Ilmuwan Pastikan Vaksin Covid-19 Harus Disempurnakan seperti ASI
loading...
A
A
A
LONDON - Disaat semua ilmuwan membuat Vaksin Covid-19 , penelitian vaksin Covid-19 yang manjur harus seperti Air Susu Ibu ASI adalah makanan utama untuk bayi selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun dengan makanan pendamping.
ASI diyakini bisa membuat bayi tumbuh sehat dan tak rentan sakit. Ternyata di dalam ASI juga ditemukan antibodi virus Corona.
Dalam kasus seorang ibu di Amerika Serikat bernama Michelle Agard, dokter menyarankan dia untuk berhenti menyusui bayinya yang baru lahir setelah dia didiagnosis dengan Covid-19. Ilmuwan mengumpulkan sampel ASI dari sang ibu.
Seorang ahli imunologi ASI di Fakultas Kedokteran Icahn di Mount Sinai, New York, Rebecca Powell, mendorong penelitian lebih lanjut tentang kemungkinan manfaat antibodi ASI pada penyakit Covid-19. Sebagian besar penelitian berfokus pada antibodi dalam darah.
“Tidak banyak penelitian tentang ASI sebagai pengobatan Covid-19 yang potensial, apalagi manfaatnya,” jelas Powell seperti dilansir dari AsiaOne Jumat (24/7).
Untuk mengembangkan pengobatan antibodi, Powell bekerja dengan Agard, di antara banyak penyintas Covid-19 untuk mengumpulkan sampel ASI. Lebih dari 50 sampel ASI telah dikumpulkan oleh Powell sejauh ini. Dengan lebih dari 800 sampel dikirim ke labnya. Dia juga berusaha untuk menjaga agar pengumpulan ASI tetap steril.
Antibodi Coronavirus ditemukan dalam ASI dari 80 persen yang selamat Covid-19. Dalam penelitian Powell, antibodi Coronavirus ditemukan dalam ASI sebanyak 80 persen dari pasien yang gia uji, termasuk milik Agard.
“Antibodi dalam ASI sangat sulit dibandingkan dengan yang ditemukan dalam darah,” kata Powell.
Pengembangan antibodi dari ASI menurutnya bisa menjanjikan dalam mengembangkan perawatan potensial. Para ahli berusaha untuk menciptakan terapi antibodi yang dapat melemahkan Coronavirus, atau bahkan mencegah infeksi.
“Namun, belum pada kesimpulan bahwa antibodi dalam ASI bukan berarti itu menjamin kekebalan terhadap virus Korona untuk anak-anak,” katanya.
Meski begitu, hadirnya antibodi dalam ASI bukan berarti menjamin anak bisa memiliki tingkat perlindungan dari Covid-19 . Direktur Stanford Health Communication Initiative, Seema Yasmin, menjelaskan masyarakat jangan memiliki asumsi jika menyusui anak mereka, maka anak itu memiliki tingkat perlindungan yang lebih tinggi terhadap Covid-19.
ASI diyakini bisa membuat bayi tumbuh sehat dan tak rentan sakit. Ternyata di dalam ASI juga ditemukan antibodi virus Corona.
Dalam kasus seorang ibu di Amerika Serikat bernama Michelle Agard, dokter menyarankan dia untuk berhenti menyusui bayinya yang baru lahir setelah dia didiagnosis dengan Covid-19. Ilmuwan mengumpulkan sampel ASI dari sang ibu.
Seorang ahli imunologi ASI di Fakultas Kedokteran Icahn di Mount Sinai, New York, Rebecca Powell, mendorong penelitian lebih lanjut tentang kemungkinan manfaat antibodi ASI pada penyakit Covid-19. Sebagian besar penelitian berfokus pada antibodi dalam darah.
“Tidak banyak penelitian tentang ASI sebagai pengobatan Covid-19 yang potensial, apalagi manfaatnya,” jelas Powell seperti dilansir dari AsiaOne Jumat (24/7).
Untuk mengembangkan pengobatan antibodi, Powell bekerja dengan Agard, di antara banyak penyintas Covid-19 untuk mengumpulkan sampel ASI. Lebih dari 50 sampel ASI telah dikumpulkan oleh Powell sejauh ini. Dengan lebih dari 800 sampel dikirim ke labnya. Dia juga berusaha untuk menjaga agar pengumpulan ASI tetap steril.
Antibodi Coronavirus ditemukan dalam ASI dari 80 persen yang selamat Covid-19. Dalam penelitian Powell, antibodi Coronavirus ditemukan dalam ASI sebanyak 80 persen dari pasien yang gia uji, termasuk milik Agard.
“Antibodi dalam ASI sangat sulit dibandingkan dengan yang ditemukan dalam darah,” kata Powell.
Pengembangan antibodi dari ASI menurutnya bisa menjanjikan dalam mengembangkan perawatan potensial. Para ahli berusaha untuk menciptakan terapi antibodi yang dapat melemahkan Coronavirus, atau bahkan mencegah infeksi.
“Namun, belum pada kesimpulan bahwa antibodi dalam ASI bukan berarti itu menjamin kekebalan terhadap virus Korona untuk anak-anak,” katanya.
Meski begitu, hadirnya antibodi dalam ASI bukan berarti menjamin anak bisa memiliki tingkat perlindungan dari Covid-19 . Direktur Stanford Health Communication Initiative, Seema Yasmin, menjelaskan masyarakat jangan memiliki asumsi jika menyusui anak mereka, maka anak itu memiliki tingkat perlindungan yang lebih tinggi terhadap Covid-19.
(wbs)