WHO Ngibul, 14 Negara Sebut Isi Laporan Cuma Akal-Akalan China

Jum'at, 02 April 2021 - 19:12 WIB
loading...
WHO Ngibul, 14 Negara Sebut Isi Laporan Cuma Akal-Akalan China
Ilustrasi Penanganan virus Covid-19 oleh tim ahli. FOTO/ IST
A A A
WUHAN - Pengumuman resmi Badan Kesehatan Dunia WHO soal belum ditemukannya asal usul COVID-19 membuat geram banyak Negara. WHO dituding berbohong karena tida melaporkan sesuai fakta yang di temukan di Wuhan China,

Seperti dilansir dari Reuters, Laporan survei WHO setebal 123 halaman tentang asal mula epidemi mendefinisikan virus yang bocor dari laboratorium Wuhan sebagai sangat tidak mungkin dan percaya bahwa virus itu sangat mungkin ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain.

Namun, WHO mengatakan selama kunjungan tim investigasi ke Wuhan pada awal Februari lalu, mereka menemui kesulitan dalam mendapatkan data mentah dan aspek lainnya.

“Kami belum menemukan sumber virusnya,” bunyi pernyataan WHO.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa meskipun tim investigasi telah menyimpulkan bahwa kebocoran laboratorium adalah hipotesis yang paling tidak mungkin, penyelidikan lebih lanjut diperlukan dan tim investigasi tambahan dapat dikirim kembali ke Tiongkok untuk menyelidiki lagi.

Pihak Tiongkok juga berpartisipasi dalam penulisan laporan tentang asal mula virus Komunis Tiongkok (COVID-19) yang diterbitkan oleh WHO, membuat kesimpulan laporan tersebut mencurigakan. 14 negara termasuk Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan bersama pada tanggal 30 Maret, meningkatkan keprihatinan bersama pada laporan WHO.

Negara-negara yang menandatangani deklarasi bersama ini termasuk Amerika Serikat, Australia, Kanada, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Israel, Jepang, Latvia, Lithuania, Norwegia, Korea Selatan, Slovenia dan Inggris.

Pernyataan bersama yang dipublikasikan di situs web Departemen Luar Negeri Amerika Serikat itu menunjukkan bahwa perlu untuk mengungkapkan keprihatinan tentang penundaan serius dalam pelaporan tentang ketertelusuran epidemi oleh para ahli internasional dan ketidakmampuan untuk mendapatkan semua dan data dan sampel asli.

Pernyataan bersama yang ditandatangani oleh 14 negara menyatakan bahwa mereka mendukung analisis dan penilaian yang transparan dan independen dari asal mula epidemi tanpa campur tangan atau pengaruh yang tidak semestinya.

Misi ilmiah harus bekerja dalam kondisi membuat rekomendasi dan penemuan yang obyektif dan independen. Hal ini diharapkan dapat membuka jalan bagi tahap selanjutnya dari penelitian asal virus dalam proses yang tepat waktu, transparan, berbasis bukti dan krisis kesehatan berikutnya.

Pernyataan bersama tersebut juga menekankan bahwa sangat penting bagi para ahli independen untuk mendapatkan semua informasi dan penelitian terkait manusia, hewan, dan lingkungan, serta kontak bebas dengan orang-orang yang terlibat pada tahap awal epidemi terkait dengan bagaimana pandemi terjadi
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3047 seconds (0.1#10.140)