Dibalik Kesuksesan Vaksin Moderna, Metode mRNA Dulunya Diabaikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seperti perusahaan lain yang mengembangkan vaksin , Moderna dengan cepat menjadi nama beken di dunia farmasi. Bagi masyarakat umum, vaksin mRNA tampaknya mencapai kata sukses yang diraih dalam "semalam".
Namun sejatinya, itu adalah produk dari penelitian ketat selama beberapa dekade, dikombinasikan dengan kewirausahaan yang berani. Asal mula vaksin Moderna dan Pfizer dapat ditemukan pada masa awal bioteknologi. Pada 1970-an, di Pusat Riset Kanker MIT, Prof Phil Sharp menemukan penyambungan RNA dan mengungkap potensi mRNA.
"Saya telah terlibat dalam biotek hampir sejak kata itu ditemukan. Kami memiliki sains baru, dan kami tahu itu akan berdampak pada dunia," ungkapnya seperti dikutip technologyreview.com.
Pada 1980-an, salah satu pendiri Moderna, Bob Langer, memelopori cara baru untuk memberikan obat, termasuk RNA —pekerjaan yang pada akhirnya berkontribusi pada pengembangan vaksin baru. Tetapi tahun-tahun awal memperjuangkan penemuannya tersebut sangatlah mustahil.
Seperti yang diingat Bob, semua orang mengatakan kepada mereka bahwa itu tidak mungkin, dan sembilan hibah pertamanya pun ditolak. "Saya menemukan lebih dari 200 cara untuk membuatnya tidak berhasil. Tapi akhirnya saya menemukan cara untuk membuatnya bekerja," ujar Bob.
Noubar Afeyan, juga salah satu pendiri Moderna, terjun ke bioteknologi setelah mendapatkan gelar doktor di bidang teknik biokimia. Sejak itu, dia telah membantu menemukan lusinan perusahaan rintisan, beroperasi dengan keyakinan bahwa ilmuwan seharusnya memulai bukan dengan melihat masalah yang ingin mereka selesaikan, tetapi dengan menemukan solusi yang "tidak masuk akal" —dan mencari cara untuk mewujudkannya.
Mereka menolak untuk menyerah, meski mengalami kemunduran yang menakutkan. Membayangkan solusi yang tidak mungkin adalah idenya.
Namun sejatinya, itu adalah produk dari penelitian ketat selama beberapa dekade, dikombinasikan dengan kewirausahaan yang berani. Asal mula vaksin Moderna dan Pfizer dapat ditemukan pada masa awal bioteknologi. Pada 1970-an, di Pusat Riset Kanker MIT, Prof Phil Sharp menemukan penyambungan RNA dan mengungkap potensi mRNA.
"Saya telah terlibat dalam biotek hampir sejak kata itu ditemukan. Kami memiliki sains baru, dan kami tahu itu akan berdampak pada dunia," ungkapnya seperti dikutip technologyreview.com.
Pada 1980-an, salah satu pendiri Moderna, Bob Langer, memelopori cara baru untuk memberikan obat, termasuk RNA —pekerjaan yang pada akhirnya berkontribusi pada pengembangan vaksin baru. Tetapi tahun-tahun awal memperjuangkan penemuannya tersebut sangatlah mustahil.
Seperti yang diingat Bob, semua orang mengatakan kepada mereka bahwa itu tidak mungkin, dan sembilan hibah pertamanya pun ditolak. "Saya menemukan lebih dari 200 cara untuk membuatnya tidak berhasil. Tapi akhirnya saya menemukan cara untuk membuatnya bekerja," ujar Bob.
Noubar Afeyan, juga salah satu pendiri Moderna, terjun ke bioteknologi setelah mendapatkan gelar doktor di bidang teknik biokimia. Sejak itu, dia telah membantu menemukan lusinan perusahaan rintisan, beroperasi dengan keyakinan bahwa ilmuwan seharusnya memulai bukan dengan melihat masalah yang ingin mereka selesaikan, tetapi dengan menemukan solusi yang "tidak masuk akal" —dan mencari cara untuk mewujudkannya.
Mereka menolak untuk menyerah, meski mengalami kemunduran yang menakutkan. Membayangkan solusi yang tidak mungkin adalah idenya.
(iqb)