Virus Corona Mutasi Inggris Terbukti 50% Lebih Cepat Menular
loading...
A
A
A
LONDON - Dua analisis independen telah menemukan bahwa varian SARS-CoV-2 baru yang menggerus Inggris memang lebih mudah ditularkan daripada bentuk virus lainnya. (Baca juga: Epidemiolog Duga Varian Baru Corona Sudah Ada di Indonesia )
Eric Volz dan Neil Ferguson dari Imperial College London dan rekannya memeriksa hampir 2.000 genom varian, yang telah diberi label varian yang menjadi perhatian 202012/01. Genom dikumpulkan di Inggris Raya antara Oktober dan awal Desember 2020. Tim juga menganalisis hasil sekitar 275.000 tes COVID-19 Inggris yang dilakukan pada akhir 2020.
Dengan memperkirakan frekuensi varian dari waktu ke waktu, penulis menyimpulkan bahwa frekuensi tersebut secara kasar 50% lebih dapat ditularkan daripada varian lainnya. Para penulis juga menemukan bahwa penguncian Inggris pada November mengekang kasus COVID-19 yang disebabkan oleh sebagian besar varian virus -tetapi kasus yang terkait dengan varian baru meningkat. Temuan ini belum ditinjau oleh peneliti lainnya.
Tim terpisah juga menggunakan data genomik dan data lain untuk menganalisis penyebaran varian dalam beberapa bulan terakhir tahun 2020. Nicholas Davies dan rekannya di London School of Hygiene and Tropical Medicine memperkirakan bahwa varian baru 56% lebih dapat ditularkan daripada varian lain.
Namun penulis tidak menemukan bukti bahwa varian yang menjadi perhatian menyebabkan COVID-19 yang lebih parah daripada varian lain. Temuan ini sekarang sedang ditinjau oleh rekan sejawat. (Baca juga: Honda HR-V Generasi 2021 Mulai Meliuk-Liuk di Jalan )
Eric Volz dan Neil Ferguson dari Imperial College London dan rekannya memeriksa hampir 2.000 genom varian, yang telah diberi label varian yang menjadi perhatian 202012/01. Genom dikumpulkan di Inggris Raya antara Oktober dan awal Desember 2020. Tim juga menganalisis hasil sekitar 275.000 tes COVID-19 Inggris yang dilakukan pada akhir 2020.
Dengan memperkirakan frekuensi varian dari waktu ke waktu, penulis menyimpulkan bahwa frekuensi tersebut secara kasar 50% lebih dapat ditularkan daripada varian lainnya. Para penulis juga menemukan bahwa penguncian Inggris pada November mengekang kasus COVID-19 yang disebabkan oleh sebagian besar varian virus -tetapi kasus yang terkait dengan varian baru meningkat. Temuan ini belum ditinjau oleh peneliti lainnya.
Tim terpisah juga menggunakan data genomik dan data lain untuk menganalisis penyebaran varian dalam beberapa bulan terakhir tahun 2020. Nicholas Davies dan rekannya di London School of Hygiene and Tropical Medicine memperkirakan bahwa varian baru 56% lebih dapat ditularkan daripada varian lain.
Namun penulis tidak menemukan bukti bahwa varian yang menjadi perhatian menyebabkan COVID-19 yang lebih parah daripada varian lain. Temuan ini sekarang sedang ditinjau oleh rekan sejawat. (Baca juga: Honda HR-V Generasi 2021 Mulai Meliuk-Liuk di Jalan )
(iqb)