10 Fenomena Luar Angkasa yang Akan Terjadi Sepanjang 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - 2021 akan menjadi tahun yang menarik bagi pecinta astronomi. Sebab, sejumlah fenomenal luar angkasa akan banyak terjadi sejak Januari hingga Desember mendatang. BACA JUGA - Cerita Perjuangan Ilmuwan Demi Membuat Vaksin COVID-19
Berikut ini 10 fenomena alam yang akan terjadi sepanjang 2021, melansir dari 7news, Minggu (3/1/2021). BACA JUGA - Simpan Banyak Fakta, Donald Trump Restui Pengungkapan UFO
1. Hujan Meteor Quadrantid (3 - 4 Januari)
Fenomena ini dianggap sebagai hujan meteor tahunan terbaik. Hujan Meteor Quadrantid akan mencapai puncaknya pada 3 - 4 Januari 2021, yang menghasilkan sekitar 50 - 100 meteor.
Sebagian besar meteor tersebut merupakan sebuah komet. Meteor Quadrantid berasal dari asteroid 2003 EH1, yang membutuhkan waktu 5,52 tahun sekali untuk mengorbit Matahari.
Menurut para ahli, fenomena tahun ini akan terjadi di Belahan Bumi Utara, tetapi warga di Australia berunting tetap dapat menikmatinya walau sekilas.
2. Wolf Moon (28 Januari)
Wolf Moon merupakan nama yang biasa diberikan kepada purnama pertama setiap tahunnya. Suku Algonqoin yang dulu menempati wilayah Amerika Serikat bagian Utara dan Timur, yang menamainya.
Penamaan tersebut diambil karena ketika terjadi Bulan Purnama pertama di Januari, sekumpulan serigala yang berada di luar desa di tengah cuaca dingin dan salju tebal melolong bersamaan.
Bulan Purnama terjadi ketika Matahari dan Bulan berada pada sisi yang berlawanan dari Bumi, sehingga Bulan nampak lebih terang.
3. Hujan Meteor Lyrid (22 - 23 April)
Hujan Meteor Lyrid biasanya terjadi sejak tanggal 16 - 25 April setiap tahunnya, dan biasanya mencapai puncak pada 22 atau 23 April.
Lyrid diketahui sebagai salah satu hujan meteor tertua di dunia, dan telah diamati selama sekitar 2.700 tahun.
Hujan meteor ini terbuar dari puing-puing Komet Thatcher, yang membutuhkan waktu sekitar 415 tahun untuk mengelilingi Matahari. Komet tersebut diperkirakan tidak akan terlihat dari Bumi hingga 2276 mendatang.
4. Supermoon (27 April)
Fenomena alam Supermoon pada tanggal ini menjadi yang pertama dari tiga femomena serupa yang akan terjadi sepanjang 2021.
Supermoon terjadi ketika Bulan berada di jarak paling dekat dengan Bumi, sehingga terlihat lebih besar dan lebih terang dari biasanya.
Fenomena ini juga dikenal sebagai Pink Moon, bukan karena warnanya, tetapi karena secara tradisional menandai mulai mekarnya bunga di Belahan Bumi Utara.
5. Meteor Eta Aquarid (6 - 7 Mei)
Meteor ini dikenal karena kecepatannya saat melintas. Pergerakannya diperkirakan sekitar 240.000 km/jam, dan akan mencapai puncaknya pada 6-7 Mei 2021 yang bisa dilihat oleh warga Australia.
Eta Aquarids merupakan satu dari dua hujan meteor pada tahun ini yang disebabkan oleh puing-puing dari Komet Halley. Komet Halley membutuhkan waktu sekitar 76 tahun untuk membuat revolusi penuh saat mengelilingi Matahari.
Dengan begitu, komet tersebut tidak akan terlihat lagi dari Bumi hingga 2061 mendatang.
6. Gerhana Bulan Total (26 Mei)
Jika cuaca mendukung, fenomena ini akan terlihat selama 14 menit. Gerhana Bulan Total terjadi saat Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, serta menutupi bayangan dari Bulan.
Saat Bayangan itu tertutup, warna Bulan akan terlihat menjadi kemerahan sehingga fenomena ini juga disebut sebagai Blood Moon.
7. Hujan Meteor Perseid (12 & 13 Agustus)
Perseid juga dianggap sebagai salah satu fenomena hujan meteor terbaik yang ada. Fenomena ini terjadi akibat reruntuhan puing Komet Swift-Tuttle.
Komet tersebut dikenal memiliki pergerakan sangat cepat dan meninggalkan bentangan cahaya berwarna di belakangnya saat menembus atmosfer Bumi.
Hujan Meteor Perseid terjadi setiap tahun antara 17 Juli dan 24 Agustus. Tetapi pada 2021 akan mencapai puncaknya pada 12 Agustus malam dan pagi hari di 13 Agustus.
8. Hujan Meteor Oktober (8 - 9 & 20 - 21 Oktober)
Akan ada dua hujan meteor yang terjadi pada Oktober 2021 mendatang. Pada 8 - 9 Oktober malam, Meteor Draconid akan menghujani warga Bumi.
Draconid terbentuk saat Bumi melewati puing-puing debu yang ditinggalkan oleh Komet 21P / Giacobini-Zinner, yang terjadi setiap 6,6 tahun.
Kemudian pada 20 - 21 Oktober akan terjadi Hujan Meteor Orionid. Meteor Orionid muncul saat Bumi bergerak melalui area ruang yang dipenuhi puing-puing dari Komet Halley.
9. Hujan Meteor Geminid (13 & 14 Desember)
Geminid merupakan hujan meteor terderas yang terjadi di tahun ini. Dengan dukungan cuaca, 120 meteor Geminid dapat dilihat per jam saat kondisi puncak. Geminid adalah meteor yang cerah dan cepat serta cenderung berwarna kuning.
Waktu terbaik untuk melihat hujam meteor ini dari pukul 22.29 AEST pada 13 Desember dan akan tetap aktif hingga pukul 5.10 pagi pada 14 Desember. Sementara waktu puncaknya akan terjadi sekitar pukul 3 pagi AEST pada tanggal 14 Desember.
10. Gerhana Matahari Total (4 Desember)
Gerhana matahari total terjadi saat Bulan Baru berada di antara Matahari dan Bumi, lalu menghasilkan bagian paling gelap dari bayangannya di Bumi.
Berikut ini 10 fenomena alam yang akan terjadi sepanjang 2021, melansir dari 7news, Minggu (3/1/2021). BACA JUGA - Simpan Banyak Fakta, Donald Trump Restui Pengungkapan UFO
1. Hujan Meteor Quadrantid (3 - 4 Januari)
Fenomena ini dianggap sebagai hujan meteor tahunan terbaik. Hujan Meteor Quadrantid akan mencapai puncaknya pada 3 - 4 Januari 2021, yang menghasilkan sekitar 50 - 100 meteor.
Sebagian besar meteor tersebut merupakan sebuah komet. Meteor Quadrantid berasal dari asteroid 2003 EH1, yang membutuhkan waktu 5,52 tahun sekali untuk mengorbit Matahari.
Menurut para ahli, fenomena tahun ini akan terjadi di Belahan Bumi Utara, tetapi warga di Australia berunting tetap dapat menikmatinya walau sekilas.
2. Wolf Moon (28 Januari)
Wolf Moon merupakan nama yang biasa diberikan kepada purnama pertama setiap tahunnya. Suku Algonqoin yang dulu menempati wilayah Amerika Serikat bagian Utara dan Timur, yang menamainya.
Penamaan tersebut diambil karena ketika terjadi Bulan Purnama pertama di Januari, sekumpulan serigala yang berada di luar desa di tengah cuaca dingin dan salju tebal melolong bersamaan.
Bulan Purnama terjadi ketika Matahari dan Bulan berada pada sisi yang berlawanan dari Bumi, sehingga Bulan nampak lebih terang.
3. Hujan Meteor Lyrid (22 - 23 April)
Hujan Meteor Lyrid biasanya terjadi sejak tanggal 16 - 25 April setiap tahunnya, dan biasanya mencapai puncak pada 22 atau 23 April.
Lyrid diketahui sebagai salah satu hujan meteor tertua di dunia, dan telah diamati selama sekitar 2.700 tahun.
Hujan meteor ini terbuar dari puing-puing Komet Thatcher, yang membutuhkan waktu sekitar 415 tahun untuk mengelilingi Matahari. Komet tersebut diperkirakan tidak akan terlihat dari Bumi hingga 2276 mendatang.
4. Supermoon (27 April)
Fenomena alam Supermoon pada tanggal ini menjadi yang pertama dari tiga femomena serupa yang akan terjadi sepanjang 2021.
Supermoon terjadi ketika Bulan berada di jarak paling dekat dengan Bumi, sehingga terlihat lebih besar dan lebih terang dari biasanya.
Fenomena ini juga dikenal sebagai Pink Moon, bukan karena warnanya, tetapi karena secara tradisional menandai mulai mekarnya bunga di Belahan Bumi Utara.
5. Meteor Eta Aquarid (6 - 7 Mei)
Meteor ini dikenal karena kecepatannya saat melintas. Pergerakannya diperkirakan sekitar 240.000 km/jam, dan akan mencapai puncaknya pada 6-7 Mei 2021 yang bisa dilihat oleh warga Australia.
Eta Aquarids merupakan satu dari dua hujan meteor pada tahun ini yang disebabkan oleh puing-puing dari Komet Halley. Komet Halley membutuhkan waktu sekitar 76 tahun untuk membuat revolusi penuh saat mengelilingi Matahari.
Dengan begitu, komet tersebut tidak akan terlihat lagi dari Bumi hingga 2061 mendatang.
6. Gerhana Bulan Total (26 Mei)
Jika cuaca mendukung, fenomena ini akan terlihat selama 14 menit. Gerhana Bulan Total terjadi saat Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, serta menutupi bayangan dari Bulan.
Saat Bayangan itu tertutup, warna Bulan akan terlihat menjadi kemerahan sehingga fenomena ini juga disebut sebagai Blood Moon.
7. Hujan Meteor Perseid (12 & 13 Agustus)
Perseid juga dianggap sebagai salah satu fenomena hujan meteor terbaik yang ada. Fenomena ini terjadi akibat reruntuhan puing Komet Swift-Tuttle.
Komet tersebut dikenal memiliki pergerakan sangat cepat dan meninggalkan bentangan cahaya berwarna di belakangnya saat menembus atmosfer Bumi.
Hujan Meteor Perseid terjadi setiap tahun antara 17 Juli dan 24 Agustus. Tetapi pada 2021 akan mencapai puncaknya pada 12 Agustus malam dan pagi hari di 13 Agustus.
8. Hujan Meteor Oktober (8 - 9 & 20 - 21 Oktober)
Akan ada dua hujan meteor yang terjadi pada Oktober 2021 mendatang. Pada 8 - 9 Oktober malam, Meteor Draconid akan menghujani warga Bumi.
Draconid terbentuk saat Bumi melewati puing-puing debu yang ditinggalkan oleh Komet 21P / Giacobini-Zinner, yang terjadi setiap 6,6 tahun.
Kemudian pada 20 - 21 Oktober akan terjadi Hujan Meteor Orionid. Meteor Orionid muncul saat Bumi bergerak melalui area ruang yang dipenuhi puing-puing dari Komet Halley.
9. Hujan Meteor Geminid (13 & 14 Desember)
Geminid merupakan hujan meteor terderas yang terjadi di tahun ini. Dengan dukungan cuaca, 120 meteor Geminid dapat dilihat per jam saat kondisi puncak. Geminid adalah meteor yang cerah dan cepat serta cenderung berwarna kuning.
Waktu terbaik untuk melihat hujam meteor ini dari pukul 22.29 AEST pada 13 Desember dan akan tetap aktif hingga pukul 5.10 pagi pada 14 Desember. Sementara waktu puncaknya akan terjadi sekitar pukul 3 pagi AEST pada tanggal 14 Desember.
10. Gerhana Matahari Total (4 Desember)
Gerhana matahari total terjadi saat Bulan Baru berada di antara Matahari dan Bumi, lalu menghasilkan bagian paling gelap dari bayangannya di Bumi.
(wbs)