Ketakutan Pembuat Boeing 737 Soal Sistem Otomatis Pesawat Terkuak

Rabu, 27 Januari 2021 - 13:58 WIB
loading...
Ketakutan Pembuat Boeing...
Ilustrasi Produksi Pesawat Boeing 737 Series . FOTO/ IST
A A A
JAKARTA - Indikasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang diakibatkan karena otomotasi atau Sistem autothrottle kembali menjadi sorotan. Pasalny mantan orang dalam Boeing pernah mengungkapkan kekhawatirannya soal keselamatan 737 Series yang diakibat otomatis sistem di pesawat.

Baca Juga - Indikasi Kapten Afwan Mencoba Kuasai Autothrottle Sriwijaya Air SJ182 Mencuat

Berbicara kepada BBC, mantan manajer produksi Boeing 737 di Seattle, Amerika Serikat Ed Pierson, mengatakan ia meyakini masalah yang ada terkait dengan "kemungkinan cacat pada pesawat yang tidak diselidiki secara menyeluruh".

Pierson mengaitkannya dengan kondisi produksi di fasilitas pembuatan Boeing 737 ketika itu, yang ia gambarkan "pesawat dibuat terlalu cepat dan beban kerja staf terlalu tinggi".

"Saya khawatir bahwa ada potensi cacat di pesawat yang terkait dengan proses ketika pesawat diproduksi dan saya meyakini cacat-cacat ini berpotensi menyebabkan tragedi di masa depan," kata Pierson.

"Itulah sebabnya saya mendorong agar ada investigasi di fasilitas pembuatan [pesawat]," tambahnya.

Ia mengatakan semua peringatan yang ia keluarkan sebelum kecelakaan Boeing 737 Max milik Lion Air dan kecelakaan pesawat dengan model serupa yang dioperasikan oleh Ethiopian Airlines, yang terkait dengan tentang kualitas produksi "telah menjadi kenyataan".

Sebelumnya Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang berjenis Boeing 737 - 524 kini mulai dikaitkan dengan pesawat Lion Air JT610 yang berjenis 737 Max Series yang jatuh di Perairan Kerawang 2018 lalu karena sensor otomatis atau Sistem autothrottle.

Sistem autothrottle, yang mengontrol tenaga mesin secara otomatis, diduga berkontribusi pada tragedi jatuhnya penerbangan Sriwijaya Air SJ182 pada 9 Januari yang menewaskan 62 orang di dalamnya. Pesawat itu jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Sumber yang dekat dengan penyelidikan kecelakaan pesawat tersebut mengatakan kepada Wall Street Journal (WSJ) bahwa data FDR (flight data recorder) menunjukkan sistem autothrottle tidak beroperasi dengan baik di salah satu mesin pesawat saat naik ketika berangkat dari Jakarta.

Menurut WSJ, alih-alih mematikan sistem, FDR mengindikasikan pilot 'Kapten Afwan' mencoba untuk membuat throttle yang macet berfungsi. Itu bisa menciptakan perbedaan tenaga yang signifikan antarmesin, membuat jet lebih sulit dikendalikan.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3072 seconds (0.1#10.140)