Purnama hingga Hujan Meteor Terjadi di Pekan Keempat Juni 2021

Rabu, 23 Juni 2021 - 15:32 WIB
loading...
Purnama hingga Hujan Meteor Terjadi di Pekan Keempat Juni 2021
ilustrasi hujan Meteor FOTO/ DOK ist
A A A
JAKARTA - Memasuki pekan keempat di Juni 2021, tercatat ada beberapa fenomena langit yang akan terjadi.

Setidaknya ada 6 fenomena langit yang tercatat dalam kalender astronomi Pusat Sains Antariksa LAPAN.



Melalui Instagram resminya pussainsa_lapan, berikut fenomena astronomi yang terjadi mulai 23-30 Juni 2021.

1. Konjungsi Bulan-Antares

Puncak konjungsi Bulan-Antares terjadi pada 23 Juni 2021 pukul 12.06 WIB. Fenomena ini sudah dapat disaksikan sejak senja dari arah Timur-Tenggara, berkulminasi di Selatan sebelum tengah malam kmeudian terbenam di arah Barat-barat Daya sebelum fajar.

2. Perige Bulan

Perige Bulan di Juni ini akan terjadi 23 Juni pukul 17.03 WIB. Fenomena ini dapat disaksikan sejak pukul 16.30 waktu setempat dari arah timur-tenggara, berkulminasi di arah selatan keesokan harinya pukul 22.45 waktu setempat.

Kemudian terbenam kesokan harinya di arah baratbarat daya sekitar pukul 05.00 waktu setempat.

3. Fase Bulan Purnama

Puncak fase bulan purnama di Juni terjadi pada 25 Juni 2021 pukul 01/39 WIB. Secara tradisional, bulan Juni disebut juga sebagai Bulan Purnama Stroberi karena di belahan utara Bumi, buah stroberi menjadi lebih matang dan siap untuk dipanen.

4. Konjungsi Tripel Bulan- Jupiter-Saturnus

Fenomena ini berlangsung selama empat hari sejak 26-29 Juni mendatang. Dapat disaksikan sejak tengah malam hingga fajar.

Kecerlangan Jupiter bervariasi antara -2,60 hingga -2,62 sedangkan kecerlangan Saturnus bervariasi antara +0,42 hingga +0,40.

5. Hujan Meteor Bootid

Puncaknya terjadi pada 27 Juni dengan intensitas bervariasi antara 0-100 meterot perjam ketika di zenit.

Dapat disaksikan dari arah Timur Laut ketika senja, berkulminasi di arah Utara pada 20.30. Hujan meteoir ini berasal dari sisa debu komet periodik 7P/Pons-Winnecke.

6. Hujan Meteor Scutid

Hujan Meteor Scutid aktif sejak 2 Juni lalu hingga 29 Juli mendatang. Puncaknya terjadi di 27 Juni dengan intensitas bervariasi antara 2-4 meteor per jam ketika di zenit.

Hujan meteor ini diduga berasal dari sisa debu asteroid 2004 CL (331876).
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2349 seconds (0.1#10.140)