4 Fenomena Astronomi di Pekan Kedua Juli 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pekan kedua di bulan Juli 2021 akan kehadiran beberapa fenomena astronomi.
Menurut catatan LAPAN yang diunggah di akun Instagram, setidaknya akan terjadi 4 fenomena astronomi di pekan kedua ini.
Apa saja? Berikut selengkapnya.
1. Aphelion Mars (13 Juli)
Mars akan mencapai titik terjauh dengan Matahari (aphelion) pada pukul 08.36 WIB dengan jarak 249,2 juta km. Mars baru dapat diamati sejak pukul 18.40 WIB dari arah barat-barat laut selama 60 menit dengan magnitudo +1,83.
Orbit MArs yang lebih lonjong dibandingkan orbit Bumi membuat aphelion MArs lebih panjang 10,5% trhadap jarak rata-rata Mars ke Matahari. Aphelion Mars terjadi rata-rata setiap 687 hari sekali.
2. Matahari di atas Ka'bah (15 Juli)
Fenomena yang disebut juga istiwa'ul A'zham (great culmination) ini terjadi ketika deklinasi Matahari bernilai sama dengan lintang geografis Ka'bah. Sehingga ketika tengah hari, Matahari tepat berada di atas Ka'bah.
Fenomena ini dapat digunakan untuk mengecek arah kiblat di Indonesia, kecuali sebagian Propinsi Maluku, Kota Tual, Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kabupaten Kep.Aru, dan Propinsi Papua Barat serta Propinsi Papua.
Menurut catatan LAPAN yang diunggah di akun Instagram, setidaknya akan terjadi 4 fenomena astronomi di pekan kedua ini.
Apa saja? Berikut selengkapnya.
1. Aphelion Mars (13 Juli)
Mars akan mencapai titik terjauh dengan Matahari (aphelion) pada pukul 08.36 WIB dengan jarak 249,2 juta km. Mars baru dapat diamati sejak pukul 18.40 WIB dari arah barat-barat laut selama 60 menit dengan magnitudo +1,83.
Orbit MArs yang lebih lonjong dibandingkan orbit Bumi membuat aphelion MArs lebih panjang 10,5% trhadap jarak rata-rata Mars ke Matahari. Aphelion Mars terjadi rata-rata setiap 687 hari sekali.
2. Matahari di atas Ka'bah (15 Juli)
Fenomena yang disebut juga istiwa'ul A'zham (great culmination) ini terjadi ketika deklinasi Matahari bernilai sama dengan lintang geografis Ka'bah. Sehingga ketika tengah hari, Matahari tepat berada di atas Ka'bah.
Fenomena ini dapat digunakan untuk mengecek arah kiblat di Indonesia, kecuali sebagian Propinsi Maluku, Kota Tual, Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kabupaten Kep.Aru, dan Propinsi Papua Barat serta Propinsi Papua.