Ungkap Rahasia Umur Panjang Orang Jepang, Ilmuwan Ingin Buat Pil Abadi
loading...
A
A
A
TOKYO - Sebuah penelitian terhadap orang Jepang yang umurnya panjang atau lebih dari 100 tahun menemukan bahwa mereka menyimpan kelompok bakteri yang berbeda di usus mereka. Bakteri ini menghasilkan senyawa unik dan bahkan mungkin menangkal infeksi dan penyebab stres lingkungan lainnya.
Dilansir Sciencealert, Minggu (1/8/2021), studi dilakukan dengan meneliti 160 orang dari seluruh Jepang yang memiliki usia rata-rata 107 tahun. Peneliti membandingkan kumpulan bakteri yang ditemukan dalam sampel tinja mereka dengan usus 112 orang lanjut usia di berusia sekitar 80 tahunan dan orang yang berusia sekitar 47 tahunan.
Para peneliti, yang dipimpin oleh ahli mikrobiologi Yuko Sato dari Keio University School of Medicine di Tokyo, mencari perbedaan dalam mikrobioma usus mereka – yaitu, jenis spesies bakteri yang ada dan jenis senyawa yang mereka hasilkan.
Penelitian sebelumnya terhadap orang berusia 100 tahun lebih dari Sardinia di Italia telah menemukan bahwa orang tersebut memiliki keragaman spesies mikrobiota inti yang lebih tinggi yang hidup di usus mereka daripada orang muda dan orang tua.
Ilmuwan mempelajari mikrobioma usus ini untuk mencari tahu seperti apa yang sehat. Para ilmuwan mungkin dapat menemukan cara untuk mengubah komunitas bakteri atau memperbaiki ketidakseimbangan mereka untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan orang lain.
Sementara studi baru di Jepang ini menunjukkan tanda-tanda khas penuaan, seperti peradangan tingkat rendah, "mayoritas mereka bebas dari penyakit kronis seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan kanker," tulis para peneliti dalam jurnal mereka.
Sementara percobaan laboratorium ini membantu menjelaskan bagaimana spesies bakteri yang ditemukan pada orang yang berusia seratus tahun dapat menawarkan perlindungan terhadap infeksi melalui asam empedu.
Ahli fisiologi penelitian Kim Barrett, di UC San Diego, yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan, banyak penelitian yang berusaha untuk melibatkan keberadaan mikrobioma spesifik dengan kondisi tertentu pada manusia. Namun sebagian besar penelitian hanya mengungkapkan korelasi daripada kausalitas.
Di sisi lain, asam empedu muncul sebagai kelas baru hormon usus yang tampaknya melakukan lebih dari sekadar membantu pencernaan dan penyerapan lemak, kata Barrett. "Bisa dibayangkan bahwa memanipulasi konsentrasi asam empedu tertentu, baik mikroba atau dengan memberikannya secara langsung, dapat memberikan manfaat kesehatan," katanya.
Namun sejauh ini perawatan probiotik yang mengandung bakteri hidup yang dianggap memberikan manfaat kesehatan memiliki hasil yang bervariasi dalam penelitian. Diperlukan lebih banyak penelitian lagi sebelum ilmuwan dapat membuat pil yang bisa membuat umur manusia panjang atau manusia abadi.
Dilansir Sciencealert, Minggu (1/8/2021), studi dilakukan dengan meneliti 160 orang dari seluruh Jepang yang memiliki usia rata-rata 107 tahun. Peneliti membandingkan kumpulan bakteri yang ditemukan dalam sampel tinja mereka dengan usus 112 orang lanjut usia di berusia sekitar 80 tahunan dan orang yang berusia sekitar 47 tahunan.
Para peneliti, yang dipimpin oleh ahli mikrobiologi Yuko Sato dari Keio University School of Medicine di Tokyo, mencari perbedaan dalam mikrobioma usus mereka – yaitu, jenis spesies bakteri yang ada dan jenis senyawa yang mereka hasilkan.
Penelitian sebelumnya terhadap orang berusia 100 tahun lebih dari Sardinia di Italia telah menemukan bahwa orang tersebut memiliki keragaman spesies mikrobiota inti yang lebih tinggi yang hidup di usus mereka daripada orang muda dan orang tua.
Ilmuwan mempelajari mikrobioma usus ini untuk mencari tahu seperti apa yang sehat. Para ilmuwan mungkin dapat menemukan cara untuk mengubah komunitas bakteri atau memperbaiki ketidakseimbangan mereka untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan orang lain.
Sementara studi baru di Jepang ini menunjukkan tanda-tanda khas penuaan, seperti peradangan tingkat rendah, "mayoritas mereka bebas dari penyakit kronis seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan kanker," tulis para peneliti dalam jurnal mereka.
Sementara percobaan laboratorium ini membantu menjelaskan bagaimana spesies bakteri yang ditemukan pada orang yang berusia seratus tahun dapat menawarkan perlindungan terhadap infeksi melalui asam empedu.
Ahli fisiologi penelitian Kim Barrett, di UC San Diego, yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan, banyak penelitian yang berusaha untuk melibatkan keberadaan mikrobioma spesifik dengan kondisi tertentu pada manusia. Namun sebagian besar penelitian hanya mengungkapkan korelasi daripada kausalitas.
Di sisi lain, asam empedu muncul sebagai kelas baru hormon usus yang tampaknya melakukan lebih dari sekadar membantu pencernaan dan penyerapan lemak, kata Barrett. "Bisa dibayangkan bahwa memanipulasi konsentrasi asam empedu tertentu, baik mikroba atau dengan memberikannya secara langsung, dapat memberikan manfaat kesehatan," katanya.
Namun sejauh ini perawatan probiotik yang mengandung bakteri hidup yang dianggap memberikan manfaat kesehatan memiliki hasil yang bervariasi dalam penelitian. Diperlukan lebih banyak penelitian lagi sebelum ilmuwan dapat membuat pil yang bisa membuat umur manusia panjang atau manusia abadi.
(ysw)