Bumi Makin Sekarat, Sampah Masker di Dunia Capai 3 Juta Permenit

Kamis, 11 Maret 2021 - 10:22 WIB
loading...
Bumi Makin Sekarat,...
Selama sebulan, manusia menghasilkan sampah masker mencapai 129 miliar atau setara 3 juta masker per menit. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Penelitian terbaru memperkirakan bahwa penggunaan masker selama pandemi ini mencapai angka yang sangat mengejutkan. Selama sebulan, manusia menghasilkan sampah masker mencapai 129 miliar atau setara 3 juta masker per menit. Kebanyakan masker wajah sekali pakai yang terbuat dari mikrofiber plastik.

"Dengan meningkatnya laporan tentang pembuangan masker yang tidak tepat, sangat mendesak untuk mengenali potensi ancaman lingkungan ini dan mencegahnya menjadi masalah plastik berikutnya," tulis para peneliti memperingatkan dalam komentar di jurnal ilmiah Frontiers of Environmental Science & Engineering. (Baca: Pengelolaan Limbah Medis Covid-19 Harus Jadi Perhatian)

Para peneliti tersebut adalah Ahli Toksikologi Lingkungan Elvis Genbo Xu dari Universitas Denmark Selatan dan Profesor Teknik Sipil dan Lingkungan Zhiyong Jason Ren dari Universitas Princeton.

Masker sekali pakai adalah produk plastik yang tidak dapat langsung terurai secara hayati tetapi dapat terfragmentasi menjadi partikel plastik yang lebih kecil, yaitu mikro dan nanoplastik yang tersebar luas di ekosistem.

Produksi besar masker sekali pakai memiliki skala yang sama dengan botol plastik, yang diperkirakan mencapai 43 miliar per bulan.

Namun, berbeda dari botol plastik, (yang aplikasinya 25 persen didaur ulang), tidak ada panduan resmi tentang daur ulang masker, sehingga lebih mungkin dibuang sebagai limbah padat, tulis para peneliti. (Baca juga: Permukaan Laut Naik Drastis, Pesisir Jakarta Paling Terancam di Asia)

Jika tidak dibuang untuk didaur ulang, seperti limbah plastik lainnya, masker sekali pakai dapat mencemari lingkungan, di mana pelapukan dapat menghasilkan sejumlah besar partikel berukuran mikro (lebih kecil dari 5 mm) dalam waktu yang relatif singkat.

"Masalah yang lebih baru dan lebih besar adalah bahwa masker dibuat langsung dari serat plastik berukuran mikro (ketebalan ~ 1 hingga 10 mikrometer)," katanya. Saat rusak di lingkungan, lanjut peneliti, masker dapat melepaskan lebih banyak plastik berukuran mikro, lebih mudah dan lebih cepat daripada plastik curah, seperti kantong plastik.

Para peneliti menekankan bahwa mereka tidak tahu bagaimana masker berkontribusi pada sejumlah besar partikel plastik yang terdeteksi di lingkungan — hanya karena tidak ada data tentang degradasi masker di alam.

"Tapi kami tahu bahwa, seperti sampah plastik lainnya, masker sekali pakai juga dapat menumpuk dan melepaskan zat kimia dan biologis berbahaya, seperti bisphenol A, logam berat, serta mikro-organisme patogen. Ini dapat menimbulkan dampak tidak langsung yang merugikan pada tumbuhan, hewan dan manusia," kata Elvis Genbo Xu. (Baca juga: Meteorit Langka yang Jatuh di Inggris, Mengandung 'Bahan untuk Kehidupan')
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2331 seconds (0.1#10.140)