Sains, Kunci Rahasia China Pimpin Perolehan Medali Olimpiade

Minggu, 08 Agustus 2021 - 11:00 WIB
loading...
Sains, Kunci Rahasia China Pimpin Perolehan Medali Olimpiade
CASC membuat terowongan angin khusus agar tim renang China berhasil meraih prestasi maksimal di Olimpiade Tokyo 2020. Foto/Weibo.
A A A
TOKYO - China terus memimpin perolehan medali di ajang Olimpiade Tokyo 2020. Hingga berita ini diturunkan China sudah memimpin Olimpiade Tokyo 2020 dengan perolehan 87. Capaian ini akan terus bertambah mengingat masih ada beberapa cabang olahraga yang diikuti oleh atlet-atlet perwakilan China.

Capaian ini memang jadi istimewa mengingat pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, China harus puas di posisi kedua, kalah dari Amerika Serikat, dengan perolehan medali 70. Menariknya lagi dalam dua dekade belakangan China tidak pernah terlempar dari peringkat 5 besar perolehan medali Olimpiade.

Lalu apa yang membuat China begitu digdaya terutama di Olimpiade Tokyo 2020? Dalam film Iron Man 2 yang dirilis pada 2010, Howard Stark, ayah dari sang Iron Man Tony Stark mengucapkan ungkapan yang legendaris. "Segala hal bisa diraih melalui sains dan teknologi," ucapnya.



Dan memang sains dan teknologi yang membuat China begitu perkasa di cabang-cabang olahraga di Olimpiade Tokyo 2020. China meyakini kerja keras dan latihan spartan bukan satu-satunya kunci untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Perlu pendampingan teknologi dan sains yang membuat semuanya jadi lebih terukur.

Para atlet-atlet China tidak hanya berlatih di ruang latihan tapi juga di laboratorium khusus dimana mereka mensimulasikan berbagai gerakan kunci yang membuat mereka jadi yang terbaik. Ambil contoh keberhasil tim renang China di ajang Olimpiade Tokyo 2020. Pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, tim renang China hanya berhasil meraih satu medali emas, dua perak dan tiga perunggu.

Sains, Kunci Rahasia China Pimpin Perolehan Medali Olimpiade


Kini di Olimpiade Tokyo 2020 mereka berenang lebih cepat dan lebih kuat. Total mereka berhasil memmbawa pulang tiga emas, dua perak dan satu perunggu. Melonjak drastis dibandingkan perolehan di Brasil.

Untuk mencapai hal itu tim renang China memang sangat memanfaatkan teknologi luar angkasa. Setelah mati-matian berlatih di kolam renang, mereka menyempurnakan kemampuan teknis mereka di terowongan angin berukuran kompak yang dibuat oleh China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC).

Sejatinya terowongan angin digunakan oleh CASC untuk menemukan kecepatan dan kemampuan roket-roket buatan China. Untuk tim renang China, terowongan angin itu diharapkan mampu menemukan postur yang tepat dan gerakan yang hebat agar mereka bisa melaju di kolam renang secepat roket.

"Melalui data analis, tim CASC memformulasikan progran latihan ilmiah dan dukungan sains agar meningkatkan performa mereka," tulis CASC seperti dikutip Weibo.

Teknologi yang sama juga diterapkan ke tim dayung China. CASC membuatkan terowongan angin yang sedikit berbeda karena memang medan pertarungannnya juga berbeda. Terowongan angin itu dibuat sedemikian rupa agar bisa memberikan hambatan yang sama seperti halnya berada di trek dayung.

"Simulasi di terowongan tim dayung harus benar-benar sama dengan trek lomba. Permukaan air harus bisa dibuat di terowongan itu. Hal lain yang penting adalah tekanan aerodinamis di atas permukaan air yang harus dhitung," terang CASC.



Hasilnya sangat impresif karena tim dayung China justru tidak hanya meraih emas tapi juga mencetak rekor dunia yang telah bertahan lama sejak 2014 yang dibuat tim nasional Jerman. Lebih hebatnya lagi capaian itu lebih cepat satu detik dari yang dibuat tim nasional Jerman.

Akselerasi yang dibuat oleh China di ajang Olimpiade memang mengagumkan. Mereka memang tidak serta-merta menjadikan teknologi dan sains sebagai upaya terakhir untuk meraih prestasi maksimal.

Sains, Kunci Rahasia China Pimpin Perolehan Medali Olimpiade


Alih-alih semuanya dilakukan tahap demi tahap hingga teknologi dan sains yang ada memungkinkan. Dalam dokumen resmi yang dibuat oleh General Administration of Sport China ada empat tahapan yang perlu dijalankan China agar atlet-atlet mereka menjadi yang terbaik di dunia terutama di ajang Olimpiade.

Tahapan pertama yang dilakukan China adalah mencari bakat-bakat terbaik China dan melatihnya dengan keras. Di tahapan itu China meminta para atlet mereka mengandalkan kemampuan fisik prima yang dicapai melalui latihan ekstra keras.

Pada tahun 1979, tahapan itu kemudian beralih pada teknik manajemen olahraga yang lebih baik dan profesional. Saat itu China mulai memodernisasi sistem latihan dan mengatur dengan cermat segala hal yang dibutuhkan oleh atlet-atlet China untuk mendapatkan kemampuan maksimal.

Tahapan ketiga beralih pada tahapan terobosan cepat. Hal ini dilakukan karena pada 2008, China menjadi tuan rumah Olimpiade. Berbagai terobosan dilakukan agar China bisa menjadi juara di rumahnya sendiri.

"Pada Olimpiade Beijing 2008, kami mencapai tujuan peringkat pertama di dunia dalam medali emas dan medali, meningkatkan kekuatan komprehensif olahraga kompetitif, membentuk citra internasional yang baik, dan membuat lompatan bersejarah dalam daya saing internasional olahraga kompetitif," tulis dokumen itu.



Sains, Kunci Rahasia China Pimpin Perolehan Medali Olimpiade


Setelah Olimpiade Beijing 2008, China langsung beralih pada tahapan keempat yakni transformasi dan peningkatan perkembangan menyeluruh. Di tahapan inilah dukungan sains dan teknologi, terutama teknologi luar angkasa digunakan. Momen ini jadi waktu yang tepat karena China sudah memiliki sains dan teknologi yang mumpuni. Teknologi luar angkasa mereka sudah sama dahsyatnya dengan Amerika Serikat, Rusia dan Eropa.

Sementara Dr Geoff Dickson, Director of the Centre for Sport and Social Impact at La Trobe University, kepada ABC mengatakan selain adanya dukungan sains dan teknologi, China juga menjalankan kebijakan khusus dalam melatih atlet-atlet mereka. Kebijakan "Invite-in and go-out". China selalu mengundang atlet-atlet terbaik di dunia untuk datang ke China dan menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Di saat yang bersamaan mereka juga keluar kandang untuk mencari tahu apa kelebihan atlet negara lain dan kekurangan mereka.

"Mereka mencatat semuanya dengan teliti dan mempelajarinya dengan baik," ujar Dr Geoff Dickson.

Terakhir Dr Geoff Dickson tidak memungkiri masalah nasionalisme adalah satu hal yang tidak bisa ditukar. Nasionalisme para atlet China sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Hal ini juga yang membuat mereka selalu berupaya keras di semua cabang olahraga yang mereka geluti. "Atlet memiliki posisi yang tinggi di China," jelasnya.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3895 seconds (0.1#10.140)