3 Negara Klaim Kemanjuran Vaksin Covid-19 'Sinopharm' hingga 50–90%
loading...
A
A
A
Tak hanya Sinovac, China memiliki beberapa varian vaksin Covid-19 yang terbaru Afiliasi perusahaan farmasi milik pemerintah China, Sinopharm, hari Rabu (30/12) mengatakan tingkat kemanjuran vaksin Covid-19 buatannya mencapai 79,34% dan telah mengajukan permintaan otorisasi dari pihak berwenang.
Berdasarkan analisa sementara hasil uji coba klinis tahap ketiga, tingkat kemanjuran ini lebih rendah dibanding vaksin yang sama yang diuji klinis di Uni Emirat Arab dan diumumkan 9 Desember lalu, yaitu 86%.
Vaksin Sinopharm adalah salah satu dari lima kandidat vaksin paling maju di China dalam hal pengembangan, dan telah digunakan dalam program penggunaan darurat, untuk memvaksinasi ratusan ribu orang sejak Juli lalu. Perusahaan farmasi yang mengembangkan Sinopharm, Beijing Biological Products Institute, adalah unit anak perusahaan Sinopharm China National Biotech Group CNBG. CNBG mengatakan telah mengajukan permohonan ke Administrasi Produk Medis Nasional China untuk mendapat otorisasi sementara bagi vaksin itu.
Juru bicara Sinopharm menolak menjelaskan perbedaan itu dan mengatakan hasil yang lebih rinci akan diumumkan kemudian. Namun ia tidak memberi kisaran waktunya.
Ada rilis terpisah tentang data kemanjuran vaksin oleh beberapa calon vaksin Covid-19 buatan China, yang sedang dipertimbangkan untuk digunakan dalam kampanye vaksinasi massal di banyak negara berkembang.
Pakar-pakar kesehatan mengingatkan dirilisnya data secara parsial tanpa rincian yang cukup akan merusak kepercayaan terhadap vaksin.
Tim peneliti di Turki Kamis lalu (24/12) lalu mengatakan hasil sementara vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech di China menunjukkan tingkat kemanjuran 91,25%. Hal ini membingungkan ketika pada hari yang sama hasil uji klinis tahap tiga di Brazil menunjukkan kemanjuran vaksin itu antara 50 – 90 persen.
Ketika tingkat kemanjuran vaksin yang dikembangkan China mengikuti keberhasilan vaksin pesaingnya dari Pfizer-BioNTech dan Moderna – yang mencapai lebih dari 90% – hal ini menunjukkan kemajuan China dalam pertarungan global untuk mengembangkan vaksin Covid-19 yang berhasil.
CNBG juga memiliki vaksin lain dalam uji klinis tahap akhir. Keduanya telah disetujui untuk penggunaan darurat di China, meskipun penelitiannya belum selesai.
Presiden China Xi Jinping telah berjanji untuk menjadikan vaksin buatan perusahaan farmasi negara itu untuk kepentingan luas di seluruh dunia. China telah berhasil mendapatkan beberapa kesepakatan pasokan dengan negara-negara lain, termasuk Indonesia dan Brazil – negara dengan jumlah penduduk terpadat di Asia Tenggara dan Amerika Latin.
Tetapi hingga laporan ini disampaikan belum ada perusahaan farmasi China yang merilis data kemanjuran vaksin secara rinci.
Para pakar kesehatan telah mengingatkan masih terlalu dini untuk menyimpulkan keberhasilan v aksin Sinopharm. “Data ini hanya dapat diinterpretasikan jika sudah ada rincian pentingnya, seperti penjelasan tentang desain studi, jumlah peserta uji klinis, periode observasi dan jumlah kasus,” ujar Ooi Eng Eong, pakar imunologi di Universitas Nasional Singapura NUS.
Berdasarkan analisa sementara hasil uji coba klinis tahap ketiga, tingkat kemanjuran ini lebih rendah dibanding vaksin yang sama yang diuji klinis di Uni Emirat Arab dan diumumkan 9 Desember lalu, yaitu 86%.
Vaksin Sinopharm adalah salah satu dari lima kandidat vaksin paling maju di China dalam hal pengembangan, dan telah digunakan dalam program penggunaan darurat, untuk memvaksinasi ratusan ribu orang sejak Juli lalu. Perusahaan farmasi yang mengembangkan Sinopharm, Beijing Biological Products Institute, adalah unit anak perusahaan Sinopharm China National Biotech Group CNBG. CNBG mengatakan telah mengajukan permohonan ke Administrasi Produk Medis Nasional China untuk mendapat otorisasi sementara bagi vaksin itu.
Juru bicara Sinopharm menolak menjelaskan perbedaan itu dan mengatakan hasil yang lebih rinci akan diumumkan kemudian. Namun ia tidak memberi kisaran waktunya.
Ada rilis terpisah tentang data kemanjuran vaksin oleh beberapa calon vaksin Covid-19 buatan China, yang sedang dipertimbangkan untuk digunakan dalam kampanye vaksinasi massal di banyak negara berkembang.
Pakar-pakar kesehatan mengingatkan dirilisnya data secara parsial tanpa rincian yang cukup akan merusak kepercayaan terhadap vaksin.
Tim peneliti di Turki Kamis lalu (24/12) lalu mengatakan hasil sementara vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech di China menunjukkan tingkat kemanjuran 91,25%. Hal ini membingungkan ketika pada hari yang sama hasil uji klinis tahap tiga di Brazil menunjukkan kemanjuran vaksin itu antara 50 – 90 persen.
Ketika tingkat kemanjuran vaksin yang dikembangkan China mengikuti keberhasilan vaksin pesaingnya dari Pfizer-BioNTech dan Moderna – yang mencapai lebih dari 90% – hal ini menunjukkan kemajuan China dalam pertarungan global untuk mengembangkan vaksin Covid-19 yang berhasil.
CNBG juga memiliki vaksin lain dalam uji klinis tahap akhir. Keduanya telah disetujui untuk penggunaan darurat di China, meskipun penelitiannya belum selesai.
Presiden China Xi Jinping telah berjanji untuk menjadikan vaksin buatan perusahaan farmasi negara itu untuk kepentingan luas di seluruh dunia. China telah berhasil mendapatkan beberapa kesepakatan pasokan dengan negara-negara lain, termasuk Indonesia dan Brazil – negara dengan jumlah penduduk terpadat di Asia Tenggara dan Amerika Latin.
Tetapi hingga laporan ini disampaikan belum ada perusahaan farmasi China yang merilis data kemanjuran vaksin secara rinci.
Para pakar kesehatan telah mengingatkan masih terlalu dini untuk menyimpulkan keberhasilan v aksin Sinopharm. “Data ini hanya dapat diinterpretasikan jika sudah ada rincian pentingnya, seperti penjelasan tentang desain studi, jumlah peserta uji klinis, periode observasi dan jumlah kasus,” ujar Ooi Eng Eong, pakar imunologi di Universitas Nasional Singapura NUS.
(wbs)