Sudah Tak Berfungsi, Satelit Cuaca NOAA-17 Dihancurkan di Luar Angkasa
loading...
A
A
A
NEW YORK - Satelit cuaca Amerika Serikat yang pensiun sejak delapan tahun lalu telah dihancurkan di orbit Bumi. Satelit itu pecah menjadi 16 bagian dan menjadi sampah di luar angkasa.
Satelit, dijuluki NOAA-17 yang diluncurkan pada 2002, mulai dinonaktifkan pada 2013 setelah instrumennya mulai gagal. Menurut Skuadron Kontrol Ruang Angkasa, NOAA-17 mulai hancur pada 10 Maret 2021. (Baca: Ironis, LAPAN dan BMKG Numpang Satelit Jepang untuk Pantau Cuaca Indonesia)
"Saat ini, puing-puing tersebut hanya menimbulkan sedikit ancaman bagi Stasiun Luar Angkasa Internasional atau aset ruang angkasa penting lainnya," tulis pejabat NOAA dalam sebuah pernyataan yang dikutip Live Science .
Skuadron Kontrol Luar Angkasa ke-18 mencatat dalam sebuah tweet yang diterbitkan pada hari Kamis (18 Maret 2021) bahwa tidak ada tanda-tanda tabrakan yang memicu pecahnya satelit tersebut.
NOAA tidak memberikan rincian apa pun tentang apa yang menyebabkan insiden itu dan Skuadron Kontrol Luar Angkasa ke-18 tidak menanggapi permintaan untuk informasi lebih lanjut tentang NOAA-17.
NOAA-17 adalah salah satu dari rangkaian satelit yang diluncurkan badan tersebut untuk memantau kondisi cuaca, terus-menerus melihat ke bawah ke petak Bumi. Selama operasinya, NOAA-17 mengorbit Bumi dari kutub ke kutub pada ketinggian sekitar 500 mil (800 kilometer). (Baca juga: Mantan DIrektur Intelijen AS Ungkap Banyaknya Penampakan UFO di Bumi)
Meskipun satelit memiliki umur desain tiga tahun, namun NOAA-17 bisa dioperasikan selama hampir 11 tahun sebelum menghentikannya pada April 2013 karena kegagalan instrumen.
Pendahulu satelit, NOAA-16, yang diluncurkan pada 2000 dan beroperasi selama hampir 14 tahun, mengalami nasib serupa pada 2015.
Saat itu, manajer pesawat ruang angkasa mengambil beberapa langkah untuk mengurangi kemungkinan NOAA-17 mengganggu satelit lain.
"Ketika dinonaktifkan, operasi satelit NOAA mematikan semua pemancar pesawat luar angkasa, melepas baterai, membuka katup pendorong untuk menguras nitrogen dan mengarahkan susunan surya menjauh dari matahari," tulis pejabat badan tersebut. (Baca juga: Kapal Perang AS Akan Dipersenjatai Laser Pemburu dan Pembakar Drone)
Langkah-langkah ini diambil, lanjutnya, untuk meminimalkan risiko gangguan frekuensi radio dengan pesawat ruang angkasa lain setelah penonaktifan.
Satelit, dijuluki NOAA-17 yang diluncurkan pada 2002, mulai dinonaktifkan pada 2013 setelah instrumennya mulai gagal. Menurut Skuadron Kontrol Ruang Angkasa, NOAA-17 mulai hancur pada 10 Maret 2021. (Baca: Ironis, LAPAN dan BMKG Numpang Satelit Jepang untuk Pantau Cuaca Indonesia)
"Saat ini, puing-puing tersebut hanya menimbulkan sedikit ancaman bagi Stasiun Luar Angkasa Internasional atau aset ruang angkasa penting lainnya," tulis pejabat NOAA dalam sebuah pernyataan yang dikutip Live Science .
Skuadron Kontrol Luar Angkasa ke-18 mencatat dalam sebuah tweet yang diterbitkan pada hari Kamis (18 Maret 2021) bahwa tidak ada tanda-tanda tabrakan yang memicu pecahnya satelit tersebut.
NOAA tidak memberikan rincian apa pun tentang apa yang menyebabkan insiden itu dan Skuadron Kontrol Luar Angkasa ke-18 tidak menanggapi permintaan untuk informasi lebih lanjut tentang NOAA-17.
NOAA-17 adalah salah satu dari rangkaian satelit yang diluncurkan badan tersebut untuk memantau kondisi cuaca, terus-menerus melihat ke bawah ke petak Bumi. Selama operasinya, NOAA-17 mengorbit Bumi dari kutub ke kutub pada ketinggian sekitar 500 mil (800 kilometer). (Baca juga: Mantan DIrektur Intelijen AS Ungkap Banyaknya Penampakan UFO di Bumi)
Meskipun satelit memiliki umur desain tiga tahun, namun NOAA-17 bisa dioperasikan selama hampir 11 tahun sebelum menghentikannya pada April 2013 karena kegagalan instrumen.
Pendahulu satelit, NOAA-16, yang diluncurkan pada 2000 dan beroperasi selama hampir 14 tahun, mengalami nasib serupa pada 2015.
Saat itu, manajer pesawat ruang angkasa mengambil beberapa langkah untuk mengurangi kemungkinan NOAA-17 mengganggu satelit lain.
"Ketika dinonaktifkan, operasi satelit NOAA mematikan semua pemancar pesawat luar angkasa, melepas baterai, membuka katup pendorong untuk menguras nitrogen dan mengarahkan susunan surya menjauh dari matahari," tulis pejabat badan tersebut. (Baca juga: Kapal Perang AS Akan Dipersenjatai Laser Pemburu dan Pembakar Drone)
Langkah-langkah ini diambil, lanjutnya, untuk meminimalkan risiko gangguan frekuensi radio dengan pesawat ruang angkasa lain setelah penonaktifan.
(ysw)