Pandemi Covid-19 dan Bencana Alam di 2021 Jadi Prioritas Gerakan Pentahelix

Rabu, 09 Juni 2021 - 10:15 WIB
loading...
A A A
Bukan tanpa alasan ia menyampaikan peringatan tersebut. Faisal yang sudah setahun terakhir melakukan kampanye distribusi puluhan juta masker medis, Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan, serta berbagai bahan pokok kepada masyarakat kerap menemui keprihatinan yang sama.

Dalam kegiatan distribusi lima juta masker medis yang GP Ansor lakukan bersama Aice Group dan Kantor Staf Presiden (KSP) di 20 kota Indonesia, para aktivis membangun gerakan pentahelix yang terdiri dari banyek elemen pemangku kepentingan. Tidak main-main, gerakan ini melibatkan puluhan Pemerintah Daerah, ratusan ormas dan organisasi kampus serta keagamaan, hingga ratusan media massa nasional dan daerah.

Kampanye distribusi 5 juta masker medis SHIELD-Aice yang dijalankan enam bulan sejak Oktober tahun lalu tersebut dijalankan di Jakarta, Bogor, Cirebon, Bandung, Rembang, Semarang, Batang, Surabaya, Ambon, Palembang, Medan, Batam, Yogyakarta, Malang, Lumajang, Denpasar, Makassar, Lampung, Banjarmasin hingga terakhir di Manado.

Masker medis yang didistribusikan dalam kampanye bernama Aice-SHIELD ini memiliki spesikasi tinggi. Masker medis ini memiliki bahan berkualitas tinggi dan diproduksi sendiri oleh Aice Group. Pihak Aice juga menjelaskan bahwa SHIELD sudah mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Selain 5 juta masker medis yang didistribusikan ke kalangan masyarakat luas di 20 kabupaten dan kota, Aice juga membagikan 15 juta masker lainnya ke masyarakat lewat jaringan penjual es krim Aice di masyarakat. Semua masker dibagikan secara gratis sebagai sumbangan kemanusiaan dan tidak diperjualbelikan.

Dalam perjalanannya, kampanye distribusi jutaan masker ini menemui banyak hal menarik yang berguna dalam memperbaiki langkah pemerintah dan masyarakat dalam melawan pandemi.

Juru Bicara sekaligus Brand Manager Aice Group sebagai donatur jutaan masker dan juga pemobilisasi ratusan ribu warung Aice yang ikut menyumbangkan 15 juta masker medis ke warga dan konsumen, mengakui berbagai aspek sosial dan budaya yang memengaruhi kesuksesan kampanye masker di masyarakat.

“Kami melihat masyarakat grassroot banyak menyuarakan isu ekonomi dan kesulitan hidup sebagai dampak pandemi. Kombinasi penanganan ekonomi oleh pemerintah, dengan kebutuhan edukasi lewat tiap kearifan lokal agar warga mau membatasi jarak dan memakai masker, membuat kami yakin pentahelix dari tokoh masyarakat, agamawan, budayawan, kepala daerah dan peran media menjadi kunci sukses pencegahan perluasan pandemi,” jelas Sylvana.

Menurut Sylvana, penjelasan dan contoh dari para key opinion leader dan tokoh masyarakat bawah dalam berbagai dimensi meningkatkan kans keberhasilan menekan laju penularan virus tersebut.

Karenanya, ia bersama dengan KSP dan GP Ansor menggunakan jejaring masyarakat bawah yang menggunakan bahasa lokal, ajaran agama, penokohan pemimpin daerah, dan komunikasi publik lewat media massa dan medsos di puluhan kota tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2523 seconds (0.1#10.140)