Arkeolog Temukan Jejak Kaki Anjing di Rumah Berusia 1.500 Tahun di Turki

Jum'at, 29 Januari 2021 - 09:27 WIB
loading...
Arkeolog Temukan Jejak Kaki Anjing di Rumah Berusia 1.500 Tahun di Turki
Excavator Lauren DiSalvo dan peneliti lain menemukan cetakan kaki anjing di salah satu ubin lantai terakota rumah kuno di Turki. Foto/Eksplorasi Arkeologi Sardis dan Harvard College
A A A
ANKARA - Para arkeolog menemukan sebuah rumah berusia 1.500 tahun yang tampak fantastis di Turki. Jejak rumah kuno tersebut dihiasi dengan lukisan dinding dan ubin terakota. Di lantai arkeolog menemukan cetakan kaki anak anjing.

Melihat ornamen rumah yang ada, peneliti memperkirakan kalau rumah tersebut milik pejabat militer prajurit saat itu. "Ubin itu menyimpan cetakan kaki anak anjing dan cetakan kuku kambing," kata Frances Gallart Marques, mantan rekan kurator di Museum Seni Harvard, saat presentasi di pertemuan tahunan virtual bersama Institut Arkeologi Amerika (AIA) dan Society for Classical Studies (SCS). (Baca: Areal Pemakaman dan Harta Karun Nenek Moyang Orang Inggris Ditemukan)

Jejak kaki hewan-hewan itu kemungkinan terjadi ketika mereka berjalan saat ubin tersebut dicetak. Sedangkan gambar seperti ayam atau bebek juga ditemukan di ubin lantai. "Ini digambar dengan jari sebelum ubin itu dipasang," kata Gallart Marques.

Arkeolog Temukan Jejak Kaki Anjing di Rumah Berusia 1.500 Tahun di Turki


Vanessa Rousseau, seorang profesor sejarah seni di Universitas St. Thomas di St. Paul, Minnesota, pada pertemuan virtual tersebut mengatakan, lukisan dinding dilukis di atas plester dan meniru tirai terbungkus dan marmer polikrom.

Perpaduan warna dan ilusi dalam lukisan yang dipadukan dengan kemungkinan dekorasi ayam di lantai serta cahaya yang masuk melalui jendela mungkin telah menciptakan tampilan yang fantastis. Sementara lukisan dan cetakan anak anjing menambah kesan menawan di rumah tersebut. (Baca juga: Bayi Dinosaurus Ternyata Sudah Siap Berburu Sejak Lahir)

Arkeolog juga menilai jika rumah tersebut milik prajurit atau pejabat militer. Dugaan itu diperkuat dengan ditemukannya lima pedang panjang yang menimbulkan pertanyaan apakah penghuninya terlibat dalam peperangan.

Pedang panjang yang ditemukan adalah "spathae", yang merupakan pedang lurus yang digunakan oleh orang Romawi kuno yang panjangnya biasanya lebih dari 20 inci (50 sentimeter).

Mengingat hanya tiga pedang lain yang telah ditemukan di bagian Sardis yang digali, penemuan lima pedang panjang di satu rumah ini luar biasa.

Selain pedang panjang, arkeolog juga menemukan gesper dengan desain yang menunjukkan bahwa itu dipakai oleh anggota militer, dan segel timah yang bisa digunakan untuk mencap dokumen resmi. (Baca juga: Kabar Baik, Vaksin Moderna Dinilai Bisa Redam Varian Virus Corona)

Penemuan ini, bersama dengan lokasi sentral rumah di Sardis, menunjukkan bahwa orang-orang di rumah itu adalah bagian dari militer atau otoritas sipil kota, kata para peneliti.

Rumah itu digunakan selama lebih dari 200 tahun sebelum gempa bumi menghancurkannya pada awal abad ketujuh. Penggalian oleh Ekspedisi Sardis Universitas Harvard dilakukan dengan izin dari pemerintah Turki, dan diarahkan oleh Profesor Nicholas Cahill dari Universitas Wisconsin – Madison.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2136 seconds (0.1#10.140)