Bisa Picu Depresi dan Kecemasan, Begini Cara Bangkitkan Rasa Pede
loading...
A
A
A
JAKARTA - Insecurity sekarang jadi momok besar bagi banyak kalangan. Perasaan ragu, cemas, khawatir, dan kurang percaya diri ini susah sekali disingkirkan dari kepala. Banyak yang mengira bahwa mereka butuh pengakuan dari orang lain untuk bisa keluar dari insecurity.
Seperti misalnya kadang kita merasa insecure apakah terlalu tinggi atau pendek, terlalu tua atau terlalu muda, rambut terlalu ikal atau lurus, dan lain sebagainya, selalu memikirkan apa kata orang lain yang membuat kita jadi mengiba tepuk tangan, medali atau penghargaan demi memutus rasa insecure dan mendapatkan pengakuan, seperti mengharapkan like di social media, pujian dari orang lain dan sebagainya. Padahal dalam kehidupan kendali ada pada diri kita untuk menjadi pemenang.
Menghadapi ini, PT Sasa Inti (SASA) sebagai perusahaan pelopor fenomena bumbu dapur di Indonesia tak pernah lelah berinovasi. Tahun ini SASA kembali mengeluarkan terobosan kampanye baru dengan meluncurkan iklan televisi baru bertajuk "We are MSG,
Micin Self-Approved Generation - Be You Be Confident". Dikemas dengan visual yang menarik, video berdurasi 1 menit ini memperlihatkan berbagai sosok anak muda yang memiliki latar belakang dan permasalahan yang berbeda-beda pula seperti insecurity.
“Saatnya terima diri kita apa adanya. Ga perlu insecure dan mencari persetujuan orang lain, Jangan biarkan rasa insecure mempengaruhimu. Be you be confident!” Albert Dinata, Marketing Director, Consumer Acquisition & Retention at PT. Sasa Inti
Seperti diketahui kini banyak yang insecure atau tak percaya diri dengan pencapaian atau prestasi mereka. Tak sedikit pula yang membandingkan perubahan fisik mereka pada orang lain, sehingga menimbulkan dampak negatif pada kesehatan mental dan rasa percaya dirinya.
Membandingkan diri dengan orang lain yang dianggap "lebih ideal" dapat memicu perasaan tidak puas dengan penampilan dan tubuh kita sendiri. Hal ini dapat mengarah pada rasa minder, malu, dan bahkan kebencian terhadap diri sendiri.
Dalam kasus yang parah, perbandingan sosial dapat memicu depresi dan kecemasan. Kita mungkin merasa terisolasi dan putus asa, dan kehilangan minat dalam aktivitas yang dulu kita sukai.
Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki tubuh dan penampilan yang unik. Kita semua memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan membuat kita merasa tidak bahagia dan tidak puas.
Seperti misalnya kadang kita merasa insecure apakah terlalu tinggi atau pendek, terlalu tua atau terlalu muda, rambut terlalu ikal atau lurus, dan lain sebagainya, selalu memikirkan apa kata orang lain yang membuat kita jadi mengiba tepuk tangan, medali atau penghargaan demi memutus rasa insecure dan mendapatkan pengakuan, seperti mengharapkan like di social media, pujian dari orang lain dan sebagainya. Padahal dalam kehidupan kendali ada pada diri kita untuk menjadi pemenang.
Menghadapi ini, PT Sasa Inti (SASA) sebagai perusahaan pelopor fenomena bumbu dapur di Indonesia tak pernah lelah berinovasi. Tahun ini SASA kembali mengeluarkan terobosan kampanye baru dengan meluncurkan iklan televisi baru bertajuk "We are MSG,
Micin Self-Approved Generation - Be You Be Confident". Dikemas dengan visual yang menarik, video berdurasi 1 menit ini memperlihatkan berbagai sosok anak muda yang memiliki latar belakang dan permasalahan yang berbeda-beda pula seperti insecurity.
“Saatnya terima diri kita apa adanya. Ga perlu insecure dan mencari persetujuan orang lain, Jangan biarkan rasa insecure mempengaruhimu. Be you be confident!” Albert Dinata, Marketing Director, Consumer Acquisition & Retention at PT. Sasa Inti
Seperti diketahui kini banyak yang insecure atau tak percaya diri dengan pencapaian atau prestasi mereka. Tak sedikit pula yang membandingkan perubahan fisik mereka pada orang lain, sehingga menimbulkan dampak negatif pada kesehatan mental dan rasa percaya dirinya.
Membandingkan diri dengan orang lain yang dianggap "lebih ideal" dapat memicu perasaan tidak puas dengan penampilan dan tubuh kita sendiri. Hal ini dapat mengarah pada rasa minder, malu, dan bahkan kebencian terhadap diri sendiri.
Dalam kasus yang parah, perbandingan sosial dapat memicu depresi dan kecemasan. Kita mungkin merasa terisolasi dan putus asa, dan kehilangan minat dalam aktivitas yang dulu kita sukai.
Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki tubuh dan penampilan yang unik. Kita semua memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan membuat kita merasa tidak bahagia dan tidak puas.
(wbs)