Chang'e 5 Mulus Sentuh Bumi, Ini Bukan Pekerjaan Mudah Bagi China

Jum'at, 18 Desember 2020 - 02:35 WIB
loading...
Change 5 Mulus Sentuh Bumi, Ini Bukan Pekerjaan Mudah Bagi China
Kapsul Change 5 China terlihat kembali ke Bumi setelah mengirimkan sampel baru pertama batuan Bulan dalam 44 tahun terakhir. Foto/China Lunar Exploration Project
A A A
BEIJING - Sebuah kapsul berisi tanah dan kerikil dari Bulan mendarat mulur di Mongolia Dalam, Rabu kemarin. Ini mengakhiri misi Chang'e 5 China yang bersejarah dan memesona. Namun ini bukan pekerjaan mudah bagi China. (Baca juga: NASA Dipersenjatai Nuklir untuk Invasi Bulan dan Planet Mars )

Terbilang bersejarah, pengiriman ke Bulan terakhir terjadi pada misi Luna 24 Uni Soviet. Misi itu berhasil membawa sekitar 170 gram material Bulan pada 1976. Hasil tangkapan Chang'e 5 jauh lebih besar yakni sekitar 2 kilogram (kg).

Untuk Anda ketahui, empat modul seberat 8.200 kg dalam Misi Chang'e 5 diluncurkan pada 23 November dan tiba di orbit Bulan lima hari kemudian. Dua dari empat modul, pendarat dan kendaraan pendaki yang terpasang, mendarat di dekat Mons Rümker, gunung vulkanik di wilayah Oceanus Procellarum (Ocean of Storms) yang besar di Bulan, pada 1 Desember 2020.

Pendarat bertenaga surya itu dilengkapi dengan kamera, radar penembus tanah dan spektrometer pencitraan untuk mengukur lingkungannya. Tetapi tugas utama pendarat adalah mengumpulkan sampel, yang dilakukan selama dua hari pascapendaratan, mengambil material dari permukaan dan hingga sedalam 2 meter di bawah tanah.

Pada 3 Desember, material Bulan ini diluncurkan di atas kendaraan pendakian, yang bertemu dengan dua modul Chang'e 5 lainnya -sebuah pengorbit dan kapsul pulang ke Bumi- di orbit Bulan pada 5 Desember. Saat lepas landas tampaknya unit pendarat rusak sehingga berhenti beroperasi pada 3 Desember.

Lima hari kemudian, pengorbit dan kapsul kembali memulai perjalanan kembali ke Bumi. Lalu puncaknya pada Rabu kemarin, yakni pendaratan kapsul dengan mulus di Mongolia Dalam.

Kerja Keras China
Laman Space.com melaporkan, Chang'e 5 adalah misi terbaru dalam program eksplorasi Bulan robotik Chang'e, yang dinamai menurut nama Dewi Bulan dalam mitologi China. Pengorbit bulan tinggi Chang'e 1 dan Chang'e 2 masing-masing diluncurkan pada 2007 dan 2010, kemudian Chang'e 3 menempatkan duo penjelajah pendarat di sisi dekat Bulan pada Desember 2013.

Selanjutnya China mengirim Chang'e 5 T1, yang meluncurkan prototipe kapsul kembali ke Bumi sekitar bulan Oktober 2014 untuk membantu mempersiapkan pendaratan Chang'e 5. Kemudian datanglah Chang'e 4, yang pada Januari 2019 melakukan pendaratan pertama kali di sisi jauh Bulan yang misterius. Pendaratan itu melibatkan pasangan pendarat-penjelajah, seperti pada Chang'e 3.

Pendarat dan penjelajah Chang'e 4 masih kuat, seperti pendarat Chang'e 3. Penjelajah Chang'e 3 berhenti beroperasi setelah 31 bulan bekerja di permukaan Bulan.

Dengan keberhasilan nyata Chang'e 5 -tim misi masih perlu memeriksa dan menilai sampel yang dikembalikan- China menjadi negara ketiga yang membawa materi Bulan ke Bumi. Dua lainnya adalah Uni Soviet dan Amerika Serikat, yang mengangkut pulang sekitar 382 kg batuan dan tanah Bulan selama enam misi permukaan Apollo antara tahun 1969 dan 1972.

Sampel Chang'e 5 diharapkan memberikan jendela baru ke dalam sejarah dan evolusi bulan, kata para ilmuwan. Karena bebatuan di wilayah Mons Rümker diperkirakan terbentuk hanya sekitar 1,2 miliar tahun yang lalu.

"Semua batuan vulkanik yang dikumpulkan oleh Apollo berusia lebih dari 3 miliar tahun. Dan semua kawah tubrukan muda yang usianya telah ditentukan dari analisis sampel lebih muda dari 1 miliar tahun," ungkap Bradley Jolliff, ilmuwan planet di Universitas Washington di St Louis.

"Jadi sampel Chang'e 5 akan mengisi celah kritis. Sampel ini akan menjadi harta karun!" kata Jolliff.

Pendaratan Chang'e 5 adalah keberhasilan pesawat ruang angkasa kedua yang kembali ke Bumi hanya berselang 11 hari. Pada 5 Desember, kapsul misi Hayabusa2 Jepang mendarat di Pedalaman Australia dengan potongan-potongan berharga asteroid dekat Bumi Ryugu.

Dan ada lebih banyak lagi pengiriman kosmik yang akan datang. Ya, ada misi OSIRIS-REx NASA yang dijadwalkan membawa sampel asteroid dekat Bumi, Bennu, pada September 2023. (Baca juga: Juergen Klopp Pelatih Terbaik 2020, Son Heung-min Sabet Puskas )
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1262 seconds (0.1#10.140)