Periset Gunadarma Ciptakan RoboHelm yang Efektif Perangi COVID-19
loading...
A
A
A
DEPOK - Perguruan tinggi di Tanah Air berlomba-lomba berkontribusi kepada bangsa dalam memerangi COVID-19 . Sekarang, giliran Universitas Gunadarma yang memperlihatkan kemampuan risetnya. (Baca juga: Kemensos Buat Tiga Skema Penanganan Terdampak Covid-19 )
Mereka fokus meneliti seputar alat ventilator. Para periset di Universitas Gunadarma meyakini alat temuannya dapat digunakan untuk membantu kelancaran pernafasan pasien COVID-19.
Hasil temuan tersebut dinamakan Robovent 1. Alat ini telah berhasil lulus uji Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta sebagai perangkat resutitator emergensi ventilator pada 18 Mei 2020. Saat ini alat sedang diuji klinis untuk memperoleh izin produksi.
Rektor Universitas Gunadarma, Margianti mengatakan, Robovent-1 ini dibuat sebagai kontribusi Universitas Gunadarma membantu pemerintah dalam menangani pandemik COVID-19. Alat dapat membantu pasien yang menderita gagal nafas akibat virus pada gejala klinis tahap dua.
“Pengembangan Robovent-1 ini bekerja sama dengan PT Sari Teknologi dan PT. Inti Inovasi Teknologi. Proses pengujian teknis BPFK dilakukan secara lengkap mencakup: volume tidal (vt), respiratory rate (RR), rasio inspirasi dan ekspirasi (I/E), PEEP, PIP, keselamatan kelistrikan, keandalan, serta sistem alarm,” katanya, Kamis (28/5/2020).
Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma, Adang Suhendra menambahkan, teknologinya berbasis Internet of Things (IoT). Temuan ini sendiri merupakan hasil penelitian dari sejumlah pakar Universitas Gunadarma yang terdiri dari Falkutas Teknologi Industri, Falkutas Kedokteran, serta Falkutas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi terlibat yang langsung terlibat dalam riset pengembangan alat tersebut.
“Kelebihan Robovent-1 dibandingkan dengan yang sudah ada adalah teknologi IoT, di mana tenaga medis dapat memantau pasien secara jarak jauh. Jadi sangat untuk penanganan pasien penyakit menular seperti COVUD-19,” katanya.
Di tempat yang sama, PIC Research, Yohanes Kurnia mengatakan, Universitas Gunadarma juga telah menghasilkan produk inovatif hasil penelitian yang terkait COVID-19. Di antaranya, perangkat lunak aplikasi medis untuk mendeteksi kanker paru dalam ruang 2 dan 3 dimensi, sistem pakar untuk diagnosis kanker paru LCDiagnosis, sistem monitoring Covid-19.
Yohanes menjelaskan, khusus RoboHelm, ini adalah salah satu alat yang cukup efektif dan mudah untuk digunakan. Bahkan karena ukurannya hanya seperti koper, alat dinyatakan mampu dibawa tenaga medis hingga ke daerah pelosok.
“RoboHelm adalah helm cpap yang merupakan modifikasi dari Tim RoboVent yang dapat digunakan semua alat chip,” kata Yohanes.
Keunggulan dari hasil penelitian perangkat ini ialah alat ini lebih nyaman digunakan, mengurangi resiko kontaminasi ke ruang perawatan dan tenaga medis, kemudian mengurangi dampak lecet di kulit akibat tekanan, sehingga dapat digunakan lebih lama. “Alat ini jauh lebih murah dan sangat-sangat bisa untuk memangkas biaya kesehatan khususnya penanganan COVID. Jadi kalau ini digunakan saya yakin kita akan dapat dengan cepat memulihkan keadaan,” pungkasnya.
Mereka fokus meneliti seputar alat ventilator. Para periset di Universitas Gunadarma meyakini alat temuannya dapat digunakan untuk membantu kelancaran pernafasan pasien COVID-19.
Hasil temuan tersebut dinamakan Robovent 1. Alat ini telah berhasil lulus uji Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta sebagai perangkat resutitator emergensi ventilator pada 18 Mei 2020. Saat ini alat sedang diuji klinis untuk memperoleh izin produksi.
Rektor Universitas Gunadarma, Margianti mengatakan, Robovent-1 ini dibuat sebagai kontribusi Universitas Gunadarma membantu pemerintah dalam menangani pandemik COVID-19. Alat dapat membantu pasien yang menderita gagal nafas akibat virus pada gejala klinis tahap dua.
“Pengembangan Robovent-1 ini bekerja sama dengan PT Sari Teknologi dan PT. Inti Inovasi Teknologi. Proses pengujian teknis BPFK dilakukan secara lengkap mencakup: volume tidal (vt), respiratory rate (RR), rasio inspirasi dan ekspirasi (I/E), PEEP, PIP, keselamatan kelistrikan, keandalan, serta sistem alarm,” katanya, Kamis (28/5/2020).
Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma, Adang Suhendra menambahkan, teknologinya berbasis Internet of Things (IoT). Temuan ini sendiri merupakan hasil penelitian dari sejumlah pakar Universitas Gunadarma yang terdiri dari Falkutas Teknologi Industri, Falkutas Kedokteran, serta Falkutas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi terlibat yang langsung terlibat dalam riset pengembangan alat tersebut.
“Kelebihan Robovent-1 dibandingkan dengan yang sudah ada adalah teknologi IoT, di mana tenaga medis dapat memantau pasien secara jarak jauh. Jadi sangat untuk penanganan pasien penyakit menular seperti COVUD-19,” katanya.
Di tempat yang sama, PIC Research, Yohanes Kurnia mengatakan, Universitas Gunadarma juga telah menghasilkan produk inovatif hasil penelitian yang terkait COVID-19. Di antaranya, perangkat lunak aplikasi medis untuk mendeteksi kanker paru dalam ruang 2 dan 3 dimensi, sistem pakar untuk diagnosis kanker paru LCDiagnosis, sistem monitoring Covid-19.
Yohanes menjelaskan, khusus RoboHelm, ini adalah salah satu alat yang cukup efektif dan mudah untuk digunakan. Bahkan karena ukurannya hanya seperti koper, alat dinyatakan mampu dibawa tenaga medis hingga ke daerah pelosok.
“RoboHelm adalah helm cpap yang merupakan modifikasi dari Tim RoboVent yang dapat digunakan semua alat chip,” kata Yohanes.
Keunggulan dari hasil penelitian perangkat ini ialah alat ini lebih nyaman digunakan, mengurangi resiko kontaminasi ke ruang perawatan dan tenaga medis, kemudian mengurangi dampak lecet di kulit akibat tekanan, sehingga dapat digunakan lebih lama. “Alat ini jauh lebih murah dan sangat-sangat bisa untuk memangkas biaya kesehatan khususnya penanganan COVID. Jadi kalau ini digunakan saya yakin kita akan dapat dengan cepat memulihkan keadaan,” pungkasnya.
(iqb)