Kalsel Banjir, LAPAN Sebut Luas Hutan Menciut Perkebunan Sawit Melebar
loading...
A
A
A
BARITO - Seperti diketahui, sebagian besar di wilayah Kalimantan Selatan tertimpa musibah banjir besar. Tak tinggal diam, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melakukan penelitian terkait faktor yang menyebabkan banjir tersebut.
LAPAN menemukan perubahan penutup lahan di DAS (Daerah Aliran Sungai) Barito sebagai respon terhadap bencana banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan.
Analisis dilakukan menggunakan data mosaik Landsat untuk mendeteksi penutup lahan tahun 2010 dan 2020. Pengolahan data dilakukan secara digital menggunakan metode random forest, sehingga mampu lebih cepat dalam menganalisis perubahan penutup lahan yang terjadi.
Data menunjukkan, dalam kurun waktu 10 tahun tersebut ada penurunan luas hutan primer, hutan sekunder, sawah, dan semak belukar, yaitu masing-masing menurun sebesar 13 ribu hektar, 116 ribu hektar, 146 ribu hektar, dan 47 ribu hektar.
"Sebaliknya, terjadi perluasan area perkebunan yang cukup signifikan sebesar 219 ribu hektar," tulis LAPAN, dalam keterangan resminya, dikutip pada Selasa (19/1/2021).
Perubahan penutup lahan dalam 10 tahun ini dapat memberikan gambaran kemungkinan terjadinya banjir di DAS Barito, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu masukan untuk mendukung upaya mitigasi bencana banjir di kemudian hari.
Pengolahan data sepenuhnya masih menggunakan data satelit penginderaan jauh resolusi menengah. Hasil masih bersifat estimasi dan belum dilakukan verifikasi serta validasi untuk mengetahui tingkat akurasinya.
LAPAN menemukan perubahan penutup lahan di DAS (Daerah Aliran Sungai) Barito sebagai respon terhadap bencana banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan.
Analisis dilakukan menggunakan data mosaik Landsat untuk mendeteksi penutup lahan tahun 2010 dan 2020. Pengolahan data dilakukan secara digital menggunakan metode random forest, sehingga mampu lebih cepat dalam menganalisis perubahan penutup lahan yang terjadi.
Data menunjukkan, dalam kurun waktu 10 tahun tersebut ada penurunan luas hutan primer, hutan sekunder, sawah, dan semak belukar, yaitu masing-masing menurun sebesar 13 ribu hektar, 116 ribu hektar, 146 ribu hektar, dan 47 ribu hektar.
"Sebaliknya, terjadi perluasan area perkebunan yang cukup signifikan sebesar 219 ribu hektar," tulis LAPAN, dalam keterangan resminya, dikutip pada Selasa (19/1/2021).
Perubahan penutup lahan dalam 10 tahun ini dapat memberikan gambaran kemungkinan terjadinya banjir di DAS Barito, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu masukan untuk mendukung upaya mitigasi bencana banjir di kemudian hari.
Pengolahan data sepenuhnya masih menggunakan data satelit penginderaan jauh resolusi menengah. Hasil masih bersifat estimasi dan belum dilakukan verifikasi serta validasi untuk mengetahui tingkat akurasinya.
(wbs)