran hitam dari asteroid Ryugu. “Konfirmasi sampel adalah pencapaian yang sangat penting bagi kami dan JAXA,” kata Yuichi Tsuda, Manajer Proyek untuk Misi di JAXA, di Sagamihara, Jepang, seperti dikutip Space.com.
JAXA mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mengamati material berpasir di pintu masuk ruang pengumpulan pada Hayabusa2. Tetapi mereka belum melihat ke dalam untuk menyaksikan apakah ada lebih banyak debu asteroid yang bersembunyi di sana. Ini adalah kedua kalinya para ilmuwan mengembalikan materi dari asteroid.
Sampel dari Asteroid Ryugu dikabarkan dapat memberi para peneliti wawasan penting tentang evolusi awal planet. Serta membantu menjelaskan asal-usul air di Bumi.
"Sampel yang mengandung bahan asteroid berharga akan memberi para ilmuwan informasi penting tentang pembentukan Tata Surya," kata Ed Kruzins, Direktur Kompleks Komunikasi Luar Angkasa Canberra di Organisasi Riset Ilmiah dan Industri Persemakmuran, yang membantu melacak pesawat ruang angkasa dan pertemuannya dengan Ryugu.
"Gambar yang diambil Hayabusa2 selama operasi pendaratannya membuat kami yakin bahwa pesawat ruang angkasa itu mengumpulkan sampel Ryugu," ucap Satoru Nakazawa, Wakil Manajer Misi, dalam email saat berada di Woomera, Australia. Tetapi tim tidak dapat mengetahui secara pasti sampai mereka membongkar kapsul tersebut dan melihat debu gelap.
Sekitar 57 jam setelah kapsul ditemukan, tim mengirimkannya kembali ke Jepang. "Pengiriman cepat, berarti sampel yang kami dapatkan dari Ryugu sangat murni tanpa kontaminasi dari atmosfer Bumi dan kami memastikan bahwa tidak ada kebocoran," kata Tsuda.
"Setelah kapsul dibuka sepenuhnya, kemungkinan hari ini, ilmuwan JAXA akan mengukur massa bahan dan mempelajari komposisi dan strukturnya. Mereka berharap dapat mengumpulkan setidaknya 0,1 gram material," kata Yoshikawa Makoto, Manajer Misi untuk Hayabusa2 di JAXA.
Sekitar 10% dari materi yang dibawa pesawat ruang angkasa ini akan dikirim ke NASA pada Desember 2021 untuk ditukar dengan sampel dari Asteroid Bennu. Material tersebut dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx pada bulan Oktober kemarin dan akan tiba di Bumi pada akhir 2023. Sebanyak 15% lainnya akan tersedia untuk peneliti internasional, dan sekitar 40% akan disimpan untuk diselidiki oleh ilmuwan masa depan.
Hayabusa2 mengumpulkan sampel selama satu setengah tahun mengebor dan mendorong Ryugu -asteroid kecil berbentuk seperti bola. Ryugu adalah asteroid tipe C, atau kaya karbon, yang menurut para ilmuwan mengandung mineral organik dan terhidrasi yang diawetkan sejak 4,6 miliar tahun lalu.
Sampel tersebut dapat membantu menjelaskan bagaimana Bumi tertutup air. Para ilmuwan mengira itu datang dari asteroid atau benda planet serupa dari wilayah luar tata surya.
Tsuda tertarik untuk mengetahui apakah sampel tersebut mengandung bahan organik yang lebih kompleks, mirip dengan yang ditemukan di Bumi. “Jika kami menemukan organik yang sangat rumit di Ryugu, itu adalah penemuan yang sangat besar,” ujarnya.
Hayabusa2 kini telah memulai perjalanan 11 tahun ke tujuan berikutnya, asteroid berputar cepat yang dikenal sebagai 1998 KY26. Untuk mencapainya, pesawat ruang angkasa akan terbang melewati asteroid lain -2001 CC21- dan melewati Bumi dua kali lagi. (Baca juga: Hati-hati Pembajakan Kode Rahasia, Uang di Rekening Bisa Ludes )
Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) mengkonfirmasi bahwa pada 14 Desember kapsul dari pesawat luar angkasa Hayabusa2, yang mendarat di gurun Australia pekan lalu, mengandung butiran hitam dari asteroid Ryugu. “Konfirmasi sampel adalah pencapaian yang sangat penting bagi kami dan JAXA,” kata Yuichi Tsuda, Manajer Proyek untuk Misi di JAXA, di Sagamihara, Jepang, seperti dikutip Space.com.
JAXA mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mengamati material berpasir di pintu masuk ruang pengumpulan pada Hayabusa2. Tetapi mereka belum melihat ke dalam untuk menyaksikan apakah ada lebih banyak debu asteroid yang bersembunyi di sana. Ini adalah kedua kalinya para ilmuwan mengembalikan materi dari asteroid.
Sampel dari Asteroid Ryugu dikabarkan dapat memberi para peneliti wawasan penting tentang evolusi awal planet. Serta membantu menjelaskan asal-usul air di Bumi.
"Sampel yang mengandung bahan asteroid berharga akan memberi para ilmuwan informasi penting tentang pembentukan Tata Surya," kata Ed Kruzins, Direktur Kompleks Komunikasi Luar Angkasa Canberra di Organisasi Riset Ilmiah dan Industri Persemakmuran, yang membantu melacak pesawat ruang angkasa dan pertemuannya dengan Ryugu.
"Gambar yang diambil Hayabusa2 selama operasi pendaratannya membuat kami yakin bahwa pesawat ruang angkasa itu mengumpulkan sampel Ryugu," ucap Satoru Nakazawa, Wakil Manajer Misi, dalam email saat berada di Woomera, Australia. Tetapi tim tidak dapat mengetahui secara pasti sampai mereka membongkar kapsul tersebut dan melihat debu gelap.
Sekitar 57 jam setelah kapsul ditemukan, tim mengirimkannya kembali ke Jepang. "Pengiriman cepat, berarti sampel yang kami dapatkan dari Ryugu sangat murni tanpa kontaminasi dari atmosfer Bumi dan kami memastikan bahwa tidak ada kebocoran," kata Tsuda.
"Setelah kapsul dibuka sepenuhnya, kemungkinan hari ini, ilmuwan JAXA akan mengukur massa bahan dan mempelajari komposisi dan strukturnya. Mereka berharap dapat mengumpulkan setidaknya 0,1 gram material," kata Yoshikawa Makoto, Manajer Misi untuk Hayabusa2 di JAXA.
Sekitar 10% dari materi yang dibawa pesawat ruang angkasa ini akan dikirim ke NASA pada Desember 2021 untuk ditukar dengan sampel dari Asteroid Bennu. Material tersebut dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx pada bulan Oktober kemarin dan akan tiba di Bumi pada akhir 2023. Sebanyak 15% lainnya akan tersedia untuk peneliti internasional, dan sekitar 40% akan disimpan untuk diselidiki oleh ilmuwan masa depan.
Hayabusa2 mengumpulkan sampel selama satu setengah tahun mengebor dan mendorong Ryugu -asteroid kecil berbentuk seperti bola. Ryugu adalah asteroid tipe C, atau kaya karbon, yang menurut para ilmuwan mengandung mineral organik dan terhidrasi yang diawetkan sejak 4,6 miliar tahun lalu.
Sampel tersebut dapat membantu menjelaskan bagaimana Bumi tertutup air. Para ilmuwan mengira itu datang dari asteroid atau benda planet serupa dari wilayah luar tata surya.
Tsuda tertarik untuk mengetahui apakah sampel tersebut mengandung bahan organik yang lebih kompleks, mirip dengan yang ditemukan di Bumi. “Jika kami menemukan organik yang sangat rumit di Ryugu, itu adalah penemuan yang sangat besar,” ujarnya.
Hayabusa2 kini telah memulai perjalanan 11 tahun ke tujuan berikutnya, asteroid berputar cepat yang dikenal sebagai 1998 KY26. Untuk mencapainya, pesawat ruang angkasa akan terbang melewati asteroid lain -2001 CC21- dan melewati Bumi dua kali lagi. (Baca juga: Hati-hati Pembajakan Kode Rahasia, Uang di Rekening Bisa Ludes )
(iqb)