Misteri 'Zona Gelap' yang Meluas di Greenland Akhirnya Terpecahkan

Kamis, 28 Januari 2021 - 08:29 WIB
loading...
Misteri Zona Gelap yang Meluas di Greenland Akhirnya Terpecahkan
Perkembangan Alga di Greenland menyebabkan permukaan es menjadi gelap. Foto/Jim McQuaid
A A A
ARKTIK - Misteri "zona gelap" yang berkembang di lapisan es yang mencair di Greenland telah dipecahkan. Para peneliti telah menemukan bahwa debu kaya fosfor yang terhembus di es mungkin menjadi kunci fenomena tersebut.

Menurut Pusat Data Salju dan Es Nasional (NSIDC), lapisan es Greenland adalah yang terbesar kedua di dunia. Ini mencakup sekitar 656.000 mil persegi (1,71 juta kilometer persegi), sebuah area yang tiga kali luas Texas. Namun, lapisan es sekarang dalam keadaan mengkhawatirkan karena kehilangan 500 gigaton (500 miliar ton) es setiap tahun. (Baca: Peneliti Temukan Es di Greenland Mencair Secara Misterius)

Selama bulan-bulan musim dingin tanpa matahari di Arktik, ganggang es dari Ancylonema nordenskioeldii dan spesies dalam genus Mesotaenium - tetap dalam keadaan tidak aktif jauh di dalam es. Saat musim semi, ketika es mencair, alga ini perlahan naik ke permukaan. Ketika mereka mencapai permukaan, matahari menyinari alga untuk fotosintesis dan pertumbuhan.

Alga biasanya berwarna hijau, tetapi ketika terkena sinar matahari terus-menerus mengubah warnanya menjadi hitam. Inilah yang membuat permukaan Greenland hitam dan ironisnya menyebabkannya menyerap lebih banyak sinar matahari.

Misteri 'Zona Gelap' yang Meluas di Greenland Akhirnya Terpecahkan


Sementara, seorang ilmuwan iklim dari Universitas Leeds di Inggris, Jim McQuaid mengatakan, setelah para peneliti menganalisis sampel yang mereka kumpulkan dari permukaan, menjadi jelas bahwa fosfor adalah nutrisi terpenting bagi alga. (Baca juga: Menghindari Kanibalisme, Belalang Jantan Gunakan Trik Baru untuk Kawin)

Di Greenland, fosfor berasal dari hidroksilapatit, yaitu mineral fosfat yang juga mengandung kalsium, oksigen, dan hidrogen yang terhembus melintasi es sebagai debu dari batuan yang terekspos.

"Saat atmosfer semakin hangat karena perubahan iklim, batuan yang terbuka menjadi lebih kering dan angin semakin kencang. Ini berarti lebih banyak debu diangkut melintasi es," kata McQuaid.

Es yang mencair di daerah tersebut juga mengungkap lebih banyak batuan kaya hidroksilapatit, sehingga meningkatkan fosfor yang tersedia. Jadi pertumbuhan alga adalah bagian dari umpan balik positif. (Baca juga: Penemuan Prasasti Ini Ungkap Keberadaan Kerajaan Misterius di Turki)

Namun, sekarang setelah para ilmuwan memahami sepenuhnya fenomena zona gelap, mereka dapat memprediksi dengan lebih akurat seberapa cepat lapisan es Greenland akan mencair.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2147 seconds (0.1#10.140)